Ikuti Kami

Kajian

Tidak Hanya Istri, Pekerjaan Domestik Menjadi Tanggung Jawab Bersama

pekerjaan domestik tanggung bersama

BincangMuslimah.Com – Beberapa di antara perempuan banyak mengeluhkan dirinya yang tidak bisa meramu makanan secara benar. Ada yang mencoba namun galau dengan hasilnya. Di sisi lain, ada perempuan pencari nafkah yang total waktunya diserahkan untuk bekerja. 

Hasil dari pekerjaan tersebut diserahkan untuk keluarga dan untuk dirinya sendiri. Salah satu ‘dampaknya’ sang istri ini tidak dapat melaksanakan pekerjaan domestik. Di antaranya seperti memasak, mencuci baju, piring, merapikan rumah dan sebagainya. 

Sulit melakukan segala sesuatu bersamaan, memang. Jika masih sendiri dan belum hidup berumah tangga, hal ini bisa diatasi dengan sendirinya. Semua perlu dikomunikasikan saat memutuskan untuk hidup berumah tangga. 

Pada umumnya, masyarakat kita masih mempunyai pandangan jika segala urusan masak-memasak dipegang perempuan. Merapikan rumah hingga mencuci baju, seakan sudah ditakdirkan dan menjadi fitrah bagi kaum hawa. Padahal, pekerjaan domestik bisa menjadi tanggung jawab bersama.

Sosial kita juga telah mengkonstruksi jika laki-laki yang bertugas mencari nafkah. Urusan di luar rumah, biar laki-laki yang pegang. Akan berbahaya dan sulit dipercaya perempuan bisa menyelesaikan persoalan di luar rumah. 

Tidak profesional dan terlalu memakai hati. Begitu kata beberapa orang saat perempuan dilibatkan dalam pekerjaan non domestik. Sensitivitas dan emosional perempuan lebih cocok diaplikasikan dalam rumah tangga. 

Namun pandangan itu sepertinya boleh dibilang telah bergeser. Setiap orang berhak untuk memilih profesi yang ingin dilakukan. Perempuan mencari nafkah pun sudah banyak ditemukan di tanah air, khususnya perkotaan. 

Lantas bagaimana jadinya jika suami dan istri bekerja? Siapa yang mengurus anak dan merapikan rumah. Siapa pula yang memasak? Bukankah tidak ada yang mengurus kehidupan berumah tangga menjadi tidak seimbang karenanya. 

Baca Juga:  Cara Nabi Menyelesaikan Masalah Rumah Tangga (Seri 2)

Sebenarnya tidak sampai begitu juga. Semua bisa diatasi jika ada komitmen di awal hubungan. Harus ada komunikasi yang baik dan berakhir menjadi sebuah kesepakatan. Dan yang jelas, kesepakatan tersebut tentu harus diakui antara suami dan istri. 

Dari hasil kesepakatan, bisa saja melahirkan beberapa kesimpulan. Misalnya salah seorang harus mengalah dan melepaskan aktivitas di luar rumah. Istri yang mengurus persoalan domestik, lalu suami yang mencari nafkah.

Sebaliknya, ada pula seorang suami yang mengurus masalah domestik dan perempuan yang mengurus perihal nafkah. Ada pula yang mengerjakan keduanya. Sama-sama bekerja, lalu tidak sungkan keduanya juga membereskan pekerjaan rumah tangga.

Tidak ada yang salah dari semua keputusan yang telah ditetapkan berdua. Selagi tidak adanya paksaan atau saling menghargai, kehidupan dalam berumahtangga bisa saja berjalan dengan baik. 

Dalam Islam sendiri, diceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw tidak enggan membantu sang istri. Bahkan pekerjaan rumah yang dipandang sebagai wilayah perempuan rutin dilakukan oleh Rasulullah. 

Tentu saja selagi tidak bertentangan dan melalaikan kewajiban dalam Islam, hal itu bukanlah masalah. Hal ini diceritakan di dalam sebuah hadis. 


.عن الأسود قال سألت عائشة ما كان النبي صلى الله عليه وسلم يصنع في أهله قالتكان في مهنة أهله فإذا حضرت الصلاة قام إلى الصلاة

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada ‘Aisyah, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?” ‘Aisyah menjawab,  “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu salat, beliau berdiri dan segera menuju salat.” (HR. Bukhari dalam Shahih-nya No 680).

Menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya yang berjudul 60 Hadis Shahih, ia menyebutkan jika hadis ini menceritakan sekelumit kisah Rasulullah yang jarang diketahui publik. 

Baca Juga:  Tafsir ad-Dhuha; Allah Tidak Meninggalkan Nabi Muhammad

Di masa itu, aktivitas domestik memang dikenali hanya berlaku pada perempuan. Lagi-lagi kontruksi sosial, pekerjaan yang ditetapkan sebagai milik perempuan tidak biasa dilakukan oleh laki-laki. Begitu pula sebaliknya. 

Menurut Faqihuddin lelaki muslim melakukan kerja pelayanan di dalam rumah merupakan bentuk sunnah nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu dapat disimpulkan jika pekerjaan rumah tangga bisa dilakukan bersama-sama dan tidak sepenuhnya milik perempuan semata. 

Tentu saja, untuk mencapai kerjasama yang manis, perlu komunikasi interaktif dan kesepakatan bersama. Dan ketika antara istri dan suami telah bersepakat, Maka telah menjadi kewajiban untuk menunaikan serta menghargai kesepakatan tersebut. Begitulah idealnya bahwa pekerjaan domestik bisa menjadi tanggung jawab bersama.

Rekomendasi

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Hannan Lahham: Mufassir Perempuan Ayat Kekerasan

terjebak toxic relationship terjebak toxic relationship

Hindari Toxic Relationship, Agama Tak Larang

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect