Ikuti Kami

Khazanah

Benih Keilmuan Islam di Bumi Andalusia

tujuan hidup imam ghazali
Photo from Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Sejarah mencatat Islam pernah singgah di bumi Andalusia berabad-abad lamanya, sebelum akhirnya dikuasai oleh kerajaan-kerajaan Kristen. Tak kalah dengan perkembangan Islam di Timur, dinamika keilmuan Islam di bumi Andalusia juga berhasil mencetak ilmuwan-ilmuwan berpengaruh. Di antaranya ada Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd yang buah pemikirannya hingga saat ini dikaji oleh pegiat filsafat di seluruh penjuru dunia. Tentu saja, untuk sampai di masa keemasan tersebut, muslim Andalusia telah melewati berbagai dinamika. Pun jika ditelisik, kita akan menemukan peradaban Islam di Timur dan Barat (Andalusia) keduanya saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Terutama dalam hal keilmuan.

Pertama kali Islam datang ke Andalusia, adalah di masa kekhalifahan Sayyidina Umar bin Khattab di bawah pasukan Thariq bin Ziyad. Hingga sebelum Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan dinasti di sana, muslim Andalusia berkiblat kepada muslim di Timur. 

Pada abad ke-8 Masehi, setelah mendapat serangan bertubi-tubi, Dinasti Umayyah di Damaskus  runtuh dan berpindah kekuasaan ke tangan Abu Abbas al-Saffah (Dinasti Abbasiyah). Saat itu para petinggi Dinasti Umayyah langsung dieksekusi mati oleh Abu Abbas al-Saffah, kecuali Abdurrahman al-Dakhil yang memegang jabatan di Syam berhasil melarikan diri bersama beberapa pasukannya ke Andalusia.

Pertama kali menginjakkan kaki di Andalusia, Abdurrahman al-Dakhil menerima penolakan dari kalangan pemuda Islam di bawah pimpinan Yusuf al-Fahry. Tak membutuhkan banyak waktu, Abdurrahman berhasil menundukkan kelompok tersebut. Hingga beberapa tahun setelahnya Abdurrahman al-Dakhil memproklamirkan berdirinya Dinasti Umayyah II di Andalusia. 

Di bawah kepemimpinan Abdurrahman al-Dakhil, Dinasti Umayyah II mampu bersaing dengan Dinasti Abbasiyah di Timur, baik secara politis maupun intelektual. Menariknya, perseteruan keduanya justru menarik perhatian cendekiawan Andalusia untuk melakukan perjalanan ke Timur. Inilah yang juga menjadi salah satu faktor bagaimana keilmuan di Andalusia di kemudian hari mencapai masa keemasannya. 

Baca Juga:  Arrabi binti Muawwadz: Perempuan yang diberi Kabar Gembira Surga

Secara global, geliat keilmuan di Andalusia saat itu lebih luwes ketimbang di Timur. Mengingat tidak adanya firqah-firqah Islam di Andalusia sebagaimana di Timur. Dalam ilmu kalam, mereka masih berpegang pada ajaran murni yang dibawa Thariq bin Ziyad di awal kedatangannya (Ahlussunnah wal Jamaah). Sekalipun Abdurrahman al-Dakhil datang dengan membawa paham ilmu kalam al-auza’i, akan tetapi paham tersebut tidak berbeda dengan paham muslim Andalusia sebelumnya. Dalam hal fiqih pun, muslim di Andalusia hanya berpegang satu mazhab, yaitu Maliki. 

Meskipun jika dilihat dari sisi lain, sepinya Andalusia dari pergolakan kelompok-kelompok muslim tersebut mengindikasikan geliat keilmuan muslim Andalusia yang tidak semasif keilmuan di Timur. Barangkali hal ini benar adanya, gairah keilmuan muslim Andalusia baru tumbuh setelah kedatangan Abdurrahman al-Dakhil. Yang mana sebelumnya, mereka baru mempelajari seputar ilmu syariat dan bahasa. 

Sepeninggal Abdurrahman al-Dakhil, keilmuan di Andalusia semakin hari semakin berkembang. Hingga di masa Khalifah al-Hakam II atau sering disebut al-Muntashir (961 M), terjadilah pemborongan buku-buku ilmiah dan filsafat secara besar-besaran. Satu titik tolak yang sangat mengubah kondisi keilmuan di Andalusia saat itu. Geliat keilmuan akhirnya semakin hidup di berbagai kota Andalusia. 

Sayangnya, euforia dinamika keilmuan tersebut tak berselang lama. Pada masa kepemimpinan Hisyam II (976) segalanya berubah total. Ia memerintahkan aparatnya untuk segera membakar buku-buku filsafat, termasuk buku-buku yang diborong dari Timur. Hal ini sebab Andalusia saat itu dikuasai oleh kelompok ulama fiqih fanatik yang sangat membenci ilmu-ilmu filsafat. Mereka menilai ilmu-ilmu filsafat dapat membahayakan eksistensi Islam dan akan memicu perselisihan sesama muslim (sebagaimana yang terjadi di Islam Timur). 

Namun, hal tersebut bukan satu-satunya alasan penolakan filsafat. Abid Jabiri dalam bukunya al-Turâts wa al-Hadâtsah menyatakan bahwa penolakan tersebut tidak murni soal agama. Melainkan juga bersifat politis-ideologis, yang tidak lebih dari upaya pemerintah untuk memperkuat eksistensi negara. Mereka tidak mau meleburkan diri dengan ideologi negara oposisi yang ada di Islam bagian Timur. Meleburkan diri dengan ideologi musuh sama halnya  dengan menyerahkan martabat dan kehormatan negara kepada mereka.

Baca Juga:  Akhlak Nabi: Amanah termasuk dengan Non-Muslim

Perhatian pada filsafat dan sains baru bangkit kembali di pertengahan abad berikutnya, yaitu ketika para ilmuwan terpandang berupaya mendalami keduanya. Pun banyak dari mereka yang melakukan perjalanan ke Islam bagian Timur guna memperdalam pemahaman keilmuan mereka. Salah satu yang paling menonjol adalah Maslamah bin Ahmad al-Majriti sebagai sosok ilmuwan yang giat ke Timur dan menjalin hubungan baik dengan kelompok Ikhwan al-Shafa.  Kemudian barulah disusul Ibnu Bajjah, Ibnu Thufail, dan Ibnu Rusyd, filsuf muslim yang karya-karyanya hingga kini dikaji para ilmuwan dari berbagai belahan dunia.

Rekomendasi

sikap rasulullah penderita kusta sikap rasulullah penderita kusta

Marak Diskriminasi pada ODHA, Tiru Sikap Rasulullah terhadap Penderita Kusta

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Shafiyyah binti Huyay, Perempuan Yahudi yang Masuk Islam dan Jadi Istri Nabi

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Sikap Rasulullah terhadap Perempuan Yahudi yang Meracuninya

nyai hamdanah sejarah islam nyai hamdanah sejarah islam

Nyai Hamdanah, Tokoh Perempuan yang Turut Andil dalam Sejarah Islam Nusantara

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Mapan Dulu, Baru Nikah! Mapan Dulu, Baru Nikah!

Mapan Dulu, Baru Nikah!

Keluarga

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Keluarga

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect