Ikuti Kami

Muslimah Talk

Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih

Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com – Di era media sosial dan kompetisi hidup yang tinggi, banyak orang mempunyai rasa takut tertinggal, atau yang dikenal dengan FOMO (Fear of Missing Out). Namun, ada bentuk FOMO yang lebih dalam: takut tertinggal dalam hidup itu sendiri. Bukan sekadar soal tren atau hiburan, tetapi dalam hal karier, menikah, pencapaian, dan bahkan ibadah.

Tanpa sadar, kecemasan ini sering muncul diam-diam, memengaruhi pikiran dan hati.. Berbeda dengan growth mindset, yang mendorong pertumbuhan positif, FOMO versi ini lebih dekat dengan kecemasan eksistensial: ketakutan bahwa kita belum cukup, belum mencapai standar hidup yang “ideal”, dan belum menunaikan tanggung jawab secara sempurna.

 

Mengejar Dunia Adalah Sia-Sia

Dalam perspektif Islami, Allah mengingatkan manusia akan kefanaan dunia:

“Ketahuilah, kehidupan dunia hanyalah permainan dan kesenangan semata.” (QS. Al-Hadid [57]: 20)

Ayat ini menegaskan bahwa mengejar dunia tanpa batas dan merasa tertinggal darinya adalah sia-sia. Hidup bukan perlombaan membandingkan diri dengan orang lain, tetapi proses menata iman, amal, dan tujuan hidup yang sejati. Kesadaran ini membantu menenangkan hati dari kecemasan berlebihan terhadap pencapaian duniawi.

Selain FOMO, masalah lain yang sering muncul adalah overthinking, yang bisa menimpa aspek apa saja dalam hidup: cinta, karier, masa depan, bahkan ibadah. Banyak orang mencoba healing untuk mengatasi stres dan kecemasan, tetapi sayangnya, tidak semua metode healing benar-benar menyembuhkan. Beberapa justru menjadi pelarian dari masalah yang sebenarnya harus dihadapi.

Menghabiskan waktu untuk meditasi, journaling, atau self-care yang berlebihan tanpa menghadapi akar masalah bisa membuat seseorang merasa lebih nyaman sementara, tetapi tidak menyelesaikan kecemasan yang mendasar.

Islam mengajarkan bahwa menghadapi masalah lebih baik daripada lari darinya. Allah berfirman:

Baca Juga:  Perjanjian aqabah I: Perhatian Nabi Muhammad terhadap Eksistensi Perempuan

“Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).” (QS. Asy-Syarh [94]: 5–6)

Ayat ini mengingatkan bahwa terlalu banyak memikirkan sesuatu sampai lupa menjalani adalah hal yang kontraproduktif. Pikiran yang berlebihan tanpa aksi nyata justru membuat hati lelah dan kehidupan terasa tidak terarah. Overthinking bukan hanya soal cinta atau hubungan sosial, tetapi bisa muncul pada iman, masa depan, dan identitas diri sendiri.

 

Berusaha dan Tawakal

Dalam konteks Islami, kunci untuk menenangkan pikiran adalah tawakal: bersandar kepada Allah setelah melakukan usaha terbaik. Rasulullah menegaskan bahwa setelah berusaha, kita menyerahkan hasil kepada Allah dengan hati yang tenang. Allah berfirman:

“Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya.” (QS. At-Talaq [65]: 3)

Tawakal bukan berarti pasif, tetapi menjadi penyeimbang antara usaha dan ketergantungan hati kepada Allah. Dengan tawakal, bisa meredam kecemasan FOMO dan overthinking, karena fokus berpindah dari membandingkan diri dengan orang lain menjadi menyelaraskan diri dengan tujuan hidup yang hakiki.

Penting juga untuk menilai ulang praktik healing. Healing yang benar dalam Islam bukan sekadar pelarian dari kesibukan atau stres, tetapi upaya menyembuhkan hati dengan cara menghadapi masalah, memperkuat iman, dan menenangkan pikiran dengan zikir, doa, dan amal saleh. Aktivitas seperti meditasi, journaling, atau self-care bisa menjadi bagian dari healing, asalkan digunakan untuk introspeksi, bukan pelarian.

Kesimpulannya, rasa takut tertinggal dan overthinking adalah dua sisi dari kecemasan modern yang bisa menggerogoti hati. Keduanya bisa diatasi dengan kombinasi kesadaran diri, pengelolaan pikiran, niat yang benar, dan tawakal kepada Allah. Hidup yang terlalu fokus pada pencapaian duniawi, perbandingan sosial, atau kesempurnaan diri akan membuat hati lelah dan tidak pernah puas. Sebaliknya, dengan menyelaraskan aktivitas, ibadah, dan healing yang tepat, Muslimah bisa menjalani hidup dengan lebih tenang, produktif, dan bermakna.

Baca Juga:  Laksamana Malahayati: Pejuang Perempuan Bersama Inong Balee

 

 

Rekomendasi

Menerima Bingkisan Natal Muslim Menerima Bingkisan Natal Muslim

Hukum Menerima Bingkisan Natal bagi Muslim

keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil

Empat Pendidikan Prenatal yang Harus Ibu Hamil Tahu

Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Korban Bencana? Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Korban Bencana?

Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Korban Bencana?

Gerakan Keulamaan Perempuan: Komitmen KUPI untuk Meneguhkan Berpihak Pada Kemanusiaan Gerakan Keulamaan Perempuan: Komitmen KUPI untuk Meneguhkan Berpihak Pada Kemanusiaan

Gerakan Keulamaan Perempuan: Komitmen KUPI untuk Meneguhkan Berpihak Pada Kemanusiaan

Amira Asholina Al Madinah adalah mahasiswi yang gemar belajar tentang pengembangan diri dan keislaman. Ia percaya bahwa setiap perempuan memiliki ruang untuk bertumbuh melalui pengetahuan, pengalaman, dan kualitas diri yang terus diasah. Tulisan-tulisannya berusaha menjadi teman bagi siapa pun yang ingin memperbaiki diri. Saat ini, ia menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Menerima Bingkisan Natal Muslim Menerima Bingkisan Natal Muslim

Hukum Menerima Bingkisan Natal bagi Muslim

Kajian

keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil

Empat Pendidikan Prenatal yang Harus Ibu Hamil Tahu

Muslimah Daily

Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Korban Bencana? Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Korban Bencana?

Bagaimana Cara Mengurus Jenazah Korban Bencana?

Kajian

Gerakan Keulamaan Perempuan: Komitmen KUPI untuk Meneguhkan Berpihak Pada Kemanusiaan Gerakan Keulamaan Perempuan: Komitmen KUPI untuk Meneguhkan Berpihak Pada Kemanusiaan

Gerakan Keulamaan Perempuan: Komitmen KUPI untuk Meneguhkan Berpihak Pada Kemanusiaan

Berita

UP-X онлайн-казино : способы оплаты — карты и кошельки

Tak Berkategori

Ulama Nusantara ; Kiai Sholeh Darat Ulama Nusantara ; Kiai Sholeh Darat

Tapak Tilas Jejak Mahaguru Ulama Nusantara di Kakap Darat (Eps. 1)

Diari

Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik

Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik

Muslimah Talk

Ekofeminisme tafsir Saleh Darat Ekofeminisme tafsir Saleh Darat

Nilai-nilai Ekofeminisme dalam Tafsir Kyai Saleh Darat

Kajian

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect