Ikuti Kami

Khazanah

Organisasi Masyarakat Muslim Perempuan di Indonesia

organisasi muslim perempuan indonesia
Getty Images

BincangMuslimah.Com – Perempuan menjadi salah satu unsur pembangunan bangsa. Hingga kini, perannya dalam turut serta menggerakkan aktifitas di berbagai lini. Misal, pendidikan, kesehatan, keagamaan, ekonomi, dan lain-lain. Beberapa organisasi masyarakat (ormas) muslim perempuan telah terbentuk banyak di Indonesia dan memiliki kiprah yang signifikan bertahun-tahun.

Hampir semua organisasi muslim perempuan ini tergabung dengan organisasi induknya atau menjadi badan otonom. Berikut beberapa ormas muslim perempuan dan sejarah singkat mengenainya.

Muslimat Nahdhatul Ulama.

Organisasi ini dibentuk kali pertama pada 29 Maret 1946 di Purwokerto. Ide dan usulan terbentuknya organisasi perempuan NU muncul pada Muktamar NU yang ke-13 di Menes, Banten pada tahun 1938. Dilansir dari website muslimatnu.or.id, usulan ini berasal dari dua tokoh NU yaitu, Nyai R Djuaesih dan Ny Siti Sarah. Keduanya merupakan perwakilan dari jamaah perempuan saat muktamar di Menes itu. mereka menyampaikan secara lantang tentang kebangkitan perempuan dan peran perempuan dalam menentukan kebijakan dan penggerak di setiap lini, sebagaimana laki-laki.

Nyai R Djuaesih menjadi perempuan pertama yang menaiki mimbar untuk berbicara dalam forum resmi NU. Usulan ini disampaikan olehnya karena melihat belum ada ruang yang luas bagi jamaah perempuan untuk turut berpartisipasi dalam penentu kebijakan. Dan ternyata usulan ini menimbulkan perdebatan sengit di kalangan peserta. Pro dan kontra mengenai perlunya organisasi khusus perempuan di NU begitu alot.

Pada muktamar berikutnya, tepatnya setahun kemudian yaitu pada Muktamar NU ke-14 di Magelang, Ny Djuaesih diminta untuk memimpin rapat khusus wanita oleh RH Muchtar (utusan NU Banyumas) yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari daerah-daerah di Jawa Tengah. Rapat tersebut menghasilkan rumusan pentingnya peranan wanita NU baik dalam organisasi itu sendiri, masyarakat, pendidikan, dan dakwah.

Hingga pada29 Maaret tahun 1946, usulan perkumpulan wanita NU diterima secara bulat oleh para utusan Muktamar NU ke-16 di Purwokerto. Nama yang kemudian digunakan untuk organisasi wanita NU adalah Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM). Hingga pada beberapa tahun kemudian populer dengan sebutan Muslimat NU.

Meskipun menjadi badan otonom NU, Muslimat NU memiliki kebebasan untuk mengatur dan mengembangkan kreativitasnya sendiri. Mereka lebih leluasa memperjuangkan hak-hak wanita dan cita-cita bangsa.

Aisyiyah

Organisasi ini menjadi badan otonom dari ormas Muhammadiyah yang resmi berdiri pada 19 Mei 1917. Sebelum Aisyiyah resmi didirikan, kelompok perempuan di ormas ini sudah ada sejak diadakannya perkumpulan Sapa Tresan pada tahun 1914 Sapa Tresna adalah sekelompok perempuan remaja terdidik di sekitaran Kauman.

Sang pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan merupakan tokoh yang mendorong perempuan untuk menempuh pendidikan formal dan agama. Sebab pada masa itu, masyarakat menganggap bahwa perempuan tak perlu menempuh pendidikan yang tinggi sebagaimana laki-laki. Tapi Kyai Dahlan berpikir sebaliknya, beliau mendorong pendidikan juga bagi kaum perempuan yang ia mulai dari mendorong pendidikan anak perempuannya, anak perempuan temannya dan saudara-saudaranya.

Aisyiyah akhirnya resmi didirikan pada 1917 dan pemberian nama ini merupakan usulan dari KH. Fachrodin yang terinspirasi dari nama istri Nabi, Aisyah. Sosok Aisyah, istri Nabi adalah sosok yang cerdas dan berintregritas. Ia adalah periwayat hadis terbanyak dari golongan perempuan, aktif, dan berkiprah di masyarakat. Sehingga dalam penamaan ini, diharapkan Aisyiyah mampu mengambil teladan dari istri Nabi, Aisyah.

Muslimat Mathla’ul Anwar

Organisasi ini menajdi badan otonom (banom) dari organisasi Mathla’ul Anwar yang didirikan oleh KH. Mas Abdurrahman. Muslimat Mathla’ul Anwar diresmikan pada 1953, tepat pada pelaksanaan Muktamar IX. Organisasi yang menghimpun gerakan perempuan di ormas Mathla’ul Anwar ini pertama kali dipimpin oleh HJ. A. Zaenab bin Moh. Yasin.

Dibentuknya organisasi khusus perempuan kala itu adalah untuk memberikan ruang yang lebih luas dan gerakan yang terorganisir dari kalangan perempuan. Sebab, pada masa itu perempuan tidak diberi ruang yang luas dan leluasa untuk mengembangkan diri atau bahkan menempuh pendidikan. Maka terbentuklah Muslimat Mathla’ul Anwar ini.

Wanita al-Irsyad

Wanita al-Irsyad menjadi banom dari Ormas al-Irsyad. Organisasi yang khusus mewadahi aktifitas perempuan al-Irsyad ini dibentuk pada tahun 1939, sedangkan al-Irsyad sendiri berdiri sejak tahun 1914. Namun, sebelum menjadi nama Wanita al-Irsyad, banom yang menjadi wadah para perempuan al-Irsyad sudah ada pada tahun 1933 dengan nama Nahdhatul Mukminat.

Dalam perjalanannya, organisasi ini sempat dihapus status otonomnya saat dilaksanakan Muktanar al-Irsyad al-Islamiyyah ke-34 pada tahun 1985 di Tegal. Status otonom kembali dipegang oleh Wanita al-Irsyad pada tahun 2013.

Para perempuan di Wanita al-Irsyad mengelola beberapa aktifitas baik di ranah ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain. Utamanya, mereka mengelola banyak Taman Kanak-kanan dan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Mereka juga aktif dalam kegiatan agenda Islam nasional di kalangan perempuan.

Demikian beberapa organisasi masyarakat Islam yang terdiri dari para perempuan muslim. Hal ini menunjukkan adanya gerakan muslim perempuan yang progresif. Mereka hadir untuk menyalurkan ekspresi, mematahkan stigma tentang perempuan yang tak perlu berpendidikan tinggi, bahkan hadir dalam permasalahan sosial untuk mewujudkan solusi dan kemaslahatan.

Rekomendasi

Serba-serbi Makna Cantik Serba-serbi Makna Cantik

Serba-serbi Makna Cantik Kisah Perempuan Muslim

Perempuan Filsafat dan Posthumanisme Perempuan Filsafat dan Posthumanisme

Perempuan, Filsafat, dan Posthumanisme

sayyidah asiyah teladan keimanan sayyidah asiyah teladan keimanan

Sayyidah Asiyah; Teladan dalam Keimanan

baik pada perempuan islam baik pada perempuan islam

Kredibilitas Kepemimpinan Perempuan dalam Islam

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam Hukum Saweran Shalawat dalam Islam

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam, Bolehkah?

Kajian

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Ini Syarat Qira’ah Sab’ah Dijadikan Hujjah dan Diamalkan

Kajian

Perempuan dalam Pergulatan Masyarakat Arab Perempuan dalam Pergulatan Masyarakat Arab

Perempuan dalam Pergulatan Masyarakat Arab

Muslimah Talk

Youth Camp “Muda Toleran” 2023: Siapkan Pemuda Agen Kedamaian Youth Camp “Muda Toleran” 2023: Siapkan Pemuda Agen Kedamaian

Youth Camp “Muda Toleran” 2023: Siapkan Pemuda Agen Perdamaian

Berita

Islam Ajarkan Bersikap Ramah dan Sambut Perempuan dengan Ceria Islam Ajarkan Bersikap Ramah dan Sambut Perempuan dengan Ceria

Islam Ajarkan Bersikap Ramah dan Sambut Perempuan dengan Ceria

Muslimah Talk

Mengenal Syaikhah Nunah Fatimah, Guru Tasawuf Ibnu Arabi Mengenal Syaikhah Nunah Fatimah, Guru Tasawuf Ibnu Arabi

Mengenal Syaikhah Nunah Fatimah, Guru Tasawuf Ibnu Arabi

Kajian

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Apakah Memperingati Maulid Nabi Berarti Menuju Kesesatan?

Khazanah

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Kajian

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

Muslimah Talk

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Kajian

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

Muslimah Talk

3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

Ibadah

menolak dijodohkan menolak dijodohkan

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keluarga

Jati Diri Perempuan dalam Islam Jati Diri Perempuan dalam Islam

Resensi Buku Jati Diri Perempuan dalam Islam

Kajian

Connect