Ikuti Kami

Kajian

Historiografi Pesantren di Indonesia, Apa Pesantren Pertama yang Berdiri di Indonesia?

Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab
santripedia.com

BincangMuslimah.Com – Hadirnya sebuah pesantren dalam catatan sejarah Indonesia diawali dengan seorang kyai yang menetap (tinggal) di suatu tempat. Kemudian datanglah santri yang ingin belajar kepadanya dan ikut menetap di tempat itu. Dalam memenuhi biaya kehidupan dan pendidikan disediakan bersama-sama oleh para santri dengan dukungan masyarakat di sekitarnya. Hal ini memungkinkan kehidupan pesantren bisa berjalan stabil tanpa dipengaruhi oleh gejolak ekonomi di luar. Tulisan ini akan mengurai historiografi pesantren di Indonesia.

Fatah Ismail dalam Dinamika Pesantren dan Madrasah dijelaskan bahwa pondok pesantren dikenal di Indonesia sejak zaman Walisongo. Karena itu pondok pesantren merupakan salah satu tempat berlangsungnya interaksi antara guru dan murid, kyai dan santri dalam intensitas yang relatif dalam rangka mentransfer ilmu-ilmu keislaman dan pengalaman. 

Menurut Departemen Agama bahwa pesantren tertua didirikan pada tahun 1062 atas nama pesantren Jan Tampes II di Pamekasan Madura. Namun menurut Mastuhu hal ini diragukan, karena tentunya ada pesantren Jan Tampes I yang lebih tua. Menurut Wahjoetomo pesantren tertua muncul pada abad ke 14 tepatnya pada tahun 1419 M di Gresik yang didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim atau terkenal dengan sebutan Syekh Maulana Maghribi.

Kala itu Sunan Ampel mendirikan sebuah padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan Tallo, Sulawesi. Pesantren Ampel yang didirikan oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim, merupakan cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren di Tanah Air dikarenakan para santri setelah menyelesaikan studinya merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerahnya masing-masing. Maka didirikanlah pondok-pondok pesantren dengan merujuk pada apa yang mereka dapatkan di Pesantren Ampel.

Baca Juga:  Temu Penggerak Media Pesantren: Citra Pesantren Lahir dari Sini

Sejarahnya, misalnya Pesantren Giri di Gresik bersama institusi sejenis di Samudra Pasai telah menjadi pusat penyebaran ke-Islaman dan peradaban ke berbagai wilayah Nusantara. Pesantren Ampel Denta menjadi tempat para wali yang mana kemudian dikenal dengan sebutan wali songo atau sembilan wali menempa diri. Dari pesantren Giri, santri asal Minang, Datuk ri Bandang, membawa peradaban Islam ke Makassar dan Indonesia bagian Timur lainnya. Kemudian melahirkan Syekh Yusuf, ulama besar dan tokoh pergerakan bangsa. Mulai dari Makassar, Banten, Srilanka hingga Afrika Selatan.

Pendapat lain datang dari Pigeaud dan de Graaf yang menyebutkan bahwa pesantren adalah sebuah komunitas independen yang tempatnya jauh, di pegunungan, dan berasal dari lembaga sejenis zaman pra-Islam, mandala dan asrama. Namun Bruinessen meragukan kesinambungan tersebut. Pesantren Tegalsari, sebagai pesantren yang tercatat dalam sejarah sebagai pesantren tertua yang masih ada sampai sekarang, menurut Bruinessen baru didirikan pada 1742. Survei Belanda pertama mengenai pendidikan pribumi pada 1819, pesantren belum ada di Jawa. Bahkan dia meyakini belum ada lembaga semacam pesantren di Kalimantan, Sulawesi dan Lombok sebelum abad ke-20.

Samsul Nizar, dalam Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara bahwa adapun pesantren Karang, sebelah barat Pandeglang, yang dibicarakan dalam Serat Centhini, menurutnya tidak bisa dipercaya karena serat tersebut disusun pada awal abad ke-19. Kesimpulannya, pada abad ke-16 dan ke-17, belum ada pesantren, yang ada hanyalah guru yang mengajarkan agama Islam di Masjid atau istana dan ahli tasawuf yang berpusat di tempat pertapaan atau di dekat makam keramat.

Hal berbeda disampaikan oleh Ahmad Baso yang meyakini bahwa tradisi pesantren sudah ada sejak abad ke-16. Salah satu buktinya adalah kata mandala dan asrama, dua kata yang sering disamakan dengan pesantren, dalam naskah. Kata mandala muncul dalam Tantu Panggelaran sekitar abad ke-16 M. Sementara kata asrama muncul dalam naskah Sri Tanjung, yang juga berasal dari abad ke-16. Menurut Baso, asal mula pesantren dalam Tantu Panggelaran berkaitan dengan perkembangan kaum agama yang menjauh dari raja, membuka tanah sendiri kemudian mendirikan mandala-mandala pada zaman sebelum Wali Songo.

Baca Juga:  Corak Pesantren di Indonesia

Dalam buku Tradisi Pesantren, Dhofier berpendapat bahwa munculnya pesantren berawal dari terbangunnya pemukiman-pemukiman di pantai-pantai yang juga menumbuhkan ibu kota kesultanan. Di mana diketahui bahwa penyebaran Islam di Indonesia dilakukan lewat jalur laut dan masuk lewat kota-bandar. Orang-orang berpengetahuan agama Islam Indonesia dengan menumpang kapal para pedagang dan membentuk komunitas-komunitas permukiman. Pesantren menjadi motor perkembangan Islam di Sumatera, Malaka dan Jawa, serta terbangunnya kesultanan-kesultanan di Indonesia sejak tahun 1200.

Soebardi dan Johns dalam buku Asal-usul Pesantren dan Pembentukan Karakter Kebudayaan Nusantara juga menegaskan bahwa pesantren pada periode 1200 dan 1600 adalah ujung tombak pembangunan peradaban Indonesia. Lembaga pesantren itulah yang mempengaruhi dan menentukan watak keislaman kerajaan-kerajaan Islam, dan yang memiliki andil paling penting bagi penyebaran agama Islam sampai ke pelosok-pelosok pedesaan. Dari pesantren, sejumlah manuskrip pengajaran Islam di Asia Tenggara dikumpulkan oleh pengembara-pengembara pertama perusahaan-perusahaan dagang Belanda dan Inggris sejak akhir abad ke-16.

Dalam perkembangannya, pada abad ke-19 Kiai Basari dari Pesantren Tegalrejo-Ponorogo mengambil peran besar. Pesantren ini menempa banyak tokoh besar seperti Pujangga Ronggowarsito. Pada akhir abad itu, posisi serupa diperankan oleh Kiai Kholil, Bangkalan-Madura. Dialah yang mendorong dan merestui KH Hasyim Asy’ari atau Hadratus Syeikh, santrinya dari pesantren Tebuireng– Jombang, untuk membentuk Nahdlatul Ulama (NU). NU pun menjadi organisasi massa Islam terbesar dan paling berakar di Indonesia. Di jalur yang sedikit berbeda, rekan seperguruan Hadratus Syekh di Makkah, KH Ahmad Dahlan pun mengambil peran yang kemudian mempengaruhi kelahiran “pesantren modern” seperti Pondok Gontor – Ponorogo yang berdiri pada tahun 1926. Pondok ini selain memasukkan sejumlah mata pelajaran umum ke dalam kurikulumnya, juga mendorong para santrinya untuk mempelajari bahasa Inggris selain bahasa Arab dan melaksanakan sejumlah ekstrakurikuler seperti olahraga, kesenian dan sebagainya. 

Baca Juga:  Pesantren Darurat Kekerasan Seksual, Ada Tiga Hal yang Perlu Dilakukan

Demikian uraian mengenai waktu kemunculan pesantren yang ternyata memiliki varian pendapat yang berbeda dari para sejarawan. Terlepas dari itu, pesantren menjadi bagian dari lembaga pendidikan yang berpengaruh di Indonesia. 

Rekomendasi

Masriyah Amva dan Kepemimpinan Perempuan di Pesantren Masriyah Amva dan Kepemimpinan Perempuan di Pesantren

Masriyah Amva dan Kepemimpinan Perempuan di Pesantren

Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab

Dua Alasan Mengapa Pesantren Masih Menjadi Tempat Belajar Terbaik

Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab

Corak Pesantren di Indonesia

Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab Filosofi I'rab Santri: Rafa’, Khafadh, Jazm, dan Nashab

Asal-usul Pesantren di Indonesia

Ditulis oleh

Mahasiswi UIN Jakarta dan volunter di Lapor Covid

Komentari

Komentari

Terbaru

Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Muslimah Daily

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Ibadah

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect