Ikuti Kami

Kajian

Sholihah Wahid Hasyim: Tokoh Perempuan yang Aktif di Bidang Politik  

BincangMuslimah.Com – Sholihah Wahid Hasyim, salah satu tokoh perempuan Indonesia yang aktif dalam politik di Indonesia pada 1950-an. Nama asli Sholihah adalah Munawwaroh. Ia lahir di Denanyar, Jombang pada 11 Oktober 1922.

Dalam buku Sholihah A Wahid Hasyim: Muslimah di Garis Depan Sebuah Biografi (2001) karya Muhammad Dahlan, Sholihah tercatat berperan aktif pada masa Ir. Soekarno. Ia adalah satu tokoh perempuan pertama yang membubuhkan tanda tangan untuk pembubaran PKI pada 1965.

Ia bernama lengkap Sholihah binti Syansuri bin Abdul Shomad. Ayahnya adalah Bisri Syansuri yang menikah dengan Nur Chodijah yakni adik dari kiai Wahab Hasbullah. Silsilah tersebut menandakan bahwa Sholihah adalah campuran darah biru, kalangan priyayi dan darah putih, kalangan kiai.

Wajar apabila Sholihah mempunyai bakat, mental, dan perjuangan orang-orang besar. Selain besar perjuangannya, Sholihah juga memiliki hati yang besar. Desa kelahirannya, Denanyar, ada pada garis perbatasan antara Jombang dan daerah pedalaman sebelah Barat laut.

Kelahiran Sholihah diliputi suasana perjuangan yang membingkai alam pikiran rakyat untuk melepaskan diri dari cengkraman penjajah. Sebagai putri seorang kiai, Sholihah kecil lebih sering berinteraksi dengan warga pesantren dan orang tuanya.

Sholihah dibesarkan di lingkungan santri pada sebuah keluarga ulama besar di Jombang. Ia belajar tentang makna status sosial dari dimensi prestige atau kewibawaan yang melekat dan diwarisi sejak dilahirkan.

Sholihah adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara dari keluarga K.H. Bisri Syansuri dan Nur Chadijah. Ayahnya, Bisri Syansuri adalah seorang ulama besar dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Sementara itu, ibunya, Nur Chadijah adalah anak dari ulama besar K.H. Chasbullah yang merupakan pengasuh pondok putri Pesantren Denanyar milik sang suami,  Bisri Syansuri.

Baca Juga:  Hijab dan Perempuan Sebelum Islam (1): Era Peradaban Lembah Sungai Eufrat dan Tigris

Sebagai seorang anak dari pengasuh pondok pesantren, masa kecil Sholihah dipenuhi dengan proses pendidikan yang ketat. Saat keluar dari pesantren, ia harus ditemani oleh saudara-saudaranya dan tidak boleh sendirian.

Dalam pendidikan agama, seperti membaca Alquran, pengajaran diberikan langsung oleh ayahnya. Metodologi pemberian pengajaran kiai Bisri kepada anak-anaknya pun relatif lebih humanis.

Sang ibu, Nyai Chadijah, memberikan pelajaran dan pengetahuan yang diterapkan lebih keras seperti mencubit dan membentak. Rasa keingintahuan dan kemauan yang dimiliki oleh Sholihah sungguh besar dibandingkan dengan saudara-saudara putri yang lain di keluarganya.

Rasa ingin tahu tersebut mmebuat Sholihah sering melanggar aturan orang tua untuk tidak meninggalkan rumah. Ia sering keluar dari lokasi pesantren tanpa meminta izin dan memberitahukan terlebih dahulu alasannya.

Sholihah tidak selalu pergi setiap hari untuk keluar dari pesantren. Ia hanya pergi apabila memang ada kepentingan atau persoalan yang menurutnya penting untuk dikerjakan.

Sebagai misal, ada kegiatan dengan teman-teman perempuannya yang ingin menghadiri pengajian di luar pesantren dan pergi ke pasar untuk membeli kerudung, untuk membordil pakaian, dan jalan-jalan bersama teman-temannya, dlsb.

Untuk melakukan itu semua, apabila harus menunggu izin dari orang tuanya, dalam pandangan Sholihah akan memakan waktu cukup lama bahkan bisa jadi akan terlambat atau juga tidak diperbolehkan.[]

Rekomendasi

Nyai Ahmad Dahlan Nyai Ahmad Dahlan

Nyai Ahmad Dahlan, Emansipator Pendidikan Indonesia

Sumayyah binti Khayyat Sumayyah binti Khayyat

Sumayyah binti Khayyat: Syahidah Pertama dalam Islam

Nora al-Matrooshi Calon Astronaut Nora al-Matrooshi Calon Astronaut

Nora al-Matrooshi: Kandidat Astronaut Perempuan Arab Pertama

Nyai Khoiriyah Hasyim Nyai Khoiriyah Hasyim

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Makkah

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Macam Manusia Imam Al-Ghazali Macam Manusia Imam Al-Ghazali

Empat Macam Manusia Menurut Imam Al-Ghazali

Kajian

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Enam Hal Penting yang Perlu Digarisbawahi tentang Poligami Rasulullah

Kajian

memelihara semangat setelah ramadhan memelihara semangat setelah ramadhan

Tips Memelihara Semangat Ibadah Setelah Ramadhan

Muslimah Talk

golongan manusia kedudukan terbaik golongan manusia kedudukan terbaik

Golongan Manusia yang Mendapatkan Kedudukan Terbaik di Sisi Allah

Kajian

kisah puasa sayyidah maryam kisah puasa sayyidah maryam

Memetik Hikmah dari Kisah Puasa Sayyidah Maryam dalam Alquran

Khazanah

Tradisi Takbiran Menggunakan Petasan Tradisi Takbiran Menggunakan Petasan

Pendapat Para Ulama tentang Tradisi Takbiran Menggunakan Petasan

Kajian

Makna Pentingnya Zakat Fitrah Makna Pentingnya Zakat Fitrah

Makna dan Pentingnya Zakat Fitrah

Kajian

perempuan haid mengikuti takbiran perempuan haid mengikuti takbiran

Hukum Perempuan Haid Mengikuti Takbiran di Hari Raya

Kajian

Trending

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa yang Diajarkan Rasulullah kepada Aisyah agar Terhindar Keburukan

Ibadah

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Doa Setelah Shalat Witir

Ibadah

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Enam Hal Penting yang Perlu Digarisbawahi tentang Poligami Rasulullah

Kajian

Niat puasa malam hari Niat puasa malam hari

Mengapa Niat Puasa Boleh Dilakukan sejak Malam Hari?

Ibadah

Connect