Ikuti Kami

Khazanah

Kisah Wafatnya Siti Khadijah dan Permohonan Terakhirnya

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan
Source: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Tahun ke-10 kenabian, tepatnya hari kesepuluh Ramadhan ternyata menjadi hari terakhir Sayyidah Khadijah. Selama 25 tahun lamanya, ia membersamai Rasulullah dalam kehidupan rumah tangganya sekaligus beliau juga paling berjasa dalam mendukung dakwah dan penyebaran agama Islam. Sebelum menjelang kematiannya tersebut, Siti Khadijah telah menyampaikan permohonan terakhirnya kepada Rasulullah.

Sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Hisyam dalam kitab Sirah Nabawiyah, ketika Rasulullah hendak masuk ke rumahnya sepulangnya berdakwah, istri terkasihnya itu menyambut beliau di depan pintu. Ketika hendak berdiri, ia diminta tetap di tempatnya, karena posisinya sedang menyusui Siti Fatimah.

Berhubung lelah usai berdakwah, Nabi memindahkan Fatimah ke tempat tidur. Seketika beliau berbaring dipangkuan Siti Khadijah. Di saat tertidur, istrinya itu membelai kepala Nabi dengan kelembutan dan kasih sayang. Tak terasa air matanya jatuh di pipi Nabi, sehingga beliau terjaga dari tidurnya.

Nabi pun bertanya kepadanya, “Dahulu engkau perempuan mulia dan bangsawan. Kini engkau dihina oleh orang lain. Semua orang menjauhimu. Kekayaanmu habis. Apakah engkau menyesal bersuamikan Muhammad?” 

“Wahai Rasulullah, bukan itu yang saya tangisi. Kemuliaan dan kekayaan telah kuserahkan pada Allah dan RasulNya. Sekarang saya tak punya apa-apa, tetapi engkau terus memperjuangkan agama ini. Seandainya saya mati, namun perjuangan ini belum selesai. Maka galilah lubang kuburku. Ambillah tulang belulangku untuk dijadikan jembatan menyeberangi sungai atau lautan,” jawab ummul mukminin tersebut.

Menjelang ajalnya, Sayyidah Khadijah terbaring sakit, saat itu ia berkata kepada Nabi, “Saya memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, sebagai istrimu belum dapat berbakti kepadamu.”

Rasulullah pun menjawab, “Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya.”

Di saat yang berbeda, Sayyidah Khadijah juga memanggil Fatimah sambil berbisik bahwa ajalnya akan tiba. Ia takut akan siksa kubur, karena merasa belum jauh dari ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Maka sebelum tiba kematiannya, ia meminta tolong kepada putrinya untuk menyampaikan kepada Rasulullah, agar sorban yang biasa dipakai saat menerima wahyu dari Allah dijadikan kain kafan untuk menutupi jasadnya.

Baca Juga:  Cara Khadijah Memuliakan Nabi sebagai Suami

Perempuan mulia itu meminta tolong putrinya, sebab merasa malu dan takut untuk mengatakan hal tersebut pada Rasulullah. Mendengar hal itu, Nabi mengatakan kepadanya, bahwa Allah mengirimkan salam dan telah menyiapkan surga untuk istrinya. Di saat yang sama, Siti Khadijah pun menghembuskan nafas terakhir di pangkuan suami tercinta. Dekapan Nabi menumpahkan air matanya serta orang-orang yang ada di sekitar itu.

Nabi menyadari bahwa tidak akan pernah mendapatkan istri sebaik Siti Khadijah. Pengabdiannya pada Islam dan tugasnya mendampingi Nabi sangat luar biasa. Semua hartanya dihibahkan untuk Islam. Semua pakaian umat muslim yang dipakai, termasuk pakaian Nabi, didapatkan darinya. Namun saat kematian Siti Khadijah, ia hanya menginginkan kain sorban sebagai permohonan terakhirnya.

“Lalu kenapa permohonan terakhirmu hanya selembar sorban.” Kata Rasulullah di hadapan jasad Sayyidah Khadijah.

Kain Kafan Pemberian dari Allah

Dalam suasana kewafatan Sayyidah Khadijah, Malaikat Jibril turun dari langit, mengucapkan salam dan membawa lima kain kafan.

“Untuk siapa kain kafan ini, wahai Jibril?” Tanya Rasulullah sembari menjawab salam Jibril.

“Kain kafan ini untuk Khadijah, Rasulullah, Fatimah az-Zahra, Ali bin Abi Thalib dan Hasan bin Ali. Namun cucumu yang satu, yakni Husein bin Ali tidak memiliki kain kafan. Dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kain kafan dan dimandikan,” jawab Jibril sambil menangis.

Dalam suasana penuh duka tersebut Nabi berdoa, “Ya Allah Ya Rabbi, limpahkanlah rahmatMu pada Khadijah yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam. Mempercayaiku ketika ada orang lain menentang dan menentramkanku di saat orang lain membuatku gelisah. Kau meninggalku sendirian dalam perjuanganku, siapa lagi yang akan membantuku,” 

Para sahabat yang berada di sekitar Rasulullah ikut menangis melihat hal itu. Rasulullah mengenang istrinya semasa hidup. Khadijah, istri yang teramatat dicintainya telah tiada untuk selama-lamanya.

Baca Juga:  Nyai Nafiqah: Sosok Ulama Perempuan dan Istri Kyai Hasyim

Sejarah mencatat, ⅔ kekayaan Kota Makkah adalah milik Siti Khadijah. Tetapi saat hendak menjelang kematiannya, tidak ada kain kafan yang bisa menutupi jasadnya, sehingga ia meminta kain sorban Rasulullah yang biasa digunakan saat menerima wahyu dijadikan permohonan terakhirnya agar ia selamat dari kekhawatirannya saat berada di alam kubur kelak. Wallahu a’lam.[]

Rekomendasi

Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

Belajar Cinta Sejati dari Sayyidah Khadijah

menolak dijodohkan bahasa cinta menolak dijodohkan bahasa cinta

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

haul khadijah haul khadijah

11 Ramadhan Mengenang Haul Khadijah: Teladan Hebat Para Muslimah

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Mapan Dulu, Baru Nikah! Mapan Dulu, Baru Nikah!

Mapan Dulu, Baru Nikah!

Keluarga

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Keluarga

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect