Ikuti Kami

Khazanah

Kisah Mertua Rasulullah yang Seorang Yahudi

mertua rasulullah seorang yahudi
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Tak bisa dipungkiri, Rasulullah hidup dalam masyarakat plural, terdiri dari multi agama, suku, dan kabilah. Terlebih saat Nabi Muhammad hidup di Madinah.  Kota yang awalnya Bernama Yastrib itu dihuni penduduk dari latar agama yang beragam; Islam, Kristen, Yahudi, dan Zoroaster.

Kendati demikian, Nabi tak risih dan anti pada non muslim. Rasulullah tetap bergaul dan menjalin kerja sama dengan penduduk Madinah yang beragam. Lebih dari itu, Nabi mengikat penduduk Madinah yang beragam dengan perjanjian. Ikatan perjanjian itu kemudian dikenal dengan sebutan “Piagam Madinah”.

Isi surat itu mengandung pelbagai hal. Mulai dari kerja sama dalam bidang keamanan dan ketentraman Madinah. Kerjasama mengusir musuh yang ingin menaklukkan Madinah. Pun, dalamnya terdapat surat perjanjian hidup damai, kendati pun berbeda agama.

Dari fakta ini sudah jelas tergambar, bahwa Rasulullah senantiasa dekat dan menjalin kerjasama dengan non muslim. Bahkan, Nabi juga membela non muslim dan mengasihi mereka. Nabi tak keberatan dengan agama yang dianut komunitas non muslim Madinah.

Lebih dari itu, salah satu mertua Rasulullah beragama Yahudi. Kendati beragama Yahudi Nabi tetap menunjukkan rasa hormat dan takzimnya. Mertua Rasulullah yang merupakan seorang Yahudi tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Profesor. Dr. KH. Musthafa Ya’qub  dalam buku Islam Antara Perang dan Damai, adalah Huyay bin Akhtab al Nadhari.

Huyay bin Akhtab Andhari merupakan ayah dari istri Nabi yang bernama Shafiyyah. Perempuan yang dinikahi Nabi, dan jadi  ummul mukminin dan sebelumnya merupakan pemeluk agama Yahudi. Nabi mencintai Shafiyyah, laiknya istrinya yang lain. Tak membeda-bedakan, meskipun Ayah Shafiyyah masih dalam agama Yahudi.

Lebih lanjut, KH. Musthafa Ya’qub berkata, jika sebab perbedaan agama, seorang non muslim layak dibunuh, sebab ia kafir dan di luar Islam, lantas mengapa Nabi tak membunuh mertuanya? Padahal mertua Rasulullah tersebut hingga tutup usia juga masih setia menjadi seorang pemeluk Yahudi.

Baca Juga:  Pentingnya Sikap Toleransi dalam Kajian Hadis Nabi

Ini merupakan bukti kuat, dalam ajaran Islam, perbedaan agama bukanlah alasan kuat untuk membunuh dan memerangi pemeluk agama lain. Tak ada alasan untuk membunuh non muslim, sebab ia adalah seorang yang berlain agama. Tak ada dalil yang kuat, menyuruh memusuhi non muslim.

Seandainya Islam membolehkan membunuh non muslim, disebabkan perbedaan agama, niscaya Rasulullah akan membunuh Yahudi, Kristen, Pagan, dan Zoroaster yang ada di Madinah dan Mekah. Tapi faktanya tidak. Justru Rasulullah mengambil putri dari seorang Yahudi. Hingga jadilah Nabi memiliki mertua yang beragama Yahudi.

Rekomendasi

Pratiwi Sudarmono Pratiwi Sudarmono

Pratiwi Sudarmono: Muslimah, Putri Ningrat dan Astronot Pertama Asia

Perempuan Hidup di Palestina Perempuan Hidup di Palestina

Nasib Perempuan yang Hidup di Palestina

relasi muslim berbeda agama relasi muslim berbeda agama

Resensi Buku “Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama”

jin qorin menggoda manusia jin qorin menggoda manusia

Benarkah Jin Qorin Ada untuk Menggoda Manusia?

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect