Ikuti Kami

Khazanah

Agung Hajjah Andi Depu, Nasionalis Perempuan dari Mandar

Agung Hajjah Andi Depu
Credit: photo from https://womenlead.magdalene.co/2021/03/03/andi-depu-pahlawan-sulawesi/

BincangMuslimah.Com – Agung Hajjah Andi Depu lahir di sebuah Desa di Kecamatan Tinambung, Polman, Agustus 1908 adalah pejuang perempuan yang berasal dari tanah Mandar, Kabupaten Polewali Mandar,  Sulawesi Barat. Ia lahir dengan nama Sugiranna Andi Sura.  Ayahnya adalah Laju Kanna Idoro, seorang Raja Balanipa ke-50. Ibunya bernama Samaturu. Meskipun berasal dari keluarga kerajaan, pendidikan yang ditempuh Andi Depu sangat terbatas. Hal  ini justru dijadikan kesempatan bagi Andi Depu untuk menggunakan waktu luangnya dengan bergaul bersama rakyat dan memperdalam agamanya.

Memasuki masa remaja, Andi Depu kemudian diangkat sebagai pemimpin Kris Muda Mandar. Kelompok gerakan masyarakat Mandar kala itu. Andi Depu merupakan satu-satunya pemimpin perempuan di organisasi yang begitu disegani Belanda dan Jepang. Andi Depu menunjukkan kegigihannya mempertahankan bumi pertiwi. Didikan tegas, berwibawa nan santun dari lingkungan Istana Kerajaan Mandar, membuat sosok Andi Depu tak gentar melawan penjajah.

Pada  masa pendudukan Jepang, tahun 1942, Andi Depu mengibarkan bendera merah putih pada awal kedatangan mereka di Mandar. Tahun 1943, ia berhasil mempelopori berdirinya Fujinkai di daerah Mandar.  Fujinkai adalah organisasi kaum perempuan di bawah pendudukan Jepang. Saat Jepang mulai terdesak oleh Sekutu dalam perang, Andi Depu turut terlibat dalam berdirinya organisasi bernama Islam Muda pada April 1945.  Ketika Indonesia dinyatakan merdeka, Andi Depu bersama rekan-rekannya turut menyebarkan berita kemerdekaan ke seluruh pelosok Mandar dan sekitarnya.

Namun, pasca proklamasi, Sekutu datang. Rakyat Mandar pun kembali terancam akan kedaulatan daerahnya.  Andi Depu pun dengan cepat  menyusun kekuatan bersama rakyat. Ia menggunakan Istana Balanipa sebagai markasnya.  Ibu Agung Hajjah Andi Depu menjadi panglima dari organisasi laskar bernama Islam Muda.  Bersama dengan laskarnya, Andi Depu menolak kedatangan Belanda di tanah Mandar.  Kemarahan Andi Depu pun semakin tersulut ketika salah seorang tentara Belanda menurunkan bendera merah putih dari tiangnya.  

Baca Juga:  Fitham Binti Syajnah: Otak dari Pembunuhan Ali Ibn Abi Thalib

Andi Depu sering  bertempur dengan Belanda, namun ia selalu berhasil melarikan diri. Namun, tahun 1946, di Makassar, Andi Depu tertangkap. Ia dipenjara dan sering dipindah-pindahkan lokasi penjaranya selama kurang lebih 28 kali. Selama dipenjara, Andi Depu sering disiksa oleh para serdadu Belanda.  Andi Depu dibebaskan pasca penyerahan kedaulatan dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949. 

Riset M. Darwis Tahir berjudul “Perjuangan Andi Depu dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Mandar 1945-1950” (2017) memaparkan, perjuangan rakyat Mandar melawan Belanda kala itu bersifat semesta. Artinya, hampir seluruh kalangan rakyat di Mandar turut berjuang sesuai keahliannya masing-masing (hlm. 34). Islam Muda yang dibentuk sebelum kemerdekaan berubah menjadi Kelaskaran Rahasia Islam Muda (KRIS MUDA), Andi Depu bertindak sebagai panglimanya. Laskar ini berjuang bersama-sama dengan sejumlah elemen perjuangan lainnya di Mandar. Bersama KRIS MUDA, Ibu Agung Andi Depu menolak kembalinya Belanda di Mandar. 

Peristiwa Merah-Putih pada 15 Januari 1946 di Istana Balanipa menjadi bukti kecintaan Andi Depu akan tanah airnya, akan keutuhan Republik sebagai negeri merdeka. Maka, ia amat murka ketika serdadu Belanda ingin menurunkan Sang Saka dari tiangnya.

Jejak Juang Srikandi van Mandar Ibu Agung Andi Depu kerap bergerak sendirian menemui masyarakat secara langsung untuk menyerukan semangat perjuangan. Hal ini seringkali membuat suaminya, Andi Baso Pabiseang, tidak berkenan karena ia tidak mau mencari gara-gara dengan Belanda. Tidak jarang Andi Baso mengirim utusan untuk mencari Ibu Agung Hajjah Andi Depu. Namun, setiap kali disuruh pulang, Andi Depu selalu menolak. Dikutip dari Biografi Pahlawan Hajjah Andi Depu Mara’dia Balanipa (1991) karya Aminah Hamzah dan kawan-kawan, ia selalu berkata: “Sekali berjuang tetap berjuang, merdeka atau mati demi bangsaku!”.

Baca Juga:  Sejarah Singkat Bubur Suro atau Tajhin Sora dalam Tradisi Jawa

Pergerakan Andi Depu dan para pejuang Republik di Mandar memang sangat meresahkan Belanda, termasuk dengan mengutus dua orang kepercayaannya ke Yogyakarta pada akhir Februari 1946 untuk memperoleh informasi terkini terkait perjuangan yang digelorakan di ibu kota RI tersebut.

Setelah bebas dari penjara, Andi Depu kembali ke Mandar karena diminta untuk memimpin bekas wilayah Kerajaan Balanipa. Ia mengemban tugas ini sampai tahun 1956, sebelum mengundurkan diri karena kondisi kesehatannya.  Tanggal 18 Juni 1985, Andi Depu dinyatakan meninggal dunia.  Jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Panaikang Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk mengenang jasa-jasanya, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 berdasarkan Keppres No. 123/TK/Tahun 2018. 

Sejarah Andi Depu untuk mempertahankan Indonesia, khususnya masyarakat Sulbar dari penjajahan dikenang melalui Monumen Merah Putih Andi Depu di Tinambung, Polman.

Rekomendasi

Biografi Siti Suryani Thahir Biografi Siti Suryani Thahir

Biografi Siti Suryani Thahir: Perintis Majelis Taklim Jakarta

Perempuan Bekerja saat Iddah Perempuan Bekerja saat Iddah

Bolehkah Perempuan Bekerja saat Masa Iddah?

Biografi Yenny Wahid Biografi Yenny Wahid

Biografi Alissa Wahid: Pejuang Moderasi Beragama Perempuan Indonesia

butet manurung model barbie butet manurung model barbie

Butet Manurung, Dari Sokola Rimba Hingga Global Role Model Barbie

Ditulis oleh

Mahasiswi UIN Jakarta dan volunter di Lapor Covid

3 Komentar

3 Comments

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect