Ikuti Kami

Diari

Empat Cara Mengatasi Sindrom Pranikah Calon Pengantin

Nasihat Pernikahan Gus Mus
Doa untuk Pengantin Baru

BincangMuslimah.Com – Jelang acara pernikahan, tidak jarang para calon pengantin mengalami sindrom pranikah. Di satu sisi muncul perasaan bahagia, tetapi di sisi lain justru muncul perasaan was-was dan ragu-ragu. Keragu-raguan ini biasanya menyangkut kemantapan hati untuk menjalani pernikahan yang akan dilewati bersama calon pasangan. Sejumlah pertanyaan tiba-tiba muncul berseliweran, apakah kehidupan pernikahan ini akan berjalan lancar? Apakah kebutuhan keluarga nantinya akan tercukupi dengan baik? Atau, akankah pernikahan ini akan bertahan langgeng hingga maut memisahkan?

Tak bisa dipungkiri, pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering bermunculan di benak calon pengantin, dan hal ini sangat mengganggu karena berpotensi mempengaruhi kemantapan dan kesiapan hati dalam menyambut hari bahagia.

Semakin seseorang tenggelam dalam keraguan ini, dia akan semakin merasa tidak siap, tertekan dan tidak fokus menghadapi hari pernikahannya. Beberapa orang juga bersikap tidak seperti biasanya. Dia akan lebih mudah terpancing emosi, sensitif, pesimis dan kadang sulit ditebak. Nah,,, Inilah yang kemudian disebut sindrom pranikah. Hal ini harus diwaspadai oleh calon pengantin agar tidak menggaggu kesiapan pernikahan sehingga pernikahan tetap berjalan sakral dan khidmat.

Para peneliti dan konsultan pernikahan menjelaskan bahwa perasaan ini kerap dialami oleh setiap orang yang ingin menikah. Sindrom ini biasa terjadi karena setiap orang perlu menyesuaikan diri untuk menghadapi kehidupan pascanikah. Yang terpenting, seharusnya adalah bagaimana sindrom ini tidak berlangsung berlarut-larut dan tidak sampai memberi pengaruh buruk dalam mempersiapkan pernikahan impian. Nah, secara umum ini beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk menaklukkan sindrom pranikah:

Pertama. BerdoaBerdoa dan meminta petunjuk pada Allah, mintalah bimbingan dan kemantapan hati. Mintalah untuk senantiasa diluruskan niat dalam menjalani pernikahan. Karena, pernikahan yang baik sejatinya bukanlah pernikahan yang lepas dari masalah dan ujian, akan tetapi bagaimana kita bisa mengatasi dan meng-handle semuanya dengan baik. Untuk menghadapi itu semua, selain menyiapkan diri dan mental, semestinya kita juga senantiasa berdoa agar diberikan kekuatan oleh Allah swt.

Baca Juga:  Pemahaman Fase Menopause Bagi Perempuan Berusia 40an dan Cara Mengatasinya

Kedua. Komunikasikan keraguan dengan pasangan, tidak baik jika kita memendam sendiri keraguan tanpa mendiskusikannya pada pasangan. Selain berpotensi menjadi beban psikis, hal ini juga tidak baik karena tidak ada keterbukaan dan kejujuran di antara keduanya. Bicarakan pada pasangan apa yang menjadi penyebab keraguan, carilah jalan keluar dan yang perlu diingat, utarakan keraguan ini dengan bahasa dan nada bicara yang baik tanpa menyinggung perasaan pasangan ya…

Ketiga. Mengenali pasangan lebih jauh, selagi pernikahan masih dalam tahap persiapan atau bahkan baru direncanakan, kita masih punya waktu untuk menggali pasangan secara lebih mendalam. Jika selama ini belum sepenuhnya yakin pada kesetiaannya, kita bisa menelusuri lebih jauh bagaimana dia bersikap dan berprilaku terhadap lawan jenis di belakang kita.

Tetapi, jangan sampai terlalu curiga apalagi menunjukkannya secara berlebihan. Tetaplah bersikap tenang agar penelusuran kita berjalan lancar sesuai rencana. Proses mengenal lebih jauh ini, juga jangan sampai melanggar aturan syariat yang sudah ditetapkan ya. Sebagai wanita kita juga harus menjaga batasan-batasan agar hubungan yang sudah terjalin ini senantiasa beriringan dengan ridho Allah swt.

Keempat. Dewasa menyikapi kelebihan dan kekurangan pasangan, setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Begitu juga dengan pasangan kita. Dalam menikah, kita dituntut untuk dapat menerima keduanya secara bersamaan. Ketika kita ikhlas menerima segala kekurangannya, maka bahtera pernikahan akan dapat dihadapi dengan baik. Sebaliknya, jika terus menerus mengutuk kekurangan, pernikahan yang dijalani tidak akan berjalan harmonis dan percekcokan akan sering terjadi.

Dalam taraf ini, kita bisa mendiskusikannya dengan pasangan. Bicarakan dengan kepala dingin dan pikiran yang terbuka tentang apa saja yang bisa dibenahi dari sikap dan perilaku pasangan agar keduanya dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca Juga:  Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Itulah beberapa tips yang bisa kita lakukan menjelang pernikahan agar terhindar dari sindrom pranikah. Jangan lupa untuk selalu berhusnudzon dan berfikir positif agar persiapanmu menuju pernikahan menjadi semakin tenang ya…

Rekomendasi

tujuan pernikahan tujuan pernikahan

Buat Apa Nikah!?? Ini Tujuan Pernikahan yang Harus Kamu Ketahui

Hukum poligami dalam islam Hukum poligami dalam islam

Kontroversi Pasangan Alif dan Aisyah: Hukum Poligami dalam Islam

Tidak Menyebutkan Jumlah Mahar, Sahkah Akad Nikah? Tidak Menyebutkan Jumlah Mahar, Sahkah Akad Nikah?

Tidak Menyebutkan Jumlah Mahar, Sahkah Akad Nikah?

Tidak Menyebutkan Jumlah Mahar, Sahkah Akad Nikah? Tidak Menyebutkan Jumlah Mahar, Sahkah Akad Nikah?

Rahasia Kata Khalaqa dan Ja’ala Pada Ayat Pernikahan

Ditulis oleh

Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat dan mahasiswa Pasca Sarjana UIN Jakarta Minat Kajian Tafsir dan Hadis Nabawi

Komentari

Komentari

Terbaru

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025 Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Berita

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Pasangan Bukan Tempat Rehabilitasi: Mengapa Hubungan Tidak Bisa Menggantikan Proses Pemulihan Diri

Keluarga

Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali Hak-Hak Anak Yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Hak-Hak Anak yang Harus Dipenuhi Orang Tua Menurut Imam Ghazali

Keluarga

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Bagaimana Hukum Salat Pakai Sarung Tangan bagi Perempuan

Ibadah

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Raya, Balita Sukabumi yang Tak Selamat Karena Cacingan Akut: Saat Kemiskinan Mengalahkan Hak Hidup Anak

Muslimah Talk

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Woman Support Woman Sebagai Prinsip Memanusiakan Manusia

Muslimah Daily

Amalan Rebo Wekasan Amalan Rebo Wekasan

Amalan Rebo Wekasan Menurut Pandangan Islam

Kajian

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Dunia Membutuhkan Sains dan Sains Membutuhkan Perempuan

Muslimah Daily

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Connect