Ikuti Kami

Khazanah

Masjid Dhirar dan Tragedi Perusakan Tempat Ibadah

masjid dhirar tempat ibadah

BincangMuslimah.Com – Tragedi perusakan tempat ibadah kelompok agama atau keyakinan tertentu terus saja terjadi. Pada awal tahun, tepatnya 2 Januari 2022, sebuah tragedi perusakan masjid di pesantren terjadi di Lombok. Peristiwa tersebut terjadi di masjid sebuah Pesantren as-Sunnah di Lombok Timur.

Tahun sebelumnya, kasus perusakan tempat ibadah juga beberapa kali terjadi. Ada perusakan Masjid Ahmadiyah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada Jumat, 3 September 2021. Tindakan tersebut dipicu oleh warga yang tidak menginginkan eksistensi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).

Kasus ini terus terjadi tiap tahun. Berdasarkan laporan Setara Institute, sepanjang 2020, terdapat 24 rumah ibadah mengalami gangguan. Di antaranya ada 14 masjid, 7 gereja, 1 pura, 1 wihara, dan 1 klenteng. Berdasarkan riset tersebut, tempat ibadah yang sering mendapat gangguan adalah masjid yang dimiliki oleh kelompok Islam dari aliran atau golongan yang berbeda dari kelompok pelaku.

Pemahaman masyarakat, terutama muslim, tentang perbedaan pemahaman Islam yang masih minim menjadi salah satu faktor. Bahkan bukan hanya itu, tragedi perusakan tempat ibadah juga dipicu oleh konflik internal antar kelompok. Peristiwa terjadi dimulai dari neberapa orang melakukan provokasi kepada kelompoknya, lalu secara membabi buta melakukan perusakan tempat ibadah agama atau kelompok keyakinan tertentu.

Pada zaman Nabi, memang benar, ada suatu aksi di mana Rasulullah memerintahkan umat muslim untuk menghancurkan sebuah masjid. Dalam literatur Islam, masjid tersebut dikenal dengan sebutan masjid Dhirar. Berdasarkan firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 107,

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ ۚ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلَّا الْحُسْنَىٰ ۖ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (التوبة: 107)

Artinya: Di antara orang-orang munafik terdapat kelompok yang membangun masjid bukan untuk mencari keridaan Allah, tetapi untuk menimbulkan kemudaratan, kekufuran dan perpecahan di antara orang-orang Mukmin serta untuk memfasilitasi orang-orang yang hendak memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan bersumpah bahwa mereka, dalam membangun masjid ini, tidak bertujuan apa-apa selain untuk kebaikan dan dalam rangka berbuat sesuatu yang lebih baik. Allah menjadi saksi atas mereka bahwa mereka berdusta dengan sumpah-sumpah itu (penerjemahan seperti ini dilakukan oleh Quraish Shihab).

Baca Juga:  Perempuan Tidak Boleh Dilarang untuk Shalat di Masjid

Ayat tersebut turun atas peristiwa pembangunan sebuah masjid oleh seorang rahib bernama Abu Amir bersama sekelompok orang Munafik. Abu Amir merupakan seorang pendeta Kristen dan mengajarkan ilmu Ahli Kitab. Ia merupakan tokoh dari suku Khazraj yang memiliki otoritas pada masa itu dan pengaruh yang kuat. Ia menyuruh sekelompok orang munafik untuk membangun masjid sebagai trik licik mengalahkan umat muslim.

Imam at-Thabari dalam kitab tafsirnya, Jami’ al-Bayan fii Ta`wil al-Quran, menceritakan bahwa sekelompok orang munafik yang mendirikan masjid tersebut mendatangi Rasulullah. Memberi tahu bahwa mereka telah membangun masjid di Madinah dan meminta Rasulullah untuk melaksanakan shalat di sana.

Masjid ini dibangun setelah pembangunan masjid Quba di Madinah saat Nabi kali pertama hijrah ke Madinah. Lantas, sebagian kaum munafik merasa iri karena penduduk Madinah menyambut kedatangan Rasulullah dan risalah keislaman. Saat mereka meminta Rasulullah untuk shalat di sana sebagai trik legitimasi atas keabsahan masjid itu, beliau sedang bersiap-siap melakukan perang Tabuk. Tawaran itu diterima oleh Rasulullah dan akan dilakukan olehnya seusai perang Tabuk.

Lalu turunlah ayat ini sebagai pemberitahuan kepada Rasul bahwa masjid tersebut dibangun bukan karena ketakwaan kepada Allah, melainkan untuk memecah belah umat Islam dan memerangi umat muslim. Maka atas turunnya ayat itu, Nabi memerintahkan para sahabatnya untuk menghancurkan masjid tersebut

Dari ayat ini, ada beberapa hal yang bisa kita ambil hikmahnya. Pertama, Rasulullah mulanya tidak tahu bahwa masjid tersebut ternyata sebagai salah satu siasat licik dari kelompok munafik. Maka Rasulullah mulanya menerima ajakan untuk melaksanakan shalat di masjid tersebut.

Kedua, informasi tentang alasan dibangunnya masjid itu datangnya langsung dari Allah. Maka legitimasi tindakan pembakaran itu datangnya langsung dari Allah kepada Nabi sebagai utusan Allah. Maka ayat ini tidak bisa dijadikan legitimasi umat muslim untuk sembarangan mengambil tindakan atau main hakim sendiri dalam melakukan perusakan rumah ibadah.

Baca Juga:  Catatan Penting Politikus Muslim Sebelum Pesta Demokrasi

Tindakan-tindakan perusakan rumah ibadah yang dilakukan sekelompok muslim baik kepada rumah ibadah kelompok Islam lain atau agama lain bukanlah tindakan yang dibenarkan. Gus Baha dalam menjelaskan ayat ini juga tidak membenarkan tindakan perusakan rumah ibadah yang dilakukan oleh masyarakat muslim, apalagi melegitimasi ayat ini.

Gus Baha menyampaikan, ayat ini hanya dimandatkan kepada Nabi dan justifikasi ini langsung dari Allah. Bahkan Nabi sendiri pun mulanya tidak tahu tujuan dari pembangunan masjid tersebut, tapi Allah kemudian menginformasikannya lewat wahyu.

 

Rekomendasi

Perjalanan Hagia Sophia, dari Gereja Hingga Jadi Museum dan Masjid

Bolehkah Non-Muslim Masuk ke Masjid?

shalat peribadatan non muslim shalat peribadatan non muslim

Bolehkah Perempuan Haid Mengikuti Pengajian di Masjid?

Keutamaan I’tikaf Masjid Istimewa Keutamaan I’tikaf Masjid Istimewa

Perempuan Tidak Boleh Dilarang untuk Shalat di Masjid

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Bagaimana Mengganti Puasa Yang Terlewat Hingga Ramadhan Selanjutnya? Bagaimana Mengganti Puasa Yang Terlewat Hingga Ramadhan Selanjutnya?

Bagaimana Mengganti Puasa Yang Terlewat Hingga Ramadhan Selanjutnya?

Tanya Ustazah

Prinsip Ekonomi dalam Islam Prinsip Ekonomi dalam Islam

Risa Arisanti; Tiga Prinsip Mengelola Keuangan Rumah Tangga dalam Islam

Muslimah Daily

Bagaimana Mengganti Puasa Yang Terlewat Hingga Ramadhan Selanjutnya? Bagaimana Mengganti Puasa Yang Terlewat Hingga Ramadhan Selanjutnya?

Bolehkah Qada Puasa pada Yaumul Syak?

Ibadah

Qadha’ Puasa Wanita Hamil dan Menyusui Ramadhan Lalu dan Belum Mampu Mengganti Qadha’ Puasa Wanita Hamil dan Menyusui Ramadhan Lalu dan Belum Mampu Mengganti

Qadha’ Puasa Wanita Hamil dan Menyusui Ramadhan Lalu dan Belum Mampu Mengganti

Kajian

Membincang Kemuliaan Malam Nisfu Syakban Membincang Kemuliaan Malam Nisfu Syakban

Membincang Kemuliaan Malam Nisfu Syakban

Ibadah

Berikut Beberapa Amalan Malam Nisfu Syakban Berikut Beberapa Amalan Malam Nisfu Syakban

Berikut Beberapa Amalan Malam Nisfu Syakban

Ibadah

Lalla Zainab: Sufi Perempuan dan Pemimpin Perlawanan Intervensi Prancis Lalla Zainab: Sufi Perempuan dan Pemimpin Perlawanan Intervensi Prancis

Lalla Zainab: Sufi Perempuan dan Pemimpin Perlawanan Intervensi Prancis

Muslimah Talk

Waktu Tepat Menyelipkan Nilai Moral saat Storytelling

Keluarga

Trending

Parenting Islami : Dongeng Bisa Jadi Sarana Penyelamat Masa Depan Anak Parenting Islami : Dongeng Bisa Jadi Sarana Penyelamat Masa Depan Anak

Parenting Islami : Hadis-hadis Keutamaan Mendidik Anak

Kajian

Perempuan Memakai Anting-anting, Sunnah Siapakah Awalnya?

Muslimah Daily

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Haruskah Imam Jamaah Perempuan Mengeraskan Bacaan dalam Shalat?

Ibadah

Memasang Pembatas di antara Jamaah Laki-laki dan Perempuan, Wajibkah?

Ibadah

Hijab Menurut Murtadha Muthahhari Hijab Menurut Murtadha Muthahhari

Lima Trik agar Poni Rambut Tidak Keluar Jilbab

Muslimah Daily

Ummu Habibah; Perempuan yang Dilamar Nabi dengan Mahar Sebanyak 400 Dinar Emas

Muslimah Talk

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Kapan Kita Dianjurkan Bertasbih?

Ibadah

ummu haram periwayat perempuan ummu haram periwayat perempuan

Asma’ binti Umais : Perempuan yang Riwayat Hadisnya Tersebar dalam Kutub As-Sittah

Muslimah Talk

Connect