Ikuti Kami

Khazanah

Kisah Fathimah Membersihkan Kotoran Unta di Punggung Sang Ayah

Ibu Said Nursi fathimah membersihkan punggung ayah

BincangMuslimah.Com – Fathimah binti Rasulullah atau yang dikenal dengan julukan Fathimah Az-Zahra merupakan seorang putri yang amat disayangi Rasulullah Saw. Si putri Bungsu ini lahir lima tahun sebelum kenabian Rasulullah Saw. Putri dari Nabi Muhammad Saw dan Sayyidina Khadijah ini lahir di mekkah 20 Jumadil Akhir 605 M. Fathimah begitu mencintai Ayahnya begitupun sebaliknya. Suatu saat, Fathimah membersihkan kotoran unta di punggung sang ayah, Rasulullah saw.

Ikatan cinta antara Fathimah dan sang Ayah (Rasulullah Saw) begitu kuat. Hingga sampai Rasulullah mengatakan secara langsung kepada Ali bin Abi Thalib “Fathimah adalah bagian dari diriku. Jika siapa yang menyakitinya maka menyakitiku. Siapa yang membuatnya bahagia maka membahagiakanku.”

Fathimah adalah saksi sejarah dalam perjuangan awal dakwah sang Ayah. Dalam catatan sejarah, namanya banyak memperkaya sejarah wanita. Di masa kanak-kanak, ia melihat sendiri kekejaman, kekerasan dan penyiksaan yang begitu menyedihkan di Mekkah terhadap Ayah dan pengikutnya.

Cinta Fathimah dan sang Ayah (Rasulullah Saw) banyak dikisahkan dalam periwayatan hadis. Salah satunya hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori 233. Hadis ini shahih menurut ijma’ ulama.

Dikisahkan hadis Bukhori dalam kitab Fathul Bari bahwasanya diriwayatkan dari Abdan, dari Syu’bah dari Abu Ishaq dari Amru bin Maimun dari Abdullah. Dalam riwayat lainnya diceritakan dari Ahmad bin Ustman dari Syuraih bin Maslahah, dari Ibrahim bin Yusuf, dari Ishaq dari Amru bin Maimun, dari Abdullah bin Mas’ud.

Rasulullah Saw ketika melaksanakan shalat di dekat Ka’bah, Abu Jahal dan kawan-kawanya duduk di dekat beliau. Lalu sebagian dari mereka berkata “Barang siapa di antara kalian yang dapat mendatangkan isi perut (kotoran) unta milik bani Fulan lalu letakkanlah di punggung Muhammad ketika sujud?”

Baca Juga:  Islam dan Pekerja Rumah Tangga

Mereka kemudian berangkat untuk mencari. Kembalilah mereka dengan membawa kotoran unta. Sembari memperhatikan Rasulullah sholat. Kemudian ketika Rasulullah Saw sujud, maka kotoran itu diletakkanlah di atas punggung Rasulullah.

Abdullah bin Mas’ud yang saat itu menyaksikan kekejian Abu Jahal dan kawan-kawan tak bisa berbuat apa-apa. Ia melihat mereka tertawa dan saling sindir satu sama lain. Meskipun demikian Rasulullah Saw tetap sujud dan tak mengangkat kepalanya.

Rasulullah Saw tetap tak mengangkat kepalanya hingga kemudian datanglah Fathimah yang membersihkan kotoran unta di atas punggung sang Ayah. Fathimah begitu perhatian kepada sang Ayah. Bahkan dengan kotoran unta ia tak merasa jijik. Dengan ikhlas ia membersihkan kotoran unta yang telah menempel di punggung Rasulullah.

Setelah Fathimah membersihkan kotoran tersebut, Rasulullah Saw mengangkat kepalanya seraya berdoa “Ya Allah, aku serahkan (urusan) Quraisy kepada-Mu”. Doa itu dipanjatkan sebanyak tiga kali. Maka doa tersebut membuat mereka ketakutan. Sebab mereka yakin bahwa ketika memanjatkan doa di depan Ka’bah maka  akan diterima.

Kemudian Rasulullah Saw menyebut satu persatu nama-nama mereka: “Ya Allah, aku serahkan (urusan) Abu Jahal kepada-Mu, ‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Al Walid bin ‘Utbah, Umayyah bin Khalaf dan ‘Uqbah bin Abu Mu’aith.” Dan Rasulullah Saw menyebut yang ke tujuh tapi Abdullah bin Mas’ud lupa dengan namanya. Abdullah bin Mas’ud berkata: “Sungguh aku melihat orang-orang yang disebut Rasulullah Saw tersebut, terbantai di pinggiran lembah Badar (dalam perang Badr).”

Dalam hadis Bukhori lainnya (Shahih Bukhori 490) dijelaskan bahwasanya bukan hanya kotoran yang di letakkan di punggung Rasulullah namun isi perut unta seperi plesenta (ari-ari) dan darah. Dijelaskan bahwa Fathimah sempat murka dengan memaki kelakuan orang-orang Quraisy yang hina tersebut.

Baca Juga:  Zainab Fawwaz, Penggerak Pembebasan Perempuan Mesir

“Tidakkah kalian melihat kepada orang yang riya ini? Siapa dari kalian yang dapat mengambilkan buatku sisa unta yang baru disembelih milik fulan, lalu dia kumpulkan kotorannya, darah dan plasenta (ari-ari) nya!”

Maka ada seorang laki-laki datang dengan membawa kotoran tersebut, ia menunggu sampai beliau sujud. Sehingga ketika beliau sujud, ia bisa meletakkan kotoran tersebut di antara bahu beliau.

Maka ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sujud, orang itu meletakkan kotoran-kotoran unta itu di antara dua bahu beliau. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap dalam keadaan sujud, mereka pun tertawa hingga sebagian condong kepada sebagian yang lain.

Lalu ada seseorang menemui Fathimah radliyallahu ‘anha, dan orang itu adalah Juwairiyah. Maka Fathimah bergegas mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu masih dalam keadaan sujud.

Kemudian Fathimah membersihkan kotoran-kotoran unta tersebut dari beliau. Kemudian Fathimah menghadap ke arah mereka dan mengumpat orang-orang Quraisy tersebut.

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelesaikan shalat dan berdo’a: “Ya Allah kuserahkan (urusan) Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu, Ya Allah kuserahkan Quraisy kepada-Mu.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut satu persatu nama-nama mereka: “Ya Allah kuserahkan (urusan) ‘Amru bin Hisyam kepada-Mu, ‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Al Walid bin ‘Utbah, Umayyah bin Khalaf, ‘Uqbah bin Abu Mu’aith dan ‘Umarah bin Al Walid.”

Abdullah bin Mas’ud berkata: “Demi Allah, aku melihat orang-orang yang disebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut terbantai pada perang Badar, kemudian mereka dibuang ke lembah Badar.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jadilah para penghuni lembah ini diiringi dengan kutukan.”

Baca Juga:  Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Kisah yang sama juga diriwayatkan oleh Imam Muslim 3349 :

“Fathimah ketika itu dia masih gadis kecil. Fatimah datang dan membuang isi perut unta itu dari punggung beliau, sesudah itu Fatimah menghampiri mereka dan memaki-makinya.”

Dari beberapa hadis di atas dapat kita simpulkan betapa cintanya Fathimah terhadap sang Ayah. Bahkan ia tak rela ada kotoran menempel sedikitpun di badan sang Ayah. Fathimah Az-Zahra, putri Nabi yang telah banyak memberikan inspirasi bagi para Muslimah dunia. Sosoknya yang lembut juga bisa murka. Sosoknya yang kuat dan tangguh juga bisa menangis apabila sang Ayah disakiti.

*Tulisan ini pernah diterbitkan di Bincangsyariah.com

Rekomendasi

Ditulis oleh

Redaksi bincangmuslimah.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Menjawab Salam Agama Lain Menjawab Salam Agama Lain

Haruskah Menjawab Salam dari Pemeluk Agama Lain?

Kajian

pewarna karmin halal dikonsumsi pewarna karmin halal dikonsumsi

Apakah Makanan dari Pewarna Karmin Halal Dikonsumsi? Berikut Fatwa para Ulama Dunia

Video

Pembangunan Ibadah Agama Lain Pembangunan Ibadah Agama Lain

Nabi Pernah Memerintahkan Sahabat untuk Membantu Pembangunan Rumah Ibadah Agama Lain

Khazanah

Kenaikan Suhu Udara Ekstrem Kenaikan Suhu Udara Ekstrem

Waspada Dampak Kenaikan Suhu Udara Ekstrem bagi Perempuan

Muslimah Daily

Nyai Nafiqah ulama perempuan Nyai Nafiqah ulama perempuan

Nyai Nafiqah: Sosok Ulama Perempuan dan Istri Kyai Hasyim

Khazanah

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Fatimah as-Samarqandi, Sang Ahli Fikih Perempuan dari Uzbekistan

Khazanah

Raden Dewi Sartika Penggagas Sekolah Perempuan di Tanah Sunda

Khazanah

Islam kebebasan syeikh mutawalli Islam kebebasan syeikh mutawalli

Antara Islam dan Kebebasan Menurut Syeikh Mutawalli al-Sya’rawi

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Connect