Ikuti Kami

Ibadah

Hukum Menggabungkan Mandi Jum’at Dengan Mandi Janabah, Bolehkah?

Mandi junub dan haid

BincangMuslimah.Com – Mandi Jum’at merupakan suatu amal yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di hari Jum’at. Anjuran ini tidak hanya berlaku bagi laki-laki saja, namun juga bagi perempuan yang berniat menjalankan ibadah shalat Jum’at. Di dalam salah satu hadisnya nabi bersabda,

مَنْ أَتَى الْجُمُعَةَ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ النِّسَاءِ فَلْيَغْتَسِلْ وَمَنْ لَمْ يَأْتِهَا فَلَيْسَ عَلَيْهِ غُسْلٌ

“Barangsiapa dari laki-laki dan perempuan yang hendak melaksanakan (ibadah shalat) Jum’at, maka mandilah. Barangsiapa yang tidak berniat menghadiri Jum’at, maka tidak ada anjuran mandi baginya.” (HR. Ibnu Khuzaimah & Ibnu Hibban)

Waktu pelaksanaan mandi Jum’at dimulai sejak terbitnya fajar Shadiq sampai pelaksanaan shalat Jum’at. Namun, mandi Jum’at lebih utama dilakukan menjelang keberangkatan menuju tempat shalat Jum’at, dan mandi Jum’at bisa di-qadha’ pelaksanaannya jika terlewat dari waktunya.

Problematika muncul saat pagi hari Jum’at, mimpi basah atau melakukan hubungan intim antara suami dan istri menyebabkan seseorang wajib untuk mandi janabah. Yang menjadi pertanyaan adalah, bolehkah niat mandi janabah digabungkan dengan mandi Jum’at? Jika boleh apakah mendapat pahala kedunya? Mari kita simak ulasannya sebagai berikut:

Dalam Madzhab Syafi’I, ulama masih berselisih pendapat dalam masalah ini. Sebagian dari mereka berpendapat, hukumnya tidak sah kedua-duanya, baik mandi janabah atau Jum’atnya. Pendapat ini yang dipilih oleh Syekh Abu Sahl al-Sha’luki. Berdasarkan versi ini, mandi janabah dan mandi Jum’at harus dilaksanakan sendiri-sendiri. Sehingga dalam pelaksanaannya dibutuhkan dua kali mandi, mandi janabah dan mandi Jum’at. Tidak ada ketentuan mana yang harus didahulukan.

Sedangkan menurut Jumhur (mayoritas) ulama hukumnya boleh dan sah. Satu kali mandi dengan dua niat sekaligus, yakni mandi janabah dan mandi Jum’at, menurut pendapat ini hukumnya boleh dan mendapatkan dua pahala.

Baca Juga:  Hukum Mandi bagi Perempuan yang Melahirkan Caesar

Imam Nawawi berpendapat dalam kitabnya Majmu’ Syarhul Muhaddzab juz 1, hal. 368,

ولو نوى بغسله غسل الجنابة والجمعة حصلا جميعا هذا هو الصحيح وبه قطع المصنف في باب هيئة الجمعة والجمهور وحكي الخراسانيون وجها انه لا يحصل واحد منهما: قال امام الحرمين هذا الوجه حكاه أبو علي وهو بعيد قال ولم أره لغيره وحكاه المتولي عن اختيار ابي سهل الصعلوكي

Jika berniat mandi janabah dan mandi Jum’at, maka keduanya hasil (tercapai/sah) semua. Ini adalah pendapat al-Shahih dan ditegaskan oleh sang pengarang dalam bab tata cara Jumat, demikian pula ditegaskan oleh mayoritas ulama. Dan ulama Khurasan menceritakan satu pendapat bahwa tidak tidak sah keduanya. Al-Imam al-Juwaini berkata, ini adalah pendapat yang diceritakan oleh Imam Abu Ali, ini adalah pendapat yang jauh dari kebenaran, aku tidak pernah mengetahui selain dari kutipan Abu Ali ini. Pendapat ini juga dikutip al-Imam al-Mutawalli dari pendapat yang dipilih oleh Imam Abu Sahl al-Sha’luki. (Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, juz 1, hal. 368)

Jika melihat pertimbangan keutamaan, mandi janabah dan mandi Jum’at sebaiknya diniati dan dilakukan sendiri-sendiri, tujuannya adalah untuk menghindari pendapat yang tidak memperbolehkan diniati secara bersamaan. Sebagaimana kaidah fiqh yang berbunyi,

الخروج من الخلاف مستحب

Keluar dari perbedaan (khilaf) ulama adalah sunnah

Ketika mandi janabah dan mandi Jum’at dilakukan sendiri-sendiri, para Ashab as-Syafi’i  menegaskan yang lebih utama adalah melakukan mandi janabah terlebih dahulu kemudian disusul dengan mandi Jumat. Syaikh Zainuddin al-Malibary menegaskan dalam kitabnya Fathul Mu’in, hal, 46,

لو اغتسل لجنابة ونحو جمعة بنيتهما حصلا وإن كان الأفضل إفراد كل بغسل

Apabila seseorang mandi janabah dan semisal mandi Jumat dengan diniati keduanya, maka tercapai (sah) keduanya, meski yang lebih utama adalah menyendirikan masing-masing mandi tersebut. (Fathul Mu’in, hal. 46)

Baca Juga:  Apakah Menyentuh Lawan Jenis Membatalkan Wudhu?

Syaikh Abu Bakar Syatha’ ad-Dimyati dalam kitabnya I’anatut Thalibin  memberikan komentar terhadap perkataan Syaikh Zainuddin al-Malibary,

(قوله حصلا) أي حصل غسلهما كما لو نوى الفرض وتحية المسجد  ( قوله وإن كان الأفضل إلخ ) غاية للحصول  وقوله إفراد كل بغسل قال ع ش قال في البحر والأكمل أن يغتسل للجنابة ثم للجمعة ذكره أصحابنا  اه عميرة  اه

Perkataan Syekh Zainuddin, “maka hasil (tercapai) keduanya”, maksudnya hasil kedua mandi itu sebagaimana permasalahan niat shalat fardlu sekaligus niat tahiyyatul masjid. Ucapan Syekh Zainuddin, meski yang lebih utama adalah menyendirikan masing-masing, ini adalah puncak keabsahan. Syekh Ali Syibramalisi berkata, al-Imam al-Rauyani berkata, yang lebih sempurna adalah mandi janabah terlebih dahulu kemudian mandi Jumat. Demikian disebutkan oleh para ashab. (Hasyiyah I’anah al-Thalibin, juz 1, hal. 79)

Demikianlah penjelasan tentang hukum mandi janabah yang dilakukan bersamaan dengan mandi Jum’at. Semoga bermanfaat, Wallahua’lam.

Rekomendasi

hukum mandi perempuan caesar hukum mandi perempuan caesar

Apakah Perempuan Harus Mengurai Rambutnya yang Dikepang Ketika Mandi Janabah ?

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

hukum mandi perempuan caesar hukum mandi perempuan caesar

Hukum Mandi bagi Perempuan yang Melahirkan Caesar

Ditulis oleh

Aktivis IKSASS (Ikatan Santri Salafiyah Syafi'iyah) Surabaya

Komentari

Komentari

Terbaru

Ulama Nusantara ; Kiai Sholeh Darat Ulama Nusantara ; Kiai Sholeh Darat

Tapak Tilas Jejak Mahaguru Ulama Nusantara di Kakap Darat (Eps. 1)

Diari

Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik

Rosita Istiawan: Perempuan yang Menyulap Lahan Kritis Menjadi Lahan Organik

Muslimah Talk

Ekofeminisme tafsir Saleh Darat Ekofeminisme tafsir Saleh Darat

Nilai-nilai Ekofeminisme dalam Tafsir Kyai Saleh Darat

Kajian

Fikih Kebencanaan : Bagaimana Salat saat Situasi Bencana Alam? Fikih Kebencanaan : Bagaimana Salat saat Situasi Bencana Alam?

Fikih Kebencanaan : Bagaimana Salat saat Situasi Bencana Alam?

Kajian

Nyi Mas Siti Soepiah Nyi Mas Siti Soepiah

Nyi Mas Siti Soepiah: Pelopor Ilmu Kebidanan Modern di Jawa Barat

Khazanah

Kiat-Kiat dalam Melestarikan Lingkungan Kiat-Kiat dalam Melestarikan Lingkungan

Peran Perempuan sebagai Penyelamat Bumi yang Sekarat 

Muslimah Talk

Sha;at saat gempa Sha;at saat gempa

Shalat saat Gempa, Lanjutkan atau Selamatkan Diri?

Kajian

Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam! Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam!

Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam!

Muslimah Talk

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect