Ikuti Kami

Kajian

Hukum Menunda Menikah di Bulan Syawal Karena Korona

bolehkah pengantin menjamak shalat
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Di antara bulan hijriah di mana Nabi Muhammad menikah adalah bulan Syawal. Tepatnya adalah bulan ketika umat Islam merayakan Idul Fitri dan berlebaran setelah 30 hari berpuasa. Tidak heran jika menikah di bulan syawal dijadikan sebagai momentum oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai “Bulannya Orang Nikah”. Habis lebaran, Terbitlah kondangan. Kurang lebih itulah bentuk joke ringan yang menggambarkan bejubelnya undangan pernikahan pasca lebaran di Bulan Syawal.

Namun demikian, tahun ini adalah tahun berbeda yang menjadi masa-masa sulit para pejuang Nikah Syawal. Mengapa? Tentu karena situasi dan kondisi pandemi yang belum diprekdiksikan berakhirnya. Kebijakan untuk tidak menghelat pernikahan menjadi salah satu kegalauan calon-calon pengantin Syawal. Ada yang tetap memutuskan untuk tetap menikah dengan protokol kesehatan, namun tidak jarang yang memtuskan untuk menundanya. Pertanyaannya adalah bagaimana hukum menunda menikah di Bulan Syawal karena korona?

Berbicara tentang pernikahan, argumentasi agama yang paling sering dijadikan alasan untuk menyegerakan pernikahan adalah hadis riwayat Bukhari Muslim berikut ini.

عن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال: كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم شبابًا لا نجد شيئًا، فقال لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((يا معشر الشباب، من استطاع الباءة فليتزوج؛ فإنه أغض للبصر، وأحصن للفرج، ومن لم يستطع فعليه بالصوم؛ فإنه له وجاءٌ))؛ متفق عليه

Dari ‘Abdullah Ibn Mas’ud berkata; ketika kami para pemuda bersama nabi tidak mendapatkan sesuatu, Nabi kemudian berkata kepada kami “Wahai para pemuda, jika kalian telah mampu, maka menikahlah. Sungguh menikah itu lebih menenteramkan mata dan kelamin. Bagi yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa bisa menjadi tameng baginya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Baca Juga:  Istri Laporkan KDRT Bukan Bongkar Aib Suami

Jika kita amati sekilas hadis di atas, maka alasan utama pernikahan adalah kata al-ba’ah atau yang diterjemahkan dengan kata mampu. Kata ini sebagaimana penjelasan Imam Nawawi yang dikutip oleh Ibnu Hajar dalam kitab syarhnya Fathul Bari mengandung dua makna.

Pertama, adalah al-jima’ atau kemampuan untuk menggaulis istri sebagai nafkah batin. Kedua, adalah mu’natun nikah atau akomodasi (bekal) dalam melangsungkan pernikahan, termasuk menafkahi keluarga. Jika kemampuan baik menafkahi secara lahir dan batin ini tidak bisa dipenuhi, maka muncullah anjuran untuk berpuasa sebagaimana yang Nabi perintahkan dalam redaksi akhir hadis tersebut.

Dalam cara pandang fikih, penyebab yang menjadikan kewajiban seseorang untuk menikah bukanlah terletak pada waktu diadakannya menikah. Asas yang mendasari adanya pernikahan adalah karena keinginan nafsu yang tidak bisa dikontrol sehingga menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam zina. Kembali pada konteks Syawal dan pandemi, maka seseorang yang menunda nikah di Bulan Syawal menjadi bulan lain adalah boleh selama ia mampu menahan hawa nafsunya untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama, terlebih lagi berzina.

Penulis teringat kalimat Prof. M. Quraish Shihab dalam sebuah kajian di zoom bahwa semua hari adalah baik, maka menikahlah tidak hanya terbatas di bulan Syawal, bulan di mana Nabi melangsungkan pernikahanpun tidak hanya di bulan Syawal. Maka, mau menunda atau dilaksanakan tetap di Bulan Syawal meskipun dalam keadaan pandemi, tentu tidak menjadi masalah asal tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan dan tetap pada koridor syariat Islam.

Rekomendasi

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya? Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Mahar Tidak Sesuai yang Diucapkan dalam Akad, Sahkah Pernikahannya?

Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan

Cerai Gugat: Ruang untuk Perempuan Mengakhiri Pernikahan

Ditulis oleh

Penulis adalah konten writer program Cariustadz.id Pusat Studi Al-Quran, dan kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang dakwah dan komunikasi UIN Jakarta. Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.

Komentari

Komentari

Terbaru

Bagaimana Cara Self-healing Ala Rasulullah? Bagaimana Cara Self-healing Ala Rasulullah?

Cara Self-Healing Ala Rasulullah

Muslimah Talk

Bolehkah Salat Menggunakan Pakaian atau Alat Salat yang Terkena Lumpur? Bolehkah Salat Menggunakan Pakaian atau Alat Salat yang Terkena Lumpur?

Bolehkah Salat Menggunakan Pakaian atau Alat Salat yang Terkena Lumpur?

Kajian

Rekonfigurasi Makna Nushuz: Relasi Dua Arah Hubungan Suami–Istri Menurut Quraish Shihab Rekonfigurasi Makna Nushuz: Relasi Dua Arah Hubungan Suami–Istri Menurut Quraish Shihab

Rekonfigurasi Makna Nushuz: Relasi Dua Arah Hubungan Suami–Istri Menurut Quraish Shihab

Kajian

Self Reward Menurut Pandangan Islam Self Reward Menurut Pandangan Islam

Mindfulness dalam Islam: Hadir Sepenuhnya Bersama Allah

Muslimah Talk

toleransi dan keberagamaan mesir toleransi dan keberagamaan mesir

Pengalaman Toleransi dan Keberagamaan di Mesir

Muslimah Daily

Menerima Bingkisan Natal Muslim Menerima Bingkisan Natal Muslim

Hukum Menerima Bingkisan Natal bagi Muslim

Kajian

Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih

Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih

Muslimah Talk

keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil

Empat Pendidikan Prenatal yang Harus Ibu Hamil Tahu

Muslimah Daily

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

toleransi dan keberagamaan mesir toleransi dan keberagamaan mesir

Pengalaman Toleransi dan Keberagamaan di Mesir

Muslimah Daily

air ketuban air ketuban

Keluar Darah saat Hamil, Termasuk Darah Haid atau Istihadhah?

Ibadah

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil

Empat Pendidikan Prenatal yang Harus Ibu Hamil Tahu

Muslimah Daily

Connect