BincangMuslimah.Com – Sebenarnya, istilah alkohol sama sekali tidak kita dapatkan dalam nash al-Quran maupun hadis. Mengenai alkohol sendiri, para ulama berbeda pendapat dalam menghukumi kesuciannya. Namun apakah parfume cologne yang biasanya dipakai oleh banyak kalangan wanita dan terdapat unsur alkohol di dalamnya bisa disamakan dengan khamr?
Sebagian ulama berpendapat bahwa alkohol merupakan jenis yang memabukkan seperti khamr. Sebagian lain berkata bahwa alkohol merupakan jenis materi beracun yang sangat berbahaya dan kesemuanya bersepakat haram mengkonsumsinya karena semua yang memabukkan adalah jenis khamr dan setiap jenis khamr adalah haram.
Para ulama yang berpendapat bahwa parfume cologne seperti khamar berbeda pendapat dalam kenajisannya. Keempat Imam berpendapat bahwa khamr adalah najis berdasarkan dalil dari firman Allah Swt, Alquran Surah al-Maidah: 90,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Mereka berkata bahwa rijs adalah najis atau sesuatu yang kotor dan keji. Syariat menetapkan hukum bahwa hal-hal tersebut adalah rijs dan wajib untuk dijauhi. Maka dengan keharamannya tersebut dia menjadi najis. Berdasarkan hal ini maka alkohol menjadi najis.
Dalam hukum ini, Imam Rabi’ah (136 H) berbeda pendapat, begitu juga dengan Laits ibn Sa’ad (173 H), dan al-Muzani (264 H), mereka mengatakan bahwa khamr adalah suci dengan dalil bahwa ketika datang perintah keharamannya, Nabi saw memerintahkan para sahabat untuk membuang khamr di jalanan. Jika khamr tersebut najis, tentu para sahabat tidak akan melakukannya karena Rasulullah saw melarang mengotori jalanan dengan buang air kecil dan besar. Mereka menyangkal dalil jumhur bahwa jika rijs dimaksudkan dengan najis, maka kenajisan di sini bersifat hukmiyah sebagaimana firman Allah Swt yang menjelaskan kaum musyrikin. Maksudnya bukanlah tubuh mereka yang najis sehingga pakaian atau anggota badan yang bersentuhan dengan mereka harus dibasuh.
Hal yang juga menguatkannya adalah bahwa rijs merupakan sifat dari beberapa hal yang disebutkan dalam ayat tersebut bersamaan dengan khamr, yaitu berjudi (maysir), mengundi nasib dengan panah (ansab) dan berkorban untuk berhala (azlam). Tidak ada seorangpun yang mengatakan kesemuanya itu najis ainiyyah, maka begitu pula dengan khamr, kenajisannya hanya bersifat hukmiyyah. Dengan demikian, parfume cologne adalah suci.
Terkait hal ini, Syeikh Ibn Baz (1330 H) mengatakan bahwa parfum yang dikenal dengan cologne selalu mengandung zat yang dikenal dengan esparto, yakni sejenis zat memabukkan yang digunakan sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Sudah seharusnya, kita tidak menggunakannya lagi dan menggantinya dengan minyak wangi lain yang sehat. Adapun berwudhu setelah tubuh terkena zat tersebut tidaklah diwajibkan. Bila zat tersebut mengenai tubuh pun, juga tidak diwajibkan mandi karena tidak ada dalil yang menunjukkan kenajisannya.
Wallahu A’lam bis Shawab….
*Artikel ini sebelumnya pernah dimuat BincangSyariah.Com
Pingback: Apakah Parfume Cologne yang Biasa Kita Gunakan Najis? | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net
Pingback: Benarkah Parfum Haram bagi Perempuan? | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net
Pingback: Hukum Minuman Alkohol Jadi Sponsor Acara | Bincang Syariah
Pingback: Hukum Minuman Alkohol Jadi Sponsor Acara | Rumah IBS | Kontraktor Bina Rumah IBS Selangor
Pingback: Hukum Minuman Alkohol Jadi Sponsor Acara - NUTIZEN
Pingback: Benarkah Parfum Haram bagi Perempuan? | Alhamdulillah Sholli Ala Rosulillah – jumatberkah