Ikuti Kami

Kajian

7 Hikmah Puasa Menurut Syekh Yusuf al-Qardhawi

puasa syawal kurang enam
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Syekh Yusuf al-Qardhawi merupakan salah satu ulama cendekiawan muslim dunia yang berasal dari Mesir. Beliau dikenal sebagai ulama yang moderat dan memiliki pengaruh yang cukup besar. Di samping itu, beliau juga produktif menghasilkan karya tulis, baik itu dalam bidang akidah, fikih, dakwah, hingga ekonomi Islam. Beberapa di antaranya banyak yang telah dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia, salah satunya adalah Fiqhus Shiyam. Di antara topik yang dibahas adalah perkara hikmah dari puasa Ramadhan yang dibagi sebanyak dalam tujuh poin oleh Syekh al-Qardhawi, 

Pertama, tazkiyatun nafs atau pembersihan jiwa. Hikmah ini hanya dapat digapai dengan cara menaati segala apa yang Allah perintahkan dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Hal tersebut bertujuan sebagai upaya untuk menyempurnakan penghambaan kepada Allah, sekalipun harus menahan diri dari berbagai hawa nafsu yang membawa kesenangan.

Sebagaimana sabda dari Nabi saw.,

“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah swt. dari pada wangi minyak Kasturi. Dia meninggalkan makan, minum dan hawa nafsu karena-Ku. Setiap amal manusia untuk dirinya, kecuali puasa. Sesungguhnya itu untuk-Ku dan Aku akan memberinya pahala.”

Kedua, puasa mengatur dimensi kejiwaan. Jika menurut dokter ibadah puasa berdampak baik untuk kesehatan badan, maka menurut ahli fikih ibadah puasa mampu mengangkat dimensi kejiwaan bahkan mengungguli dimensi materi dalam diri manusia.

Maksudnya, dalam diri manusia ada unsur tanah dan unsur ruh Ilahi yang ditiupkan oleh Allah swt. Unsur tanah dapat menjatuhkan manusia dalam kehinaan. Jadi, apabila unsur tersebut mendominasi dalam diri, maka manusia akan terpuruk ke derajat binatang, atau bahkan lebih rendah daripada itu.

Baca Juga:  Metode Fatwa Yusuf Al-Qaradawi; Ulama yang Sering Jadi Rujukan Muslim Indonesia

Sedangkan unsur ruh Ilahi dapat mengangkat manusia menuju kemuliaan. Sehingga, apabila unsur ini mendominasi dalam diri, maka manusia akan naik derajatnya hingga derajat malaikat. Dengan demikian, jika seseorang dapat menjalankan ibadah puasanya dengan baik, makai ia akan mendapatkan kemenangan ruh atas materi, dan akal pikiran terhadap hawa nafsu.

Sebagaimana sabda Nabi saw.,

“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang akan menggembirakannya, apabila berbuka, gembira dengan berbukanya, dan apabila bertemu Tuhannya, gembira dengan puasa yang dilakukannya.”

Ketiga, proses mendidik diri. Ibadah puasa juga bermanfaat untuk mendidik diri agar menjadi pribadi yang sabar. Nabi saw. pun menamai  bulan Ramadhan dengan syahrush shabr yakni bulan kesabaran, “Puasa adalah bulan kesabaran. Tiga hari dari setiap bulan akan mengusir kedengkian dalam dada.”

Nabi saw. juga mengatakan bahwa puasa itu diibaratkan sebagai perisai. Sebagaimana sabda dari Nabi saw.

“Puasa adalah perisai dari api neraka seperti perisainya salah seorang dari kalian dari peperangan.”

“Puasa itu perisai dan ia merupakan benteng dari pertahanan seorang muslim.”

Keempat, ibadah puasa dapat menahan nafsu pada diri seseorang. Dalam hal ini, Syekh al-Qardhawi mengaitkannya dengan degradasi moral, yakni dorongan seksual yang merupakan sejata setan untuk menjerumuskan manusia. Sehingga Nabi saw. berpesan dalam sabdanya, jika seseorang belum mampu untuk menikah, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa adalah benteng untuk menurunkan dorongan hawa nafsu.

Kelima, mensyukuri segala nikmat yang Allah swt. beri. Ketika berpuasa, kita sudah seharian menahan makan dan minum. Dan, saat tiba waktunya berbuka, kita merasakan kenyang setelah lapar seharian menahan makan serta hilangnya dahaga setelah haus. Maka, di waktu itulah akan terucap kalimat Alhamdulillaah. Itu merupakan tanda syukur kita atas rasa nikmat yang telah Allah beri. 

Baca Juga:  Apa Makna “Aman dari Fitnah” dalam Teks Fikih?

Keenam, hikmah ijtima‘iyah atau hikmah sosial. Puasa Ramadhan ini juga memiliki hikmah dari sisi sosialnya. Diberlakukannya menahan lapar dan haus, kita bisa merasakan kaum fakir dan miskin yang tidak bisa makan sebab tidak ada makanan. Dengan begini, kita dilatih untuk memiliki rasa kasih sayang, menjunjung tinggi kepekaan dan persamaan sosial. Sehingga, timbullah rasa solidaritas antar sesama.

Ketujuh, puncak dari hikmah puasa adalah manusia mencapai derajat muttaqin yakni menjadi pribadi yang lebih bertakwa. Sebab, ibadah puasa mengontrol kesehatan hati dan anggota badan, serta membiasakan diri untuk menahan segala hawa nafsu. Tentu itu adalah cara yang ampuh untuk kita menuju ketakwaan.

Ibadah puasa tak lain adalah madrasah mutamayyizah yakni sekolah yang istimewa. Islam telah memberikan kesempatan itu setiap tahunnya, agar kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berkualitas. Demikianlah hikmah yang dapat kita peroleh saat menjalankan ibadah puasa. 

Wallahu a’lam bish shawab.

Sumber:

Yusuf al-Qardhawi, Mukjizat Puasa: Resep Ilahi agar Sehat Ruhani-Jasmani, 21-27.

Rekomendasi

kisah puasa sayyidah maryam kisah puasa sayyidah maryam

Memetik Hikmah dari Kisah Puasa Sayyidah Maryam dalam Alquran

Hikmah puasa Turunnya Alquran Hikmah puasa Turunnya Alquran

Hikmah Disyariatkannya Puasa di Bulan Turunnya Alquran

panduan melaksanakan puasa syawal panduan melaksanakan puasa syawal

Tahapan Diwajibkannya Puasa Ramadhan

Qais Shirmah Pingsan Puasa Qais Shirmah Pingsan Puasa

Kisah Qais bin Shirmah yang Pingsan Saat Puasa Ramadhan

Ditulis oleh

Alumni prodi Ilmu Alquran dan Tafsir UIN Sunan Ampel, Surabaya. Minat pada kajian Islam dan Alquran. Kini juga aktif sebagai penulis di tafsirquran.id.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect