Ikuti Kami

Muslimah Talk

Body Shaming yang Dialami Aurel Hermansyah, Sudah Seharusnya Dibumihanguskan

aurel hermansyah body shaming
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Baru-baru ini artis sekaligus publik figur Aurel Hermansyah berkeluh kesah perihal body shaming yang kerap kali ia dapatkan di media sosial. Istilah body shaming sendiri menurut Oxford Dictionaries, merupakan kritik terkait kondisi tubuh, ukuran dan berat badan yang berpotensi mempermalukan orang terkait. 

Oleh pengguna media sosial alias netizen, Aurel mendapatkan komentar tidak mengenakkan perihal kondisi fisiknya usai melahirkan. 

Salah satu komentar yang disorot adalah bentuk tubuh Aurel, disebut serupa dengan ibu PKK. “Aurel kek ibu-ibu PKK di rumah gue,” tulis salah satu warganet di kolom komentar unggahan Atta Halilintar beberapa waktu lalu.

Sebuah komentar body shaming yang rasanya tidak hanya mengarah pada Aurel saja, tapi juga dengan ibu PKK. Memang kenapa dengan ibu PKK? Sebenarnya tidak hanya satu, ada banyak kalimat mengandung body shaming yang dilemparkan pada Aurel.

Sejatinya, body shaming tidak hanya dialami oleh publik figur saja. Sebagian ibu-ibu di Indonesia mungkin pernah mendapatkan kalimat sindiran sekaligus kritik soal fisik. Misal, “habis melahirkan kok badannya masih ngembang” atau “badan itu dirawat dan dijaga biar pasangan betah di rumah” dan masih banyak lagi.

Komentar miring yang membuat hati para ibu bergetar ini kadang tidak muncul dari pihak luar. Kadang kala kritikan fisik, ukuran hingga berat badan bahkan datang dari sang suami. Seolah-olah mereka tidak mau tahu beban apa yang dialami oleh ibu pasca melahirkan hingga proses pengasuhan. 

Body shaming sudah seharusnya dibumihanguskan. Perempuan, para ibu yang baru saja melahirkan, tidak pantas menerima kalimat negatif berbau merendahkan seperti itu. Aurel sama dengan ibu lainnya, ia baru saja berjuang dan mempertaruhkan jiwa dan raga demi sang buah hati. 

Baca Juga:  Konten Zavilda TV, Tunjukkan Objektifikasi Perempuan Berselimut Agama Masih Ada

Bagaimana mungkin, kita sebagai manusia khususnya perempuan bisa memberikan kalimat-kalimat ‘buruk’ pada mereka yang baru saja berjihad? Ke mana larinya empati dan cinta kasih antar manusia ini?

Tidak sampai di sana, usai melahirkan ibu terus mempertimbangkan hal terbaik yang bisa diberikan pada sang buah hati. Dimulai dari kebutuhan psikis hingga kecukupan nutrisi dan gizi. Sehingga prioritas ibu kala itu tentu lebih dominan pada sang anak. 

Sehingga waktu terasa terbatas untuk para ibu. Karena upaya, waktu hingga aktivitas dipersembahkan sepenuhnya oleh ibu kepada sang anak. Belum lagi urusan domestik yang mungkin juga dipegang secara bersamaan dengan pengasuhan. Bisa dikatakan, ibu tidak punya waktu untuk dirinya sendiri. 

Belum habis persoalan waktu, ibu juga harus berkutat dengan persoalan psikis. Tidak sedikit ibu yang alami baby blues hingga depresi pospartum. Keduanya memang bisa saja datang akibat perubahan besar yang terjadi pada ibu. Perubahan ini bisa karena hormon hingga kondisi sosial. Tapi, gangguan psikis bisa diperparah dengan keberadaan body shaming yang meresahkan ini. 

Islam jelas melarang keras perilaku merendahkan antar manusia, body shaming termasuk di dalamnya. Hal ini tercantum di dalam Q.S. Al-Hujurat [49] 11 berikut: 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Baca Juga:  Islam Melarang Keras Perilaku Body Shaming

Ketimbang Body Shaming, Lebih Bijak Jika Berikan Saran Positif Hingga Dukungan

Sudah saatnya mengganti kebiasaan body shaming dengan memberikan saran positif hingga dukungan. Memang bukan zamannya lagi menilai dan menghargai tiap-tiap pribadi dari fisik. Penilaian pada tiap pribadi sudah bergeser pada value dan passion apa yang ada di dalam orang tersebut. 

Sehingga menimpali kondisi fisik orang lain dengan konotasi negatif, alangkah baiknya jika diganti dengan saran positif dan dukungan. Untuk masyarakat jauh yang tidak punya kedekatan mungkin slogan “diam itu emas” boleh dilirik atau lebih baik diimplementasikan kembali. 

Sedangkan untuk keluarga, teman, hingga suami tidak hanya sekadar saran-saran positif, upayakan ibu juga bisa mengeksekusi anjuran yang disampaikan. Misalnya, berat badan yang berlebih memang tidak baik untuk kesehatan dan bisa menimbulkan beragam penyakit degeneratif. 

Keluarga atau suami, bisa bantu ibu mengusahakan untuk hidup lebih sehat. Ibu ingin berolahraga, namun tidak punya waktu karena bersama anak, maka tidak ada salahnya menawarkan bantuan. Suami perlu mengambil peran mengasuh anak. 

Tidak hanya itu, suami juga bisa dukung pasangan dengan memastikan pemenuhan gizi yang baik hingga perawatan diri. Peran-peran suami ini juga bisa dilakukan oleh keluarga. Dan terakhir yang tidak kalah penting adalah jika ibu mengalami gangguan psikis, bukan berikan kalimat menohok dan sindiran. Segera bawa ibu ke pihak profesional untuk mendapatkan yang tepat. 

Rekomendasi

islam melarang body shaming islam melarang body shaming

Islam Melarang Keras Perilaku Body Shaming

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Beauty Previllege terobsesi kecantikan Beauty Previllege terobsesi kecantikan

Beauty Previllege akan Menjadi Masalah Ketika Terobsesi dengan Kecantikan

Diari

Perilaku Rendah Hati alquran Perilaku Rendah Hati alquran

Tiga Contoh Perilaku Rendah Hati yang Diajarkan dalam Alquran

Muslimah Daily

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

puasa syawal senilai setahun puasa syawal senilai setahun

Alasan Mengapa Puasa Syawal Senilai Puasa Setahun

Kajian

Trending

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Connect