BincangMuslimah.Com- Salah satu sahabat Nabi yang sangat terkenal adalah Abu Hurairah. Beliau dijuluki Abu Hurairah karena senang terhadap anak kucing. Artikel ini akan membahas kisah Abu Hurairah dan ibunya.
Biografi Singkat Abu Hurairah
Nama asli Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr. Beliau berasal dari suatu suku di daerah Yaman, yaitu suku Daus. Abu Hurairah memeluk agama Islam pada tahun ke-7 Hijriah (setelah perang Khaibar).
Ada beberapa keistimewaan tersendiri bagi Abu Hurairah. Pertama, setelah memeluk Islam, beliau sangat dekat kepada Rasulullah. Kedua, beliau sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad saw. Ketiga, selain taat pada agama, beliau juga sangat berbakti kepada orang tuanya.
Kegundahan Abu Hurairah
Abu Hurairah memang sangat terkenal dalam hal berbakti kepada orang tuanya. Penulis rasa penyebab beliau sangat berbakti kepada orang tuanya adalah dua ayat Alquran. Ayat pertama terdapat dalam surah Al-Isra’ ayat 23. Berikut ayatnya:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Ayat selanjutnya Allah berfirman dalam surah Al-‘Ankabut ayat 8:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًاۗ وَاِنْ جَاهَدٰكَ لِتُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَاۗ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Kami telah mewasiatkan (kepada) manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”
Dengan adanya dua ayat di atas, beliau diselimuti kegundahan. Satu sisi, ia wajib berbakti pada orang tua. Di sisi yang lain, ibunya sendiri tak kunjung memeluk Islam. Akhirnya, beliau mulai merangkai kalimat sebaik mungkin untuk mengajak ibunya memeluk Islam, dengan kalimat yang sekiranya tidak menyinggung hati ibunya.
Kisah Ibunda Abu Hurairah Masuk Islam
Dalam hadis yang riwayat Imam Muslim diceritakan bahwa Abu Hurairah mengajak ibunda untuk memeluk Islam. Tetapi, beliau malah mendengar kata-kata ibunya yang tidak baik perihal Rasulullah. Akhirnya, beliau pergi kepada Nabi dalam keadaan menangis.
Ketika beliau berada di hadapan Rasulullah, Abu Hurairah berkata, “Ya Rasulullah, aku berusaha untuk mengajak ibuku memeluk Islam namun dia menolak ajakanku. Hari ini aku kembali mengajaknya namun dia malah mencaci dirimu. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar ibuku diberi hidayah”. Dengan aduan dari Abu Hurairah itu lalu Nabi berdoa:
اَللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ
Allaahummahdi ummi abi Hurairah
Artinya: “Ya Allah, berikanlah petunjuk (hidayah) kepada ibunda Abu Hurairah”.
Abu Hurairah pulang dalam keadaan gembira karena Nabi berkenan mendoakan ibunya. Setelah Abu Hurairah sampai di depan pintu rumahnya ternyata pintunya terkunci. Ketika ibunya mendengar langkah kaki anaknya itu, lalu ia mengatakan dari dalam rumah, “Tetaplah di tempatmu, wahai Abu Hurairah”. Tak lama dari itu ibunya keluar membuka pintu dalam keadaan menggunakan kerudung dan berkata, “Hai Abu Hurairah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”.
Sontak Abu Hurairah kaget dan bergegas untuk menemui Rasulullah seraya menangis terharu. Abu Hurairah berkata kepada Nabi, “Ya Rasulullah, bergembiralah. Sungguh Allah telah mengabulkan doamu dan telah memberikan hidayah pada ibuku”.
Doa Rasulullah untuk Ibunda Abu Hurairah dan Orang Beriman
Mendengar informasi dari sahabatnya itu Rasulullah lalu berkata, “Bagus”. Lalu, Abu Hurairah berkata lagi, “Ya Rasulullah, doakanlah ibuku dan aku agar dicintai oleh seluruh orang yang beriman dan mencintai orang yang beriman”. Rasulullah pun mengabulkan permintaan sahabatnya itu lalu berdoa:
اللَّهُمَّ حَبِّبْ عَبْدَكَ أَبَا هُرَيْرَةَ وَأُمَّهُ إِلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِينَ وَحَبِّبْ الْمُؤْمِنِينَ إِلَيْهِمَا
Allaahumma habbib ‘abduka Abaa Hurairata wa ummahū ilā ‘ibaadika al‑mu’minīn wa habbib al‑mu’minīna ilayhimā
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu ini (Abu Hurairah) dan ibunya dicintai oleh para hamba-Mu yang beriman, dan jadikanlah mereka mencintai keduanya”.
Semenjak itu, tidak ada satu orang mukmin pun yang mendengar tentang Abu Hurairah kecuali ia akan mencintainya.
Dari kisah di atas dapat diambil pelajaran bahwa untuk menasihati tidak cukup secara lisan semata, melainkan diperlukan juga secara batin. Hal ini melalui mendoakan agar mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Kisah di atas dikutip dari kitab Hayat Al-Shahabah, halaman 85.
Demikian penjelasan tentang kisah Abu Hurairah dan ibunya. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam.