Ikuti Kami

Kajian

Makna Ucapan “Marhaban ya Ramadhan”

ucapan marhaban ya ramadhan
Family eating Iftar and enjoying breaking of fasting

BincangMuslimah.Com – Ketika memasuki bulan puasa Ramadhan, seringkali kita mendengar ucapan “marhaban ya Ramadhan”. Apa makna dari ucapan tersebut? Berikut ulasannya.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof. Quraish dalam Wawasan Alquran (hal. 512-513) bahwa kata marhaban dan ahlan wa sahlan mempunyai arti yang sama, yakni selamat datang. Hanya saja, keduanya digunakan dalam konteks yang berbeda. Dalam menyambut datang bulan suci Ramadhan, ulama tidak menggunakan kalimat ahlan wa sahlan, melainkan menggunakan kata marhaban ya Ramadhan.

Dari segi etimologinya, kata ahl bermakna ‘keluarga’, dan sahlan artinya ‘mudah’. Bisa juga bermakna ‘dataran rendah’, dengan alasan karena mudah dilalui, berbeda dengan ‘jalan mendaki’. Sehingga, ketika diucapkan kalimat ahlan wa sahlan makna yang tersirat ialah ‘Anda berada di tengah keluarga dan (melangkahkan kaki di) dataran rendah yang mudah’.

Sedangkan kata marhaban berasal dari kata rahb yang memiliki arti ‘luas’ atau ‘lapang’. Jadi, Ketika mengucapkan kalimat tersebut, seakan-akan tamu yang datang disambut dan diterima dengan dada lapang penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. 

Kata marhaban juga bisa berasal dari akar kata rahbat yang memiliki arti ‘ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan’. 

Sehingga, kalimat marhaban ya Ramadhan mengandung arti bahwa kita menyambut bulan suci Ramadhan dengan lapang dada, penuh kegembiraan. Maksudnya, tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya “mengganggu ketenangan” atau suasana nyaman kita. Selain itu, dengan kita mengucapkan kalimat marhaban ya Ramadhan berarti kita tengah mengharap agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah Swt.

Lebih lanjut, Prof. Quraish menegaskan dua makna dari kalimat marhaban ya Ramadhan. Pertama, menyambut dengan riang gembira, berarti bersedia untuk memperbaiki apa yang kurang baik pada diri dan mengambil bekal dalam rangka perjalanan menuju Allah swt. 

Baca Juga:  Melunasi Qadha Puasa Ramadhan Dulu atau Puasa Syawal Dulu?

Dalam konteks memperbaiki ini, menurut Prof. Quraish, di bulan suci Ramadhan bisa dilakukan dengan cara i’tikaf, lebih-lebih di dua puluh malam terakhirnya. Momen ini digunakan sebagai upaya untuk merenungi apa yang telah diperbuat sebelumnya dan apa yang harus diperbaiki. Introspeksi terhadap diri sendiri ini bertujuan untuk mencapai kedamaian dan keselamatan dalam perjalanan menuju Allah Swt.

Kedua, mengambil bekal sebanyak mungkin di bulan Ramadhan untuk perjalanan menuju Allah Swt. Salah satu hal yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, menurut Prof. Quraish, ialah menitipkan bekal kepada orang lain. Maksudnya adalah bersedekah, yang salah satunya bisa berupa zakat. Di saat kita bersedekah, maka itu akan menjadi perantara bagi kita untuk mendapatkan ganjaran di kemudian hari. (M. Quraish Shihab dan Najwa Shihab, Shihab & Shihab, 1-2)

Terlebih dengan adanya sabda dari Nabi Muhammad saw., “Seandainya umatku mengetahui (semua) keistimewaan Ramadhan, niscaya mereka mengharap agar semua bulan menjadi bulan Ramadhan.” 

Salah satu keistimewaannya ialah hadirnya tamu agung di bulan Ramadhan yakni malam lailatul qadr. Malam yang begitu dinanti-nanti, dicari-cari dan diharapkan oleh setiap umat muslim. Itu adalah malam penentuan. Ia hanya akan menemui setiap orang yang sudah mempersiapkan diri sejak awal menyambut Ramadhan. (M. Quraish Shihab, Lentera Hati, 168)

Dengan begitu, ketika kita berucap marhaban ya Ramadhan, sejatinya kita sudah harus siap dengan kedua makna tersebut. Sehingga, semakin baik perbuatan kita, maka semakin banyak pula bekal yang bisa kita bawa, atau pun yang bisa kita titipkan kepada orang lain, yang pada hakikatnya mereka membawakan untuk kita. Demikianlah makna dari marhaban ya Ramadhan. []

Wallahu a’lam bish shawab.

Rekomendasi

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Kesunnahan Iktikaf dan Ketentuan-Ketentuannya

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ditulis oleh

Alumni prodi Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel, Surabaya. Minat pada kajian Islam dan Alquran. Kini juga aktif sebagai penulis di tafsirquran.id.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam Konsekuensi bagi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Konsekuensi Orang yang Tidak Membayar Hutang di dalam Islam

Kajian

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Afra binti Ubayd: Ibu dari Para Pejuang Syariat Islam

Muslimah Talk

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Alasan Mengapa Kita Membela Palestina

Muslimah Talk

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Sering Lupa dan Bingung Usai Melahirkan? Bisa Jadi Ibu Tengah Hadapi Mom Brain

Muslimah Talk

Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan

Al-Hafizhah Karimah al-Marwaziyah: Perempuan yang Menghabiskan Masa Hidupnya Dengan Keilmuan

Muslimah Talk

Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja

Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja

Kajian

Amalan tahun baru Islam Amalan tahun baru Islam

Amalan yang Dianjurkan Sambut Tahun Baru Islam

Ibadah

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Kritik Nabi kepada Laki-laki yang Suka Main Kasar pada Perempuan

Kajian

Zainab binti Khuzaimah Zainab binti Khuzaimah

Ummu Kultsum; Putri Rasulullah yang Diperistri Utsman bin Affan

Muslimah Talk

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Dalil Perempuan Tidak Perlu Menutup Wajahnya

Kajian

Cerita Para Selebgram Muslimah yang Inspiratif

Muslimah Daily

Beberapa Kesunahan 10 Muharram Beberapa Kesunahan 10 Muharram

Lima Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Ibadah

Connect