BincangMuslimah.Com – Sebagaimana yang kita tahu, puasa adalah salah satu ibadah istimewa umat muslim. Ia menjadi ibadah yang hanya diwajibkan selama satu bulan dari dua belas bulan yang ada. Saking istimewanya, segala perbuatan baik yang dilakukan selama bulan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah Swt. Bahkan, Allah Swt. secara khusus membahas aturan-aturan ibadah puasa di dalam Alquran surat al-Baqarah. Berikut akan disajikan tafsir ayat tentang puasa.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ * أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُون
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al-Baqarah ayat 183-184)
Di dalam ayat pensyariatan puasa di atas, Allah Swt. memanggil langsung orang-orang yang beriman dan memerintahkan mereka untuk berpuasa. Yakni menahan makan dan minum dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt.
Allah Swt. mengingatkan kita, bahwa orang-orang terdahulu pun diwajibkan berpuasa sebagaimana kita. Allah Swt. ingin umat Nabi Muhammad Saw. dapat meneladani umat-umat Nabi terdahulu. Sebagaimana mereka berusaha menjalankan ibadah puasa dengan sebaik mungkin, umat Nabi Muhammad Saw. pun mesti berupaya menyempurnakan ibadah puasa yang telah dibebankan.
Di akhir ayat ke 183, Allah Swt. menyiratkan tujuan dibalik pensyariatan ibadah puasa kepada setiap muslim. Allah Swt. ingin setiap hambanya berlatih untuk menahan hawa nafsunya dari perkara yang mubah (makan dan minum). Dengan demikian, jika meninggalkan perkara mubah saja umat muslim sudah terbiasa, maka di kemudian hari mereka akan lebih mudah untuk meninggalkan hal-hal haram yang dilarang oleh Allah Swt. Pun mereka akan lebih enteng untuk menjalankan seluruh perintah Allah Swt. Oleh karena itu, sangat pas jika ibadah puasa dah disebut sebagai ibadah yang bertujuan membersihkan diri dari perasaan, perbuatan dan akhlak-akhlak yang buruk. Yang mana tujuan akhirnya adalah mendapat predikat sebagai hamba-hamba yang bertaqwa.
Setelah menyampaikan kewajiban berpuasa bagi orang-orang yang beriman, Allah Swt. pun mengabarkan bahwa kewajiban puasa hanya berlaku di hari-hari tertentu. Dimana hari-hari tertentu tersebut hanya selama satu bulan dan dilakukan serentak oleh setiap muslim di seluruh dunia. Dengan ini Allah Swt. ingin mengatakan bahwa puasa bukanlah suatu hal yang berat. Sebab ia dibebankan kepada setiap muslim, bahkan umat-umat Nabi terdahulu juga. Pun ia hanya dibebankan selama tiga puluh hari lamanya.
Bahkan di keterangan setelahnya, Allah Swt. secara gamblang menjelaskan keringanan-keringanan yang bisa didapat saat berpuasa. Di antaranya orang-orang sakit, berusia lanjut, atau sedang bepergian, mereka boleh membatalkan puasanya dan diganti di hari lain. Kalau pun masih tidak memungkinkan untuk menggantinya dengan berpuasa, maka bisa diganti dengan membayar fidyah. Luar biasa, betapa Allah Swt. tidak ingin memberatkan hambanya di luar kemampuannya.
Demikianlah tafsir ayat tentang puasa yang termaktub dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 dan 184. Semoga dengan mengetahui tafsirnya, kita semakin bersemangat untuk berlomba-lomba menyempurnakan ibadah puasa yang kita jalani.
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Ayat Ahkam Imam Shabuni.