Ikuti Kami

Khazanah

Kisah Umar bin Abdul Aziz Buktikan Kesalehan Seseorang Menentukan Karakter Keturunan

bi halal sunnah budaya
Three generation Asian Muslim family sitting at living room

BincangMuslimah.Com – Umar bin Abdul Aziz merupakan satu dari banyaknya khalifah yang pernah menjadi pemimpin di zaman Dinasti Umayyah. Silsilah keturunannya dari jalur ibu bersambung kepada Amirul Mukminin yang kedua, yaitu Umar bin Khattab. Ia terlahir dari seorang ibu yang bernama Ummu ‘Ashim bin ‘Ashim bin Umar bin Khattab. 

Terdapat cerita menarik dari kisah pernikahan kakek dan nenek Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yaitu ‘Ashim dengan istrinya, serta kisah tersebut bisa menjadi pelajaran dan contoh bagi umat Islam dalam pembentukan karakter jiwa dan keturunan. 

Diceritakan pada suatu malam, Umar bin Khattab bersama dengan pembantunya yang bernama Aslam berkeliling untuk mengamati wilayah yang dipimpinnya guna mengetahui kondisi-kondisi para warganya.

Tatkala Amirul Mukminin dan pembantunya telah merasa letih dan lelah, mereka berdua beristirahat tepat di pinggir sebuah rumah. Di tengah istirahatnya, mereka mendengar suara seorang perempuan tua yang dari rumah itu yang memerintahkan anak gadisnya untuk mencampurkan susu yang akan mereka jual dengan air, padahal hal tersebut telah dilarang oleh sang Khalifah. 

Namun sang gadis tak mengindahkan perintah tersebut, dan malah berkata: “Sungguh, Amirul Mukminin telah melarang untuk mencampurkan susu dengan air, bahkan beliau telah mengutus para pegawainya agar memberitahu masyarakat”, mendengar itu, sang perempuan tua itu pun berkata: “Di mana Amirul Mukminin sekarang? Apakah sekarang dia melihat kita?” kontras, sang anak pun menjawabnya perkataan ibunya dengan: “Jika Amirul Mukminin sekarang tidak melihat kita, tapi yang pasti Allah sedang melihat kita. Akankah kita hanya patuh kepada Amirul Mukminin ketika di hadapannya saja lalu akan membangkang ketika di belakangnya?”.

Mendengar jawaban itu, Umar bin Khattab sangat gembira serta merasa takjub dan kagum pada keimanan anak gadis tersebut, karena seperti itulah sikap ihsan yang diajarkan oleh Rasulullah:

Baca Juga:  Mengapa Ulama Terdahulu Memiliki Hafalan yang Kuat?

ان تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك

Artinya: “Engkau menyembah Allah seakan-akan sedang melihat-Nya, sementara jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu” (HR. Muslim).

Saking senangnya dengan jawaban itu, sampai-sampai pada keesokan harinya, beliau menyuruh Aslam agar mencari tahu tentang gadis itu. Ketika gadis itu diketahui belum menikah, maka ketika itu juga beliau mengumpulkan anak-anaknya, lalu menanyakan siapa di antara mereka yang belum menikah. Ketika beliau mengetahui bahwa anaknya yang bernama ‘Ashim belum menikah, anak gadis itupun dilamarkannya untuk menjadi istri ‘Ashim. 

Dari hasil pernikahan inilah, terlahir orang-orang hebat yang mumpuni dalam berbagai bidang keilmuan serta memiliki kebijaksanaan dalam kepemimpinan. Salah satu anak mereka, terlahir seorang anak perempuan yang bernama Ummu ‘Ashim. Setelah dewasa, ia menikah dengan seorang gubernur di masa Bani Umayyah yang terkenal dengan kedermawanannya, yaitu Abdul Aziz bin Marwan. Mereka kemudian melahirkan seorang khalifah Bani Umayyah  yang akan selalu dikenang kejeniusan, kebijaksanaan dan keadilannya, yaitu Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz juga dikenal dengan pencapaiannya yang membawa masa keemasan pemerintahan Islam. Ia diangkat menjadi khalifah bukan berdasarkan nasab ayah-anak sebagaimana khalifah pendahulu Dinasti Umayyah, melainkan dipilih untuk meneruskan kekhalifahan karena sifat kepemimpinannya. Ia pun dijuluki sebagai Umar II, bukan hanya karena ia cicit dari Umar bin Khattab, melainkan karena sifat dan kebijaksanaannya yang mirip dengan sang kakek.

Dari kisah ini bisa diambil pelajaran bahwa persoalan harta memang sering membuat seseorang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkannya, baik itu cara yang layak maupun cara yang sangat tidak layak, baik itu sesuai dengan tuntunan syariat maupun tidak. Betapa banyak manusia mulai dari zaman dahulu sampai sekarang tergelincir hanya karena persoalan harta, seperti memutus silaturahmi antar keluarga bahkan sampai saling menumpahkan darah.

Baca Juga:  Kisah Sayyidah Khadijah: Perempuan dan Hak Bekerja

Padahal di dalam Alquran, Allah sudah mewanti-wanti kepada manusia agar jangan terlalu memikirkan persoalan dunia, dengan kata lain jangan sampai menjadikan persoalan dunia menjadi prioritas yang sangat dinomorsatukan. Pada surah al-Hadīd ayat 20 Allah menyebutkan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah tipu daya:

اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ

Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan” (Q.S. Al-Hadīd [57]: 20).

Dari kisah ini juga, dapat diketahui bahwa harta yang dicari dengan menggunakan cara yang halal juga menentukan serta menjadi penyebab kebersihan jiwa dan membentuk karakter yang bagus sampai menjalar kepada anak keturunan dan pastinya menjadi penyebab mengalirnya keberkahan dan kesenangan dalam menjalani kehidupan.

Editor: Zahrotun Nafisah

Rekomendasi

ulama memiliki hafalan kuat ulama memiliki hafalan kuat

Mengapa Ulama Terdahulu Memiliki Hafalan yang Kuat?

mariah ulfah anshor perempuan mariah ulfah anshor perempuan

Kiprah Maria Ulfah Anshor untuk Perempuan

al khansa penyair jahiliyyah al khansa penyair jahiliyyah

Nusaibah binti Ka’ab: Sahabat Perempuan yang Turut dalam Peperangan

peristiwa terjadi 10 muharram peristiwa terjadi 10 muharram

Peristiwa yang Terjadi pada 10 Muharram (1)

Ditulis oleh

Mahasantri Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Situbondo.Pegiat kajian Tafsir dan Fikih Perempuan.

Komentari

Komentari

Terbaru

Peran Perempuan Turunnya Alquran Peran Perempuan Turunnya Alquran

Peran Perempuan dalam Peristiwa Turunnya Alquran

Khazanah

suntik vitamin saat puasa suntik vitamin saat puasa

Hukum Suntik Vitamin, Gizi dan Infus saat Puasa?

Kajian

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah Agar Terhindar Keburukan

Ibadah

mengqadha puasa orang meninggal mengqadha puasa orang meninggal

Cara Mengqadha Puasa Orang yang Sudah Meninggal

Kajian

Keutamaan Melaksanakan I’tikaf Ramadhan Keutamaan Melaksanakan I’tikaf Ramadhan

Keutamaan Melaksanakan I’tikaf di Bulan Ramadhan

Kajian

doa nuzulul quran diamalkan doa nuzulul quran diamalkan

Doa Nuzulul Quran yang Bisa Diamalkan

Ibadah

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

lupa qunut shalat witir lupa qunut shalat witir

Imam Lupa Qunut Saat Shalat Witir, Wajibkah Sujud Sahwi?

Kajian

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah Agar Terhindar Keburukan

Ibadah

perempuan tulang punggung keluarga perempuan tulang punggung keluarga

Dua Pahala yang Dijanjikan untuk Perempuan yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Kajian

Benarkah Janin yang Gugur Menjadi Syafaat Bagi Orang Tuanya Kelak?

Kajian

Dalil Kewajiban Puasa Ramadhan dalam Al-Qur’an dan Hadis

Ibadah

Hijab Menurut Murtadha Muthahhari Hijab Menurut Murtadha Muthahhari

Konsep Hijab Menurut Murtadha Muthahhari

Kajian

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan Zainab Fawwaz Penggerak Pembebasan

Zainab Fawwaz, Penggerak Pembebasan Perempuan Mesir

Khazanah

Mengapa Masih Ada Maksiat di Bulan Ramadhan Padahal Setan Dibelenggu?

Kajian

Connect