Ikuti Kami

Muslimah Talk

Machiavellianisme dalam Romansa: Ketika Kesehatan Mental Jadi Korban

Mengenali Dampak Kekerasan dan Upaya Membersamai Korban
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Jagad maya sedang ramai memperbincangkan sebuah kasus dari Negeri Gingseng. Pasalnya, seorang aktor dengan bayaran termahal di negara tersebut digadang-gadang menjadi penyebab wafatnya salah satu artis.

Sebelumnya, warganet mendapat berita bahwa perempuan tersebut terjerat kasus DUI (Driving Under Influence). Istilah yang merujuk untuk mengemudi dalam pengaruh alcohol atau obat-obatan. Akibatnya, ia tidak bisa bermain lagi di layar kaca. Kemudian media sosial kembali ramai saat mendapat kabar mengejutkan bahwa artis tersebut ditemukan tidak bernyawa.

Mengutip laman Instagram Koreadispatch, menyebutkan ternyata artis tersebut mempunyai hubungan romantis yang disembunyikan dari publik dengan seorang aktor. Belum cukup sampai situ, fakta mengejutkannya, ia meninggal tepat di hari ulang tahun si aktor.

Meskipun belum ada berita resmi apakah aktor tersebut menjadi salah satu penyebabnya. Hal yang perlu kita perhatikan yakni dalam sebuah hubungan terdapat sebuah teori Machiavellianism.

 

Apa itu Machiavellianisme?

Terkadang antara pasangan laki-laki dan perempuan atau relationship tidak selalu mempunyai hubungan yang sehat. Apalagi jika salah satu di antara keduanya dengan berkepribadian negatif, jika tidak segera mengatasinya maka dampak terburuknya ialah kesehatan mental akan terserang.

Penelitian berjudul Being Machiavellian, Narcissistic, And “Psychopathic” Makesyou Depressed?Dark Triadtowards Depressive Symptoms During The Pandemic, menyebutkan bahwa dalam relasi pasangan terdapat sebuah teori kepribadian dari Paulhus & Williaws. Teori tersebut menjelaskan tentang tiga kepribadian negatif atau terkenal dengan istilah ‘the dark personality traits’, yakni meliputi: Machiavellianisme psikopat, dan narsisme.

Machiavellianisme merupakan salah satu kepribadian yang cenderung memanipulasi dan mengeskploitasi orang lain untuk kepentingan sendiri. Adapun ciri-cirinya yakni sering memanipulasi untuk tujuan pribadi, mempunyai ambisi tinggi yang berorientasi pada tujuan, gemar mengitimidasi, kerap memperhatikan kelemahan orang lain, juga tingkat percaya diri tinggi.

Baca Juga:  Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Perempuan

Merujuk dari sebuah jurnal yang menyebutkan sebuah data dari American Psycological Association pada tahun 2022, menemukan adanya peningkatan depresi dan kecemasan pada individu yang mempunyai sifat manipulatif yakni sebesar 23%.

Selain itu, dalam jurnal Mitos dan Fakta: Siapa yang Lebih Manipulatif, Pria atau Wanita?Mengungkap Realitas Machiavellianism Antara Pria Dan Wanita, menyajikan data laporan tahunan dari National Council on Behavioral Health pada tahun 2023. Melaporkan bahwa terdapat kenaikan jumlah orang yang mencari pertolongan ahli untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat perilaku manipulatif sebesar 18%.

 

Bahaya Machiavellianisme bagi Kesehatan Mental

Dalam beberapa kondisi, seseorang dengan Machiavellianisme mempunyai sisi positif seperti lebih strategis dalam merencanakan hal jangka panjang, konsisten, dan mempunyai control impuls yang baik. Tetapi dalam sebuah hubungan, jika mempunyai pasangan Machiavellianisme justru terkadang akan memberi dampak negatif dan berbahaya bagi kesehatan mental. Karena biasanya ia menjadikan kondisi ini sebagai mekanisme pertahanan yang tidak sehat. Jika orang tersebut mempunyai niat jahat makan tak segan untuk merugikan orang lain.

Jika hubungan tersebut masih berlanjut, maka dampak terburuknya ialah dapat menyerang kesehatan mental pasangan. Korban akan stress kronis, kehilangan kepercayaan diri, trauma psikologis, depresi dan kecemasan, serta mengalami kesepian emosional,

Lalu, apa bahaya mempunyai pasangan Machiavellianisme?

Machiavellianisme berpengaruh terhadap tingkat kepuasan dan kualitas hubungan romantis. Seseorang dengan tingkat Machiavellianisme yang tinggi akan merasa kurang puas dalam hubungan. Ia akan melihat pasangannya sebagai sosok susah diandalkan, memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap pasangan. Hingga akhirnya tidak mau mempertahankan suatu hubungan.

Selain itu, ia juga lebih sering mengontrol dan bahkan sampai melakukan kekerasan emosional terhadap pasangan. Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa meskipun seseorang dengan sifat Machiavellianisme yang tinggi menjalin hubungan jangka panjang, hubungan tersebut biasanya memiliki kualitas yang kurang baik.

Baca Juga:  Masa Depan Perempuan Afghanistan: Skeptis atau Bisakah Taliban Berubah?

Mari kenal lebih dalam sebelum memutuskan untuk menjalin hubungan!

 

Rekomendasi

Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset

Bicara Pola Pikir Berkembang Bersama Prof. Maila Dinia Husni Rahiem

Pentingnya Perhatian Kepada Ibu Pasca Melahirkan Pentingnya Perhatian Kepada Ibu Pasca Melahirkan

Pentingnya Perhatian Kepada Ibu Pasca Melahirkan

Dua Alasan Kenapa Jangan Mempertahankan Fenomena ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’ Dua Alasan Kenapa Jangan Mempertahankan Fenomena ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’

Dua Alasan Kenapa Jangan Mempertahankan Fenomena ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’

Lima Karakter Sayyidah Maryam dalam Al-Quran Lima Karakter Sayyidah Maryam dalam Al-Quran

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Ditulis oleh

Redaktur Bincang Muslimah, Alumni Magister Pengkajian Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pegiat Sastra Arab dan Gender

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

air ketuban air ketuban

Keluar Darah saat Hamil, Termasuk Darah Haid atau Istihadhah?

Ibadah

mandi idul fitri perempuan mandi idul fitri perempuan

Niat Mandi Wajib Setelah Haid

Ibadah

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan? Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Menikah Siri tanpa Izin Istri Sah, Apakah Masuk Kategori Perzinahan?

Kajian

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh? Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Menunda Bersuci Setelah Haid, Apakah Boleh?

Kajian

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Di Balik Candaan “Ibu Sambung”: Mengapa Sosok Ayah Seperti Daehoon Jadi Harapan Banyak Perempuan Indonesia

Keluarga

hukum menggagalkan pertunangan haram hukum menggagalkan pertunangan haram

Bolehkah Istri Menjual Mahar Nikah dari Suami?

Kajian

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect