Ikuti Kami

Kajian

Alasan Mazhab Akidah Asy’ariah Banyak Diikuti

Imam Abul Hasan al-Asy’ari
Source: Gettyinages.com

BincangMuslimah.Com – Mazhab Asy’ariyah adalah mazhab akidah ahlusunnah wal jama’ah yang dinisbatkan kepada Imam Abul Hasan al-Asy’ari. Imam Abul Hasan al-Asy’ari, sekalipun di awal hayatnya beliau berkeyakinan Muktazilah, namun beliau dapat melepaskan diri dari mereka di usia ke empat puluh tahun. Di mana saat Muktazilah sedang gencar-gencarnya mendakwahkan ajarannya, Imam Abul Hasan al-Asy’ari mendapat ilham dari Allah SWT. Sehingga saat itu, beliau tidak ikut mempercayai kemakhlukan Alquran, juga tidak mengamini pendapat Mu’tazilah yang menyatakan bahwa seorang pendosa besar akan berada di sebuah tempat di antara dua tempat. 

Imam Abul Hasan al-Asy’ari merupakan sosok mujtahid sekaligus mujaddid (tokoh pembaharu) yang berkomitmen menjaga akidah umat Islam. Beliau menulis banyak sekali buku yang menguraikan persoalan-persoalan akidah Islam, mencapai dua ratus tulisan. Sejak kemunculannya sebagai sosok yang mengingkari ajaran Muktazilah, beliau sudah menyita perhatian umat Islam di berbagai wilayah. Menakjubkannya, beliau tidak hanya menyita perhatian umat muslim saat itu, melainkan di masa-masa selanjutnya akidah Islam ala beliau diikuti oleh kebanyakan muslim di seluruh belahan dunia. Sehingga dari sini muncul pertanyaan, hal apa yang membuat akidah Islam ala Imam Abul Hasan al-Asy’ari ini begitu masyhur dan diyakini oleh kebanyakan umat Islam, bahkan hingga saat ini?

Dalam bukunya “Asy’ariyyu Anâ”, Doktor Muhammad Salim Abu ‘Ashiy (Dosen Universitas al-Azhar Kairo) menjelaskan alasan mengapa mazhab akidah Asy’ariyah banyak diikuti oleh muslim. Setidaknya ada dua hal yang membuat akidah Imam Abul Hasan al-Asy’ari dapat menempati kedudukannya saat ini. Pertama, Imam Abul Hasan al-Asy’ari mampu mengkolaborasikan nas (teks agama) dan akal sebagai landasan pengambilan hukum, dengan baik dan cermat. Sebagaimana yang terjadi saat itu, pendapat kelompok-kelompok Islam dalam hal akidah selalu saja condong kepada salah satu di antara akal dan nas. 

Baca Juga:  Pandangan Kiai Hussein Muhammad Tentang Hak Reproduksi Perempuan

Sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Khawarij yang mengandalkan pemahaman tekstualis mereka terhadap nas-nas agama. Pun sebaliknya, kelompok Muktazilah yang berlebihan dalam penggunaan akal, sehingga dalam persoalan-persoalan urgen mereka melampaui nas-nas Alquran. Oleh sebab itu, Imam Abul Hasan al-Asy’ari yang hadir dengan kemampuannya menafsirkan nas-nas secara seimbang, berikut juga buah pemikirannya yang wasathiyah (moderat), dapat diterima dengan baik oleh umat Islam saat itu hingga sekarang.

Kedua, dalam menyiarkan akidah Islam, Imam Abul Hasan al-Asy’ari sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kedamaian. Di depan umat muslim (termasuk mereka yang berbeda pemahaman dengan Imam Abul Hasan al-Asy’ari), beliau berargumentasi secara ilmiah tanpa mengeluarkan kata-kata kotor yang dapat memicu kebencian mereka. Beliau bersikap toleransi, menerima dan mendengarkan setiap tanggapan dari mereka, sekalipun tanggapan tersebut menyerang beliau. Pun beliau sangat membenci pertikaian dan pengkafiran (takfiri). Imam Ibnu ‘Asakir dalam kitabnya “Tibyân Kadzb al-Muftariy” meriwayatkan, saat di penghujung usianya, Imam Abul Hasan al-Asy’ari berkata kepada salah satu muridnya, “Bersaksilah untukku, aku tidak akan mengkafirkan seseorang pun dari Ahli Kiblat. Sebab mereka semua tetap beribadah kepada Tuhan Yang Satu. Sebenarnya perbedaan-perbedaan yang ada adalah perbedaan ungkapan/istilah.”

Berargumentasi dengan ilmiah dan bersikap tasamuh merupakan ciri khas utama mazhab Imam Abul Hasan al-Asy’ari. Beliau tidak mengkafirkan seorang pun di antara kaum muslim kecuali dengan sebab yang jelas-jelas menunjukkan kekafiran. Poin ini juga menjadi kritik beliau terhadap kelompok Muktazilah, Khawarij dan Hanabilah fanatik, tanpa menisbatkan hukum kafir kepada mereka. Beliau mencukupkan diri dengan mengatakan bahwa qaul mereka bathil, dan memberikan argumen atas kekeliruan mereka. 

Dua hal inilah yang juga melandasi wasathiyah atau keseimbangan manhaj Imam Abul Hasan al-Asy’ari. Yang lantas menjadikan mazhab Asy’ariyah dapat diterima dengan baik oleh umat Islam, hingga berkembang pesat di seluruh pelosok dunia. Sejak keinsafan hingga akhir hayatnya, beliau dengan telaten bergumul dengan dalil-dalil naqli dan aqli. Beliau menghabiskan waktunya untuk menghadapi pemikiran-pemikiran yang menyimpang dari akidah ahlussunnah wal jama’ah. 

Baca Juga:  Iddah dan Ihdad bagi Perempuan Pekerja

Dari upaya beliau, kita dapat menemukan bahwa Islam agama yang menerima dialog ilmiah, bukan fanatisme tanpa dalil yang jelas. Islam agama yang membawa ketenangan, bukan keributan. Islam agama yang penuh cinta, bukan kebencian. Dan Islam agama yang mendambakan kebersamaan, bukan perpecahan.

Demikian penjelasan mengenai alasan mazhab akidah Asy’ariyah banyak diikuti oleh muslim.

Rekomendasi

Hukum Bermazhab alquran hadis Hukum Bermazhab alquran hadis

Hukum Bermazhab dalam Perspektif Alquran dan Hadis

Imam Abu al-Hasan Muktazilah Imam Abu al-Hasan Muktazilah

Imam Abu al-Hasan al-Asy’ari; dari Muktazilah Hingga Kemunculan Mazhab Asy’ari

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Apakah Mukmin dan Muslim Sama?

Penjelasan Rukun Iman dalam Penjelasan Rukun Iman dalam

Penjelasan Rukun Iman dalam Kitab I’anatu al-Mustafid

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Tiga Tokoh Islam Indonesia Mendapat Anugrah Gelar Pahlawan Nasional 2025 Tiga Tokoh Islam Indonesia Mendapat Anugrah Gelar Pahlawan Nasional 2025

Tiga Tokoh Islam Indonesia Mendapat Anugrah Gelar Pahlawan Nasional 2025

Berita

Perempuan, Pesantren, dan Keterlibatan di Dunia Politik; Ulasan Kisah Bu Min Perempuan, Pesantren, dan Keterlibatan di Dunia Politik; Ulasan Kisah Bu Min

Perempuan, Pesantren, dan Keterlibatan di Dunia Politik; Ulasan Kisah Bu Min

Khazanah

ratu safiatuddin pemimpin perempuan ratu safiatuddin pemimpin perempuan

Ratumas Sina, Pahlawan Perempuan dari Jambi

Khazanah

Hj. Maria Ulfa; Qari’ah Terbaik Indonesia yang Konsisten Syiar Tilawah Alquran Hingga Usia Senja Hj. Maria Ulfa; Qari’ah Terbaik Indonesia yang Konsisten Syiar Tilawah Alquran Hingga Usia Senja

Hj. Maria Ulfa; Qari’ah Terbaik Indonesia yang Konsisten Syiar Tilawah Alquran Hingga Usia Senja

Khazanah

kesehatan reproduksi remaja kesehatan reproduksi remaja

Parenting Islami : Empat Bentuk Psikologis yang Dibutuhkan Anak dalam Sorotan Islam

Keluarga

Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia

Faizah Ali Syibromalisi: Ulama Perempuan dalam Jajaran Majelis Ulama Indonesia

Muslimah Talk

Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset Membangun Generasi Tangguh: Prof. Maila Dinia Husni Rahiem Bicara tentang Resiliensi dan Growth Mindset

Bicara Pola Pikir Berkembang Bersama Prof. Maila Dinia Husni Rahiem

Muslimah Talk

Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan

Prof. Amelia Fauzia: Filantropi di Indonesia Masih Minim Riset dan Pengembangan

Muslimah Talk

Trending

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Peran Perempuan di Balik Sumpah Pemuda sampai Lahirnya Kongres Perempuan

Kajian

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

ratu safiatuddin pemimpin perempuan ratu safiatuddin pemimpin perempuan

Ratumas Sina, Pahlawan Perempuan dari Jambi

Khazanah

kesehatan reproduksi remaja kesehatan reproduksi remaja

Parenting Islami : Empat Bentuk Psikologis yang Dibutuhkan Anak dalam Sorotan Islam

Keluarga

Suami Istri Bercerai Anak Suami Istri Bercerai Anak

Suami Istri Bercerai, Anak Harus Memilih Siapa?

Keluarga

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Connect