BincangMuslimah.Com – Mengangkat seorang pemimpin hukumnya Fardlu Kifayah. Pada pundak merekalah pertama kali kewajiban tersebut dibebankan. Karena bagaimanapun, kalau dalam suatu komunitas tidak ada yang memimpin, niscaya kehidupan yang harmonis tidak akan pernah tercipta.
Lantas kriteria seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin? Mengingat vitalnya peran seorang pemimpin dalam ikhtiar manusia untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan dinamis. Allah menyebutkan beberapa syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam Alquran di surat al-Baqarah ayat 247,
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ اِنَّ اللّٰهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوْتَ مَلِكًا ۗ قَالُوْٓا اَنّٰى يَكُوْنُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ اَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِۗ قَالَ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰىهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهٗ بَسْطَةً فِى الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۗ وَاللّٰهُ يُؤْتِيْ مُلْكَهٗ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: Dan Nabi mereka berkata: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut (Saul) sebagai raja buat kamu”, mereka berkata: “Bagaimana bisa dia memegang kerajaan atas kami, padahal kami lebih berhak memegang kerajaan dari pada dia, dan dia itu tidak kaya”, Nabi berkata: “sesungguhnya Allah telah memilih dia atas kamu dan telah melebihkannya dalam hal ilmu dan badan, sedangkan Allah telah memberikan kerajaannya kepada siapa saja dia kehendaki, dan Allah itu luas (karunia-Nya) Maha Mengetahui (tentang siapa-siapa yang pantas dan mampu menjalankan kerajaan). (QS. al-Baqarah: 247)
Menurut Ibnu Katsir di dalam kitabnya,Tafsir Ibnu Katsir Juz 2, hal. 650-653 ketika menafsiri ayat di atas. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik dan diharapkan akan berhasil memimpin umat, seperti yang diterangkan oleh Syawmil mengenai Thalut dan Daud:
Pertama, memang pilihan Allah Swt., syarat ini berlaku bagi kita orang biasa (bukan nabi/rasul).
Kedua, berilmu pengetahuan luas, terutama dalam bidang kepemimpinannya. Contoh pemimpin politik harus berpengalaman dan berpengetahuan luas tentang masalah-masalah politik dan penunjangnya seperti Sosiologi, Psikologi dan lain-lain.
Ketiga, mempunyai keberanian dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, karena tanpa keberanian dalam menghadapi situasi apapun, segala rencananya akan sia-sia. Pepatah mengatakan “The man behind the gun” artinya, ‘Orang itulah yang menentukan kemenangan dalam pertempuran atau perjuangan bukan senjatanya’. Kalau prajurit atau komandannya penakut maka senjata bagi mereka tidak akan ada gunanya, akan terbawa lari terbirit-birit, malah kemungkinan dibuang, lalu si prajurit berganti pakaian dengan pakaian sipil, dengan tujuan supaya selamat dari incaran musuh.
Jadi, kita harus memperhatikan 3 syarat seandainya kita hendak memilih seorang pemimpin besar maupun kecil, politik atau atau non-polilitik yang disebut dalam Alquran.
Perlu ditambahkan pada syarat yang pertama, harus beragama secara ikhlas bukan pura-pura karena ingin dipilih jadi pemimpin. Mengenai keberanian, harus ada bukti dan contoh dalam sejarah hidupnya bahwa dia memang seorang pemberani. Tidak jarang orang yang berpidato berapi-api di waktu aman, tapi kalau bahaya sudah mengancam, dia terbungkam seribu bahasa, malah terlebih dahulu lari terbirit-birit.
Dalam ayat tersebut (al-Baqarah: 247) juga tersirat bantahan terhadap pendapat bani israil yang menganggap bahwa seorang raja atau pemimpin itu haruslah orang kaya. Tapi memang tidak ada salahnya seorang pemimpin itu adalah orang yang kaya, asal dia memenuhi 3 syarat telah disebutkan tadi. Tapi yang harus diwaspadai ialah kalau pemimpin memperkaya dirinya dengan memperalat kekuasaanya.
‘Ala kulli hal, semoga kita bangsa Indonesia dianugerahi pemimpin yang telah digambarkan al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat: 247 tersebut, sehingga menjadi negara yang dimaksudkan dalam surat Saba’ ayat: 15,
بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ
Artinya: (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun. (QS. Saba’: 15)