BincangMuslimah.Com – Jika ibadah yang lain dijanjikan 10 sampai 1000 kali lipat pahala, maka berbeda dengan puasa, hanya Allah saja yang mengetahui seberapa besar pahala orang yang puasa. Karena agungnya pahala orang-orang yang berpuasa, Allah menyiapkan satu pintu khusus di surga yang hanya bisa dimasuki oleh mereka yang menjalankan puasa, yaitu pintu ar-Rayyan.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّاىِٔمُوْنَ يَوْمَ القِيَامَةِلاَ يَدْخُلُ مَعَهُمْ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّاىِٔمُوْنَ فَيَدْ خُلُوْنَ مِنْهُ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنهُ أَحَد
“Sesungguhnya surga mempunyai pintu yang bernama Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, tidak selain mereka yang memasukinya. Akan dikatakan, ’Di mana orang-orang yang ahli puasa?’ Mereka pun masuk dari pintu tersebut. Apabila semuanya telah masuk, akan dikunci dan tidak ada yang memasukinya seorang pun.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam kitab Mir’atul Mafatih dijelaskan bahwa surga memiliki 8 pintu, salah satunya pintu ar-Rayyan. Kalimat Ar-Rayyan adalah bentuk shighat mubalaghah yang berasal dari kata ar-ray yang artinya segar dan puas, lawan kata al-‘athsy yang artinya dahaga. Atau berasal dari rawa yarwi yang artinya memancarkan, mengalir, memberi minum.
Dalam ilmu Balaghah, Shighat Mubalaghat pada dasarnya untuk mengekspresikan ungkapan yang mengambarkan sesuatu hal secara berlebihan yang tidak mungkin atau tidak sesuai dengan kenyataan. Penamaan surga ar-Rayyan dengan menggunakan shighat mubalaghah tentu bertujuan mengungkapkan bahwa gambaran surga ar-rayyan pastilah di luar ekspektasi manusia.
Hal itu terlihat saat bagaimana usaha Imam al-Qari dalam kitab Mirqatul Mafatih yang mencoba menggambarkan surga ar-Rayyan. Menurutnya, dinamakan Ar-Rayyan sebab di dalam surga tersebut banyak mengalir sungai jernih yang ditumbuhi bunga dan buah-buahan di sepanjang alirannya. Atau karena siapa saja yang meminum air sungai tersebut maka akan memuaskan dahaga pada hari kiamat yang mana tidak bisa dihilangkan kecuali dengan meminum air dari sungai tersebut.
Masih menurut Imam al-Qari, surga ar-Rayyan merupakan balasan bagi para ahli puasa. Ahli puasa di sini maksudnya adalah orang puasa yang di samping menahan dahaga dan lapar mereka juga menghiasi puasanya dengan amalan-amalan sunnah. Seperti membaca al-Qur’an, berzikir, sedekah, dan amal ibadah lainnya.
Imam Al-Qari mengatakan,
لا يدخله إي لا يدخل منه أي من ذلك الباب إلا الصائمون مجازاة لهم لما كان يصيبهم من العطش في صيامهن، والمراد بهم من غلب عليهم الصوم من بين العبادات
“Tidak dapat memasukinya atau pintu ar-rayyan, kecuali orang-orang yang berpuasa kiasan atas balasan dari dahaga yang mereka alami saat puasa, maksudnya mereka yang menghabiskan puasa di sela-sela ibadahnya”
Demikianlah keindahan surga Ar-Rayyan, surga yang tidak hanya terbatas untuk orang-orang yang berpuasa Ramadhan saja. Tapi juga orang yang rajin menjalankan ibadah puasa sunnah lainnya. Seperti puasa Senin Kamis, puasa Rajab, puasa Syawal dan lain sebagainya.
Wallahu’alam.