Ikuti Kami

Kajian

Menganalogikan Fardhu Sunnah Sebagai Modal Untung Berniaga

beberapa ibadah bulan syawal
Source: Getyyimages.com

BincangMuslimah.Com – Dalam berniaga, seorang pebisnis ingin mendapatkan untung, bukan rugi, atau paling tidak balik modal. Begitu juga ketika beribadah kepada Allah, sebagai hamba kita menginginkan pahala, bukan kerugian. Dalam beribadah kepada Allah, ada ibadah yang sifatnya fardhu dan ada juga yang sunnah. Ibadah fardhu dan sunnah ini bisa dianalogikan sebagai modal dan untung seperti dalam berniaga,

Misalnya, seorang pebisnis menghabiskan total satu juta untuk membeli bahan baku kayu yang dipersiapkan untuk membuat kursi. Kursi yang sudah jadi siap dijual dengan dibandrol harga sebesar dua juta. Kemudian pada suatu hari datang tiga orang pembeli. Pembeli A menyanggupi untuk membayar dengan harga yang ditawarkan, yaitu dua juta. Kemudian datang pembeli B menawar harga sebesar satu juta. Sedangkan pembeli C menawar sengit sampai 800 ribu.

Pembeli mana yang akan dipilih si penjual? Tentu jika memperhitungkan matematika berbisnis, ia akan memilih pembeli A. Dengan begitu, ia akan mendapatkan kembali modal sekaligus laba sebesar satu juta. Jika memilih pembeli B maka ia tidak akan mendapatkan untung, hanya balik modal. Apalagi jika memilih pembeli C, bukan untung yang didapat melainkan buntung alias rugi.

Konsep untung-rugi seperti ini juga erat kaitannya dengan ibadah seorang muslim yang dijelaskan dalam kitab Bidayatul Hidayah karangan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. Perintah Allah Swt. berupa kefardhuan dianalogikan sebagai modal usaha. Sedangkan kesunnahan dianalogikan sebagai keuntungan. Artinya, ketika seseorang ingin membangun pondasi bekal di akhirat maka ibadah wajib menjadi kunci utama. Namun, ketika seorang muslim ingin mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan porsi pahala lebih untuk bekalnya di akhirat, ia tak hanya mengerjakan yang fardhu saja melainkan ditambah dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah.

Baca Juga:  Beberapa Ayat Alquran dan Hadis yang Berbicara Anti Kekerasan terhadap Perempuan

إِعْلَمْ أَنَ أَوَامِرَ اللّهِ تَعَالَى فَرَائِضُ وَنَوَافِلُ فَالْفَرْضُ رَأْسُ الْمَالِ وَهُوَ أَصْلُ التِّجَارَةِ وَبِهِ تُحْصَلُ النَّجَاةُ، وَالنَّفْلُ هُوَ الرِّبْحُ وَبِهِ الفَوْزُ بِالدَّرَجَاتِ

Artinya: “Ketahuilah bahwa perintah Allah swt ada yang wajib dan ada yang sunnah. Yang wajib merupakan harta pokok. Dia adalah modal perdagangan yang dengannya kita bisa selamat. Sementara yang sunnah merupakan laba/untung yang dengannya kita bisa meraih kemenangan dan derajat mulia.  (Imam Ghozali, Bidayatul Hidayah, [Semarang, Al-Barokah], halaman 9).

Tak berhenti di sini, demi mewujudkan laba yang dihasilkan, Islam sudah memberikan lahan untuk mendapatkan kemenangan dan derajat mulia. Tak terbatas di waktu tertentu, melainkan dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan dari pagi, siang, sore, hingga malam hari.

Masih dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali menghadirkan alternatif lain untuk meraup keuntungan di dunia dengan banyak hal. Apa saja panduan yang bisa dilakukan ketika bangun tidur, adab ketika memasuki masjid, adab berpuasa, dan lainnya. Semua pembahasan ini merupakan representasi dari ketakwaan kepada Allah swt, yaitu dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Contohnya adalah adab ketika bangun tidur. Seorang muslim dianjurkan untuk bangun sebelum keluarnya fajar dan membaca dzikir kepada Allah Swt. Dengan begini, ia akan mendapat pahala sunnah. Begitupun ketika ingin memakai baju. Agar bernilai ibadah, seorang muslim bisa meniatkan memakai baju untuk mengikuti perintah Allah swt, yaitu menutupi aurat.

Fungsi niat sendiri adalah membedakan pekerjaan agar bernilai ibadah atau tidak. Jika seseorang memakai baju tanpa diniatkan apapun maka hal tersebut tidak bernilai ibadah. Lain halnya ketika ia niatkan untuk ibadah maka hal itu akan berpahala. Sebaliknya, ketika memakai baju dengan niat pamer maka itu dikategorikan sebagai orang yang rugi.

Baca Juga:  Empat Klasifikasi Pendidik dalam Alquran

Menurut pemaparan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa ibadah fardhu dan sunnah dianalogikan sebagai modal dan untung dalam berbisnis. Ibadah sunnah ketika mengiringi yang wajib akan memberikan dampak besar dan menjadi wasilah seorang muslim untuk mendapatkan keuntungan berupa pahala, kemenangan, dan derajat mulia.

Wallahu a’lam bish-shawab

Rekomendasi

Ditulis oleh

Sarjana Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pegiat Kajian Bidang Fikih.

Komentari

Komentari

Terbaru

Kalau Ganteng Pasti Mau’: Saat Candaan Berisiko Membungkam Korban Pelecehan Seksual Kalau Ganteng Pasti Mau’: Saat Candaan Berisiko Membungkam Korban Pelecehan Seksual

Kalau Ganteng Pasti Mau’: Saat Candaan Berisiko Membungkam Korban Pelecehan Seksual

Muslimah Talk

Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki? Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Kajian

Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan

Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan

Kajian

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Abigail Adams: Ibu Negara yang Memperjuangkan Perempuan dari Gedung Putih Abigail Adams: Ibu Negara yang Memperjuangkan Perempuan dari Gedung Putih

Abigail Adams: Ibu Negara yang Memperjuangkan Perempuan dari Gedung Putih

Muslimah Talk

Tahirih Qurrat al-Ayn: Cendekiawan, Penyair, dan Martir Perjuangan Hak Perempuan Tahirih Qurrat al-Ayn: Cendekiawan, Penyair, dan Martir Perjuangan Hak Perempuan

Tahirih Qurrat al-Ayn: Cendekiawan, Penyair, dan Martir Perjuangan Hak Perempuan

Khazanah

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26 Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Kajian

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Laki-Laki dan Perempuan Memang Berbeda, Tapi Kesetaraan Gender Bukan Soal Biologi: Mari Intip Apa yang Diperjuangkan

Muslimah Talk

Trending

Melihat Spirit Keislaman melalui Shalawat yang Dibawakan Gus Azmi dan Syubbanul Muslimin

Muslimah Daily

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral? Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Muslimah Talk

Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki? Benarkah Perempuan Tercipta Dari Tulang Rusuk Laki-laki?

Konsep Kesetaraan Gender Menurut Amina Wadud Muhsin

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis

Kemenag Gelar Bincang Syariah Goes to Campus di Universitas Indonesia; Merayakan Maulid dengan Kesadaran Ekologis

Berita

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Pihak yang Dirugikan, Perempuan Justru Punya Peran Tersembunyi ‘Lestarikan’ Patriarki

Muslimah Talk

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26 Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Kajian

Connect