Ikuti Kami

Kajian

Dua Penyakit Hati yang Membuat Amal Baik Sulit Diterima

penyakit amal sulit diterima
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Menjalani laku hidup sebagai manusia haruslah dengan bijak. Sebagaimana pesan Allah kepada manusia sebagai khalifah, manusia harus menjadi perwakilan Tuhan di bumi dalam artian mengasihi makhluk lain dan melakukan amal baik. Tapi ternyata, ada saja penyakit hati yang membuat amal baik sulit diterima oleh Allah bahkan sia-sia belaka.

Perlu diketahui, sebagaimana sabda Nabi, bahwa perbuatan selalu bergantung pada niat sang pelaku. Jika tujuannya untuk Allah maka ia akan mendapatkan apa yang diniatkan itu dan ridha Allah. Tapi jika tujuannya untuk dunia, maka ia akan mendapatkan dunianya saja. 

Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Al Khaththab adia berkata: ‘Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Amalan-amalan itu hanyalah tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu hanyalah akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya keapda Allah dan Rasul-Nya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan tersebut.”

Berikut akan dijelaskan bahwa ada dua penyakit hati yang membuat amal baik sulit diterima atau bahkan menghapus pahala kebaikan itu sendiri.

Pertama, Ujub. Allah tidak membenarkan hambaNya yang menganggap dirinya lebih baik dan suci daripada orang lain. Imam Ghazali mendefinisikan ujub sebagai berikut,

 العُجب هو استعظام النعمة، والركون إليها، مع نسيان إضافتها للمنعم

Artinya: ujub adalah membesar-besarkan nikmat (kehebatan) yang ada pada dirinya dan merasa tenang karenanya tapi lupa untuk menyandarkan nikmat itu pada Sang Pemberi nikmat (Allah)

Dari definisi ini, seseorang yang merasa ujub akan merasa bahwa kehebatan yang dia miliki semata-mata karena dirinya, ia melupakan bahwa ada Kuasa Allah di dalamnya. Jika demikian, orang tersebut akan merendahkan orang lain dan merasa paling hebat nan suci. Sebagaimana yang pernah Allah firmankan dalam surat an-Najm ayat 32,

Baca Juga:  Keluar Mani Tapi Tidak Penetrasi, Wajibkah Mandi Besar?

Mereka adalah) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji. Akan tetapi, mereka (memang) melakukan dosa-dosa kecil. Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia lebih mengetahui dirimu sejak Dia menjadikanmu dari tanah dan ketika kamu masih berupa janin dalam perut ibumu. Maka, janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia lebih mengetahui siapa yang bertakwa.

Melalui ayat ini, Allah memberi peringatan kepada hambaNya agar tidak merasa lebih suci dari seseorang yang nampaknya berbuat dosa. Padahal, tiap manusia memiliki dosanya masing-masing dan hanya Allah yang mengetahui siapa yang benar-benar bertakwa. 

Dalam kitab Faydul Qadir, sang penulis mengutip perkataan Nabi Isa,

قال عيسى عليه الصلاة والسلام: يا معشر الحواريين كم سراج قد أطفأته الريح وكم عابد أفسده العجب

Isa berkata, “wahai kelompok Hawariyun, berapa banyak lampu yang padam tertiup angin, berapa banyak ahli ibadah yang dihancurkan (sia-sia) oleh sifat ujub.”

Kedua, riya. Riya adalah perasaan ingin dilihat oleh orang lain saat melakukan kebaikan. Seseorang yang memiliki sifat riya akan menjadikan manusia sebagai tujuan ibadahnya. Bahkan riya disebut sebagai syirik yang paling samar karena menjadikan makhluk sebagai tujuan, bukan Allah. Rasulullah sudah pernah mengkhawatirkan ini, 

dari [Mahmud bin Labid] bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya”.(HR. Ahmad)

Allah juga berfirman dalam surat al-Baqoroh ayat 264 tentang pahala amal kebaikan karena melakukan riya,

Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.

Baca Juga:  Meninggalkan Puasa Wajib dengan Sengaja, Haruskah Segera Diganti?

Demikian dua penyakit hati yang akan menyebabkan amal kebaikan sulit diterima. Itulah pentingnya bagi kita untuk terus mengelola hati dan rasa.

Rekomendasi

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

boros pamer media sosial boros pamer media sosial

Hukum Boros dan Pamer di Media Sosial

contoh ujub tips terhindar contoh ujub tips terhindar

6 Contoh Ujub dan Tips Agar Terhindar darinya Menurut Imam Ghazali

foto selfi sikap ujub foto selfi sikap ujub

Apakah Foto Selfi Masuk dalam Sikap Ujub?

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

perempuan pada masa jahiliyah perempuan pada masa jahiliyah

Benarkah Perempuan Kurang Akal?

Kajian

Bagaimana Sikap Romantis Rasulullah kepada Aisyah

Keluarga

Mengulik Prosedur Pembekuan Sel Telur; Ketentuan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif Mengulik Prosedur Pembekuan Sel Telur; Ketentuan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif

Mengulik Prosedur Pembekuan Sel Telur; Ketentuan dalam Hukum Islam dan Hukum Positif

Kajian

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Muslimah Daily

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Momentum Istimewa Dalam Bulan Zulkaidah Momentum Istimewa Dalam Bulan Zulkaidah

Momentum Istimewa Dalam Bulan Zulkaidah

Kajian

Tafsir Q.S An-Nisa' Ayat 135: Keadilan Bukan Ditentukan Oleh Sorotan Publik Tafsir Q.S An-Nisa' Ayat 135: Keadilan Bukan Ditentukan Oleh Sorotan Publik

Tafsir Q.S An-Nisa’ Ayat 135: Keadilan Bukan Ditentukan Oleh Sorotan Publik

Khazanah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Trending

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Kisah Hakim Perempuan yang Menangani Kasus Poligami di Malaysia

Muslimah Talk

Connect