BincangMuslimah.Com – Fatimah al Fihri al-Qurashiya merupakan seorang putri saudagar kaya yang berasal dari Tunisia. Manchester University Press menuliskan bahwa Fatima pada tahun 800 Masehi. Ia adalah putri Mohammed Ibnu Abdullah al-Fihri, yang menetap di Fez bersama keluarganya pada masa pemerintahan Idris II. Pada awal abad ke-9, Fatimah al-Fihri bermigrasi dengan ayah dan saudara perempuannya dari Qayrawan di Tunisia ke Kota Fez di Maroko. Fatimah merupakan keturunan bangsawan dan memiliki harta yang melimpah. Dalam suatu waktu, Fatimah muda pernah ditinggal oleh ayah dan suaminya. Fatimah tinggal bersama saudara kandungnya bernama Maryam.
Dalam catatan sejarawan, Mohammed Yasser Hilali kepada Deutsche Welle, selama hidupnya, Fatimah al-Fihri adalah seorang muslim yang taat. Ia menjadi penerima warisan setelah kematian ayahnya. Sejak kepindahannya, ia bersama adiknya bertekad dan memiliki cita-cita yang kuat untuk kemajuan masyarakat sekitarnya. Ia menginvestasikan kekayaan tersebut untuk mendirikan masjid dan lembaga pendidikan untuk kepentingan komunitas muslimnya. Secara bertahap, pendirian berkembang menjadi Universitas al-Qarawiyyin atau Al-Karaouine (University of al-Qarawiyyin), dinamai berdasarkan tempat kelahiran Fatima, yaitu Qayrawan di Tunisia. Ia disebut “ibu dari anak laki-laki”. Julukan ini berasal dari amalnya dan fakta bahwa dia membawa siswa di bawah sayapnya.
Mohammed Yasser Hilali juga menjelaskan bagaimana tahap pendirian universitas tersebut. Setelah Fatimah membeli tanah dari seorang laki-laki dari suku bernama Hawaara Fatimah memulai proyek pembangunannya pada awal bulan Ramadhan tahun 254 Hijriah, yaitu 859 M. Dari abad ke-10 masjid terkenal al-Qarawiyyin menjadi lembaga keagamaan pertama dan universitas Arab terbesar di Afrika Utara. Universitas al-Qarawiyyin menarik banyak siswa dan ilmuwan terkenal. Simposium dan debat rutin diselenggarakan di sana. Menurut dokumen yang tersedia, sejumlah sarana pendidikan didirikan di universitas dan seluruh Fez. Catatan itu juga menyebutkan keberadaan sejumlah besar perpustakaan.
Universitas al-Qarawiyyin merupakan sebuah lembaga pendidikan pemberi gelar pertama di dunia sebagaimana diakui oleh UNESCO dan Guinness World Records. Universitas al-Qarawyyin dianggap sebagai universitas paling tua di dunia yang masih beroperasi, mendahului universitas-universitas Eropa pertama. Ini dirujuk dari tahun berdirinya al-Qarawiyyin sebagai masjid. Secara konkrit Selama berabad-abad, Universitas al-Qarawiyyin menjadi pusat spiritual dan pendidikan utama di dunia Muslim. Pada awalnya, universitas tersebut berfokus pada pengajaran agama dan menghafal Al-Qur’an, kemudian diperluas ke tata bahasa Arab, musik, tasawuf, kedokteran hingga astronomi.
Siswa dari berbagai belahan dunia berangkat ke sana untuk mempelajari berbagai mata pelajaran, mulai dari ilmu alam hingga bahasa juga astronomi. Fatimah sendiri juga belajar di sana. Pada abad pertengahan, Universitas al-Qarawiyyin dianggap sebagai pusat intelektual utama. Ini membuktikan banyak sarjana terkemuka telah belajar di lembaga terkenal itu. Bahkan Gerbert dari Aurillac yang lebih dikenal sebagai Paus Sylvester II, pernah belajar di al-Qarawiyyin. Dan dialah pernah memperoleh penghargaan untuk memperkenalkan angka Arab (yang kita gunakan sampai hari ini) ke seluruh Eropa.
Hingga saat ini Universitas al-Qarawiyyin masih beroperasi. Hal luar biasa lainnya dari universitas ini memiliki salah satu perpustakaan tertua di dunia. Perpustakaan ini berisi lebih dari 4000 manuskrip, termasuk teks abad ke-14 karya sejarawan terkenal Ibn Khaldun, Muqaddimah. Perpustakaan baru-baru ini mengalami perbaikan, dipelopori oleh arsitek wanita Aziza Chaouni, yang bekerja untuk merenovasi perpustakaan. Salah satu jejak peninggalan Fatimah adalah pakaian mahasiswa atau toga ala Fatimah al Fihri, hingga kini pakaian itu masih dipakai oleh seluruh kampus di seluruh dunia. Toga yang berbentuk segi empat itu merupakan sebuah simbol yang terinspirasi dari bentuk Ka’bah di Mekkah sebagai kiblat umat Muslim.
1 Comment