Ikuti Kami

Muslimah Talk

Pratiwi Sudarmono : Muslimah, Putri Ningrat dan Astronot Pertama Asia

BincangMuslimah.Com – Masyarakat Indonesia yang kental dengan budaya patriarkinya memiliki anggapan bahwa ‘wanita lebih baik tinggal di rumah saja’,  serupa dengan yang dikatakan Sherry B. Ortner dalam bukunya Is Female to Male as Nature Is to Culture?.

Namun tahukah kita di tengah anggapan itu ada seorang perempuan Indonesia yang menjadi astornot perempuan pertama dari Indonesia bahkan Asia, Pratiwi Sudarmono. Namanya masuk sebagai salah satu tokoh dalam buku Notable Muslims yang ditulis oleh Natana Delong-Bas. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Pratiwi adalah muslimah pertama yang mengangkasa.

Pratiwi Sudarmono lahir di Bandung pada 31 Juli 1952, dalam Indonesian Destinies karya Theodore Friend disebutkan, meskipun Pratiwi lahir di tanah Sunda, dia adalah orang Jawa yang berasal dari keluarga bangsawan, kakeknya merupakan golongan ningrat dari Kesultanan Surakarta Hadiningrat.

Sebagai seorang putri keturunan Jawa yang terkenal penuh dengan aturan, Pratiwi mampu membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi apapun selayaknya kaum pria, bahkan untuk keinginan yang barangkali dianggap terlalu tinggi bahkan mustahil. Hal ini terbukti dia mampu menjadi astronot perempuan pertama di Asia.

Dalam buku Notable Muslim dikatakan bahwa gelar S1 kedokterannya nya diraih pada 1976 dan master dalam bidang yang sama pada tahun 1977, selanjutnya meraih gelar Master dalam bidang Ilmu Makrobiologi pada tahun 1980.

Pratiwi kemudian mengambil program doktoralnya di Jepang tepatnya di Research Institute for Microbial Diseases, Osaka University, dan meraih gelar doktor pada 1984. Dalam tirto.id dikatakan bahwa dia adalah perempuan Indonesia pertama yang mendapatkan gelar doktor dalam bidang kedokteran dari perguruan tinggi di Jepang.

Pratiwi memulai karirnya dalam kesehatan masyarakat pada 1984 dan didanai oleh WHO untuk melakukan sebuah penelitian dalam Biology Salmonella Typhi dalam upaya untuk mengembangkan alat diagnosis dan vaksin yang lebih cepat dan murah.

Dia bekerja mengembangkan sistem dan manajemen kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan untuk melawan penyakit-penyakit tropis melalui manajemen penyakit yang lebih baik, termasuk metode pencegahan dan diagnosis dini juga terapi yang efisien.

Baca Juga:  Belajar Tegar Hadapi Cercaan dari Maryam Binti Imran: Ibunda Nabi Isa As

Hasil dari penelitiannya digunakan dalam kampanye Gerakan Ramah Ibu Indonesia yang berupaya mengurangi angka kematian bayi dan ibu melalui manajemen infeksi yang lebih baik pada masyarakat pedesaan.

Sebagai salah satu bagian dari kampanye nasional untuk menyuarakan program keamanan bagi ibu, Gerakan Ramah Ibu menjadi kebijakan nasional yang harus dilaksanakan oleh seluruh desa di Indonesia.

Pada tahun 1985 Pratiwi terpilih sebagai wakil Indonesia untuk menjalankan sebuah misi. Pada saat itu pemerintah Indonesia menjalin kerjasama dengan NASA (National Aeronautics and Space Administration) yang memiliki misi Wahana Antariksa atau Space Shuttle.

Misi itu rencananya akan dilaksanakan pada 24 Juni 1986 dengan menggunakan pesawat ulang-aling Columbia. Dalam misi ini Pratiwi bertugas sebagai Spesialis Muatan untuk pesawat tersebut.

Pratiwi telah mengalahkan 207 kandidat yang 25 dari mereka adalah perempuan, ketika terpilih untuk menjalankan misi ini dia masih bekerja sebagai peneliti bidang genetika dan mikrobiologi juga mengajar di Universitas Indonesia.

Pencapaian tersebut membuat Pratiwi dikenal dunia, banyak media yang memberitakan pencapaian salah satu Kartini Indoneisa, dia menjadi ikon perempuan Indonesia yang merupakan calon astronot perempuan pertama di Asia yang akan mengangkasa.

Namun penjalanan misi itu dibatalkan karena pada 28 Januari 1986, pesawat ulang-alik Chalenger milik Amerika Serikat, STS-51-L yang hendak menjalankan misi lain meledak di udara dalam 73 detik setelah diluncurkan pada ketinggian 15-16 km dan mengakibatkan 7 orang kru meninggal dunia.

Insiden tersebut membuat NASA membatalkan beberapa penerbangan ke luar angkasa selanjutnya, termasuk agenda penerbangan Columbia yang harusnya membawa Pratiwi Sudarmono pada  tanggal 24 Juni 1986.

Satelit B-3 akhirnya diluncurkan dengan Roket Delta tanpa menyertakan astronot Indonesia. Impian Pratiwi dan bangsa Indonesia yang ingin menyaksikan salah satu putri terbaiknya terbang ke luar angkasa pun pupus.

Baca Juga:  Samia Suluhu Hassan, Presiden Perempuan Pertama Tanzania

Walaupun demikian, Pratiwi tetap di kirim ke Amerika Serikat untuk menempuh pelatihan spesialis muatan pada Februari hingga Mei 1986 dan sempat melakukan pemotretan dengan atribut astronot walaupun penerbangan ke antariksa batal.

Setelah itu dia kembali menekuni aktivitasnya di kampus dengan berbagai prestasi dan pencapaian. Tahun 1994 hingga 2000 dia menjabat sebagai Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Medis Universitas Indonesia. Pada tahun 2002 dia mengikuti program Sarjana Fulbright new Century di Amerika Serikat.

Selanjutnya Pratiwi diangkat sebagai Profesor Kehormatan dalam bidang Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada Februari 2008, kemudian dia mengabdikan dirinya untuk pendidikan, kesehatan dan keilmuan.

Prestasi dan semua pencapaian yang telah diraih oleh Pratiwi Sudarmono membuktikan bahwa kita sebagai muslimah harus menjadi pribadi yang tangguh, berwawasan luas, bermanfaat bagi sesama dan memiliki cita-cita yang luhur juga membawa nama baik bangsa dan negara. Mari berjaya perempuan Indonesia, mari menjadi Pratiwi yang selanjutnya.

Rekomendasi

Rohana Kudus: Jurnalis Perempuan Pertama di Indonesia

Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah

Ummu Ri‘lah al-Qusyairiyah, Pejuang Hak Perempuan di Masa Rasulullah

laksamana malahayati laksamana malahayati

Laksamana Malahayati: Memimpin Armada Laut untuk Lawan Penjajah

Nushrat al-Amin Nushrat al-Amin

Sayyidah Nushrat al-Amin: Mufassir Perempuan Pertama dengan Karya 30 Juz

Ditulis oleh

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta, Peneliti Pendidikan Islam

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect