BincangMuslimah.com- Setiap orang tua pastilah menginginkan anak-anaknya mempunyai akhlak terpuji, dan shaleh. Maka dari itu, kiat-kiat dalam pembentukan anak-anak yang shaleh apakah sudah kita lakukan dan laksanakan? Inilah langkah-langkah agar anak kita kelak menjadi seorang anak yang shaleh dan mengangkat derajat orang tuanya.
Anak-anak yang shaleh merupakan anak yang memiliki kriteria yang berbeda dengan anak-anak lainnya. Anak yang shaleh merupakan sebuah penghargaan terbesar bagi orang tua, menjadi kebanggaan bagi agamanya, bangsa dan negara.
Oleh karena itu, mendidik anak merupakan keharusan bagi orang tua. Tidak ada cara mendidik anak yang paling baik melainkan mengikuti cara didikan Islam. Beberapa cara agar mempunyai anak yang shaleh diantaranya:
Mengkonsumsi makanan yang halal
Ketika anak masih dalam kandungan, ibunya haruslah mengkonsumsi makanan yang halal, dan ayahnya mencari pekerjaan yang halal dalam menafkahi keluarganya. Janganlah sekali-sekali memakanan makanan yang haram, dan syubhat (tidak tahu asal-usulnya). Karena semua itu akan berdampak pada bayi yang berada dalam kandungan ibunya.
Dalam buku Kisah Teladan Islam karangan Ariany Syurfan (h.72) dijelaskan, bahwa Abu Yazid Al-Bustami pernah mengadu pada ibunya terkait dirinya telah beribadah kepada Allah swt selama kurang lebih 40 tahun namun, beliau belum merasakan nikmatnya beribadah. Kemudian Abu Yazid mendatangi ibunya seraya bertanya apakah selama mengandungnya pernah mengkonsumsi makanan yang tidak halal. Ibunya mengakui bahwa pernah ketika menyusui Abu Yazid dulu, ketika naik keatas loteng ibunya pernah meneguk air susu satu gelas tanpa mencari tahu siapa pemilik minuman tersebut.
Orang tua selalu senang dan cinta dengan orang-orang yang shaleh
Orang tua selalu cinta dan senang berkumpul dengan orang-orang yang shaleh. Kelak, anak-anak akan tertulari keshalehan orang-orang shaleh. Orang tua juga hendaknya selalu mendoakan kebaikan kepada anak agar menjadi anak yang shaleh. Jika orang tua memiliki anak yang shaleh, diibaratkan seseorang yang mempunyai usia yang panjang, meskipun umurnya pendek sekalipun. Karena setiap saat orang tua yang mempunyai anak yang shaleh akan selalu memperoleh kiriman amal.Seperti nabi Ibrahim as yang mendoakan anaknya dalam Qs. as-saffat ayat 100 :
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh”.
Dalam tafsir Jalalain (h. 1935), bahwa makna مِنَ الصَّالِحِين yaitu “yang termasuk orang-orang yang shaleh”. Menurut ‘Aidh al-Qarni dalam Tafsir Muyassar (535/3), Allah mengaruniai anak yang shaleh agar dapat mewarisi ilmunya dan melanjutkan dakwahnya. Sebuah rangkaian dalam kisah nabi Ibrahmim as, dan Ismail anak yang shaleh. Dengan tujuan untuk dapat menciptakan keluarga yang bisa dikatakan sebagai berhasil dalam mencetak generasi yang shaleh.
Mengajarkan anak mengenal Allah swt
Mengajarkan mengenal Allah swt kepada anak, dapat dilakukan ssejak dalam kandungan. Seorang ibu hendaknya sering membaca al-Quran, dan menghindari kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat. Kemudian anak diajarkan tata cara beribadah, memperkenalkan yang halal dan haram, dan sebagainya.
Jadi, ketika anak beranjak ke pendidikan sekolah, anak telah mempunyai dasar agama yang kokoh dalam dirinya. Orang tua sebaiknya melihat betapa besar urgensi pemahaman mengenai nilai-nilai pendidikan kepada anak, pendidikan ketauhidan sehingga keyakinan dalam diri anak dapat terpupuk sejak dini.