BincangMuslimah.Com – Thawaf merupakan salah satu rukun haji yang wajib dilakukan bagi orang yang melaksanakan haji. Thawaf dilakukan dalam 7 putaran dengan dzikir-dzikir tertentu. Nah, bagaimana tata cara thawaf yang benar beserta dengan panduan dzikir-dzikirnya?
Sheikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy (918 H / 1512 M) dalam kitab Fathul Qarib menjelaskan tata cara thawaf di Baitullah. Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali putaran.
Thawaf dimulai dari arah Hajar Aswad, dengan Baitullah (Ka’bah) berada di arah kiri orang yang Thawaf, dan ketika berjalan, seluruh badannya lurus dengan Hajar Aswad. Apabila ia memulai dari selain Hajar Aswad, maka hal ini tidak dianggap permulaan.
Syeikh Zainuddin Abdul Aziz al-Malibari dalam Fathul Muin menjelaskan sunnah mengawali thawaf dengan menjamah hajar aswad dengan tangan dan menjamahnya setiap kali melewatinya, terlebih pada waktu putaran ganjil sunnah menempelkan kening dan mencium hajar aswad. Kemudian sunnah pula menjamah rukun yamani dengan tangannya lalu mencium tangan itu.
Terkait dzikir yang dibaca selama thawaf, Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar menjelaskan ketika memulai thawaf dari hajar aswad disunnahkan mengusapnya jika tidak bisa cukup melambaikan tangan dan kemudian membaca doa berikut ini;
بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ اتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ صّلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bismillah wallaahu akbar, allahumma iimaanan bika wa tashdiiqan bikitaabika wa wafaa-an bi’ahdika wattibaa’an lisunnati nabiyyika shalla allaahu ‘alaihi wasallam
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah dan Allah Maha Besar, ya Allah thawaf ini karena iman kepada-Mu, pembenaran kepada kitab-Mu, penunaian terhadap janji-janji-Mu dan mengikuti Nabi-Mu SAW”
Imam Nawawi menjelaskan doa ini sunnah diucapkan kembali setiap melewati hajar aswad pada tiap putaran.
Kemudian di sela-sela itu pada tiga putaran pertama, thawaf dilakukan dengan lari-lari kecil dan sunnah membaca dzikir berikut ini
اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا
Allahummaj’al hajjan mabruuran wa dzammban maghfuuran wa sa’yan masykuuran
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah haji ini haji yang mabrur, dosa yang diampuni dan sa’yi yang disyukuri”.
Kemudian pada empat putaran terakhir berjalan biasa sebagai ittiba’ Rasulullah, lalu membaca doa berikut
اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ عَمَّا تَعْلَمْ وَأَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابِ النَّارِ
Allahummaghfir warham wa’fu ‘amma ta’lam wa antal a-‘azzul akram, allaahumma rabbana aatina fid dunyaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw waqinaa ‘adzaban naar
Artinya: Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah dari apa yang Engkau ketahui, Engkau Maha Mulia di antara yang paling mulia, Ya Allah Tuhan kami, anugerahkanlah kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat dan jauhkanlah dari siksaan neraka.”
Imam Nawawi mengungkapkan bahwa saat thawaf tidak harus hanya membaca doa tersebut di atas. Contohnya, Imam Syafi’i lebih suka membaca doa Rabbana atiina fiddunyaa hasanah. Lalu kebanyakan pendapat ulama madzhab syafii mengatakan bahwa yang lebih utama saat thawaf adalah membaca al-Qur’an serta doa-doa yang ma’tsur yang diajarkan Rasulullah.
Wallahu’alam.