Ikuti Kami

Muslimah Talk

Benarkah Islam Menjunjung Tinggi Kesetaraan Gender? 

Islam menjunjung kesetaraan gender
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Di era pra-Islam, khususnya masyarakat Arab Jahili, memandang perempuan sebagai kelas kedua setelah laki-laki. Hal ini terlihat jelas minimnya campur tangan perempuan dalam sistem sosial. Ketimpangan tersebut terjadi di segala aspek, baik ranah privat maupun ranah publik. Setelah datang, apakah benar Islam menjunjung tinggi kesetaraan gender antar laki-laki dan perempuan? 

Dahulu, dalam ranah privat, ranah yang paling dekat; keluarga, tidak bisa menerima perempuan secara utuh. Para ayah merasa malu karena mempunyai anak perempuan, bahkan mereka tidak segan-segan untuk membunuh secara hidup-hidup bayi perempuan. Selain itu, posisi laki-laki di ranah keluarga sangat tinggi, karena laki-laki sebagai kepala keluarga yang mengurus segala hal, sedangkan perempuan di ranah keluarga tidak mempunyai wewenang sama sekali. Bahkan, posisi perempuan dalam keluarga hanyalah pemuas seks bagi  laki-laki. 

Dalam ranah eksternal, dengan cakupan sosial yang luas; yaitu masyarakat, mereka hanya memandang seseorang dengan kekuatannya, yaitu laki-laki. Para laki-laki sudah memiliki hidup yang terstruktur. Sejak dini, para laki-laki belajar berburu dan berperang untuk bertahan hidup. Sedangkan perempuan menjaga rumah dan membuat rumah-rumah yang berasal dari alam sekitar, karena pada masa Arab Jahili, mereka hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. 

Kekangan dan pembatasan ruang gerak bagi perempuan inilah yang menjadikan ketimpangan antar laki-laki dan perempuan di masa Arab Jahili mendapat perhatian khusus. Setelah Islam datang di tengah hiruk-pikuk masyarakat Arab tersebut dengan membawa angin segar layaknya di tengah gurun. Hal pertama yang dibenahi dalam Islam adalah akhlak, yaitu hubungan antar laki-laki dan perempuan. Bahwasannya Islam mengakui dengan sepenuhnya hakikat perempuan, tidak adanya perbedaan mengenai perempuan dan laki-laki kecuali tingkat keimanan seseorang. 

Baca Juga:  Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْأَنْعَٰمِ ثَمَٰنِيَةَ أَزْوَٰجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِى بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِى ظُلُمَٰتٍ ثَلَٰثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ

Artinya: Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (Q.S. Az-Zumar [39]: 6)

Dari surah di atas, bahwasannya perempuan dan laki-laki berasal dari satu kesatuan, berasal dari rahim seorang perempuan. Jadi sangatlah tidak pantas apabila hakikat perempuan tidak diakui haknya secara penuh. Selain mengakui manusia secara utuh, bentuk pengakuan lainnya yaitu adanya surah dalam Alquran yang mengambil nama atau menceritakan tokoh seorang perempuan, yaitu surah an-Nisa yang artinya perempuan, surah Maryam yang menceritakan kisah ibunda nabi Isa a.s., Sayyidah Maryam binti Imran dan menceritakan kisah salah satu istri Fir’aun yang sangat taat kepada Allah. 

وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (Q.S. At-Tahrim [66]: 11) 

Dari ayat di atas, diketahui bahwa Allah tidak memandang seseorang dari apapun aspeknya, kecuali ketakwaannya kepada Allah. Meskipun istri dari Fir’aun dan seorang perempuan, kisah tersebut memotivasi kita untuk menganggap perempuan secara hakikatnya. Dari contoh ayat Alquran di atas, Allah menyamakan seluruh umatnya baik laki-laki dan perempuan kecuali tingkat keimanannya. Ajaran ini yang perlu ditegaskan lagi, bahwa Islam menjunjung tinggi musawah atau kesetaraan gender antar laki-laki dan perempuan. 

Baca Juga:  Clara Zetkin, Sosok di Balik Hari Perempuan Internasional

Sebagai penutup, Islam secara gamblang menjunjung tinggi adanya musawah atau kesetaraan antar laki-laki dan perempuan, hal ini juga sudah terjawab dalam nas-nas agama. Untuk itu, sebagai umatnya, kita harus menjunjung kesetaraan tersebut. 

Rekomendasi

Empat Perspektif Kesetaraan Menurut Huzaemah T. Yanggo

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

zainab al-ghazali zainab al-ghazali

Zainab Al-Ghazali; Mufassir Perempuan Pelopor Feminisme Islam

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Al-Azhar, Kairo jurusan Akidah dan Filsafat.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Mapan Dulu, Baru Nikah! Mapan Dulu, Baru Nikah!

Mapan Dulu, Baru Nikah!

Keluarga

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Keluarga

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect