Ikuti Kami

Muslimah Talk

Musdah Mulia; Feminisme untuk Seluruh Gender Bukan Hanya Perempuan

feminisme - musdah mulia
langitperempuan.net

BincangMuslimah.Com – Awal mula berkembangnya feminisme didasari dari pergulatan sejarah dan budaya masyarakat barat. Feminisme didunia ketiga dikembangkan oleh para aktivis feminis di Asia Selatan dengan memasukan hubungan dunia ketiga dan dunia pertama sebagai faktor penting dalam membicarakan masalah perempuan di Negara-negara berkembang. Selain itu, muncul feminisme theologis yang berusaha mendobrak monopoli interpretasi laki-laki dengan mendalihkan ajaran agama, dimana selama ribuan tahun di pakai untuk menabsahkan subordinasi perempuan.

Dalam perspektif masyarakat Indonesia, tidak sedikit orang salah dalam mengartikan apa itu feminisme, fenimisme dianggap sebagai gerakan perlawanan perempuan terhadap kodrat yang di beri oleh Tuhan, di anggap sebagai gerakan yang membenci kaum laki-laki, dianggap sebagai gerakan perempuan yang memberontak terhadap kewajiban rumah tangga, bahkan feminisme dianggap sebagai gerakan perempuan yang liberal dan merusak akidah.

Namun perspektif tersebut kurang tepat dan perlu di luruskan, lantas bagaimana perspektif sebenarnya yang harus di ambil dalam memaknai Feminisme itu sendiri? Berikut penjelasan Musdah Mulia, salah satu Feminis Muslim terkemuka di Asia dan juga Ketua Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) dalam kegiatan wawancara secara daring dengan salah satu contributor BincangMuslimah.Com, Putri Febyan Sari, Selasa (6/10).

Bagaimana perspektif feminisme menurut anda? Apakah feminisme hanya diperuntukan kepada perempuan saja? 

Feminisme adalah sebuah gerakan untuk menegakkan keadilan bagi semua orang, tidak memiliki batas apapun itu sepanjang manusia. Jadi tidak ada feminisme hanya buat perempuan saja, tapi feminisme itu buat semua masyarakat. Feminisme berjuang untuk mereka yang mengalami ketidakadilan dan kesetaraan gender.

Feminisme bisa diartikan sebagai gerakan menentang perlakuan tidak adil terhadap seluruh gender, gerakan feminis itu menolak segala bentuk deskriminasi, eksploitasi, kekerasan, dan ketidakadilan berbasis gender. Dengan demikian feminisme itu adalah upaya perubahan yang mengarah kepada terwujudnya system dan pranata social yang egaliter dan adil.

Baca Juga:  Ratu Safiatuddin, Tokoh Feminisme dan Pemimpin Perempuan Pertama di Indonesia

Karna hakikat dari gerakan feminis itu tidak hanya diperuntukkan kepada kaum perempuan, tetapi untuk seluruh gender. Gender itu banyak, tidak memandang hanya dari satu sisi, karna substansi dari gerakan feminis itu memperjuangkan tatanan masyarakat yang adil dan setara secara gender. Maka lebel gender apapun ketika mengalami diskriminasi, eksploitasi, kekerasan, dan ketidakadilan gender harus dibela hak-haknya.

Feminisme itu belajar tentang hak dan kewajiban kita sebagai manusia, dimana sesama manusia baik dengan lebel gender apapun memiliki hak dan kewajiban yang sama, yaitu sama-sama mengajarkan untuk menghargai, mengajarkan untuk peduli dan mengajarkan untuk berlaku adil. Maka penting kita belajar tentang feminisme agar nantinya kita tidak melakukan diskriminasi, tidak melakukan eksploitasi terhadap orang lain.

Bagaimana sejarah awal tentang feminisme? Apakah feminisme itu murni hasil produk barat? dan siapakah tokoh awal penggagas gerakan feminis itu?

Memang betul, feminisme merupakan salah satu produk kebudayaan barat sehingga tidak heran jika sebagian orang memandang feminisme identik dengan westernisasi. Namun ini yang membuat menarik, bahwa sebenarnya feminisme itu sudah ada dalam sejarah islam sejak abad ke-20, dimana Islam memperkenalkan tiga tokoh laki-laki muslim feminis, seperti Rif’ah al-Thahthawi, Muhammad Abduh dan Qasim Amin.

Ketiga tokoh tersebut mengajak umat Islam untuk berfikir kritis, rasional dan terbuka. Setiap ide dan gagasan yang datang dari Barat, Timur, Utara dan Selatan harus direspon secara kritis. Artinya, umat islam harus bisa membaca secara kritis, rasional, serta selalu mengedepankan prinsip keadilan dan kemaslahatan bersama terkait gagasan ataupun pemikiran yang dilahirkan dari sudut pandang manapun.

Rasulullah merupakan tokoh feminis paling ulung dalam Islam, dimana Rasulullah memperjuangkan keadilan dan kesetaraan untuk semua manusia. Untuk itu bagi saya, Rasulullah merupakan tokoh feminis Muslim pertama yang menggagas tentang pentingnya keadilan dan kesetaraan  bagi semua manusia tanpa terkecuali dengan membebaskan manusia dari belenggu thagut, takhayul dan khufarat dengan konsep tauhid.

Baca Juga:  Konsep Perempuan Shalihah dalam Ensiklopedia Muslimah Reformis

Salah satu artikel anda mengatakan bahwa tauhid adalah inspirasi dari kesetaraan dan keadilan gender, bagaimana penjelasannya?

Tauhid adalah inti ajaran islam yang mengajarkan bagaimana berketuhanan yang benar dan menuntun bagaimana berkemanusiaan yang benar. Ketika manusia meyakini bahwa tauhid hanya ada satu Tuhan, maka selain Tuhan seluruhnya adalah ciptaan Tuhan. Pada konteks ciptaan inilah kita semua harus merasa bahwa kita tidak ada bedanya antara satu dengan yang lain.

Maka kita perlu membangun kesadaran spiritual tentang  tauhid. Karna dengan tauhid inilah kita menyadari bahwa kita semua hanya ciptaan, dan ciptaan Tuhan yang beragam itu harus sama, tidak boleh ada yang super dan tidak boleh ada yang subordinat.

Untuk itu bagi saya, Tauhid itu menginspirasi kesetaraan dan keadilan gender. Karna tauhid menghapuskan sekat-sekat diskriminasi dan subordinasi. Baik sebagai khalifah maupun sebagai hamba, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Dimana semua mengemban tugas ketauhidan yang sama, yakni menyembah hanya kepada Allah atas dasar keadilan dan kesetaraan, dimana semua manusia dipersatukan dalam tauhid.

Jika menurut anda Rasulullah adalah feminis muslim pertama, kenapa dalam parktiknya, masyarakat muslim masih sering terjadi ketidakadilan gender? Apa faktor yang mendasari hal tersebut?

Ada tiga faktor yang mendasari masyarakat muslim masih sering melakukan ketimpangan gender, terlebih kepada kaum perempuan.

Pertama, pemahaman tentang asal-usul penciptaan manusia dalam kitab-kitab fiqh. Dimana dalam kitab tersebut menjelaskan bahwa Adam as adalah manusia pertama yang diciptakan dimuka bumi, sedangkan ibu Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Hal tersebut melahirkan pemahaman, bahwasanya perempuan bukanlah manusia utama, melainkan hanya pelengkap.

Kedua, pemahaman tentang jatuhnya Adam dan Hawa dari surga. Dimana dipahami bahwasanya Adam jatuh dari surga disebabkan oleh godaan Hawa yang terlebih dahulu terpengaruh oleh bisikan iblis (QS. Al-A’raf, 7:20-22). Implikasi dari pemahaman ini adalah bahwa perempuan itu hakikatnya adalah makhluk penggoda yang kebanyakan menjadi penghuni neraka.

Baca Juga:  Typa Girl Blackpink: Benarkah Sarat Makna Alpha Female?

Ketiga, pemahaman tentang pemimpin perempuan, stigma masyarakat mengajarkan bahwa perempuan tidak layak menjadi pemimpin karna perempuan sangat lemah dan sangat lembut sehingga dikhawatirkan tidak mengambil keputusan dengan tegas. Apalagi ada hadist yang mengatakan: “perempuan itu lemah akal dan agamanya” (HR. Bukhari dari Sa’id ibn Abi Maryam).

Rekomendasi

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Pendidikan Seks dan Seksualitas Pendidikan Seks dan Seksualitas

Diah Irawaty: Pentingnya Pendidikan Seks dan Seksualitas dalam Masyarakat Muslim

Tubuh perempuan feminis muslim Larangan Catcalling dalam Islam Tubuh perempuan feminis muslim Larangan Catcalling dalam Islam

Tubuh Perempuan dalam Kacamata Feminis Muslim

ratu safiatuddin pemimpin perempuan ratu safiatuddin pemimpin perempuan

Ratu Safiatuddin, Tokoh Feminisme dan Pemimpin Perempuan Pertama di Indonesia

Ditulis oleh

Mahasiswa semester 7 program studi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah.

Komentari

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect