BincangMuslimah.Com – Salah satu syariat Islam yang disunnahkan adalah pelaksanaan akikah untuk anak yang dilahirkan. Lalu, apa hikmah disyariatkannya akikah itu?
Hikmah disyariatkannya akikah tentu banyak sekali. Di antaranya adalah sebagaimana dijelaskan di dalam kitab Al-Fiqh Al-Manhaji Ala Madzhab Al-Imam Asy-Syafii berikut.
Pertama, bergembira atas nikmat Allah swt. yang telah memudahkan proses persalinan, memberikan rezeki kepada kedua orang tua berupa seorang anak, dan anak yang mencintai kepada orang tuanya. Oleh sebab itu, maka sudah seharusnya untuk bersyukur kepada sang pemberi nikmat itu.
Allah swt. berfirman, “…Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu …” (Q.S. Az-Zumar/7), “…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu…” (Q.S. Ibrahim/7), “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia…” (Q.S. Al-Kahf/46), “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan dan anak-anak…” (Q.S. Ali ‘Imran/14)
Kedua, bersikap lembut dengan menyiarkan dan menyebarkan nasab anak. Menyiarkan dan menyebarkan tentang nasab anak adalah suatu keharusan. Dan aqiqah adalah sarana terbaik untuk hal itu.
Ketiga, menumbuhkan rasa murah hati dan kedermawanan kepada manusia dan menentang penyeruan sifat kikir yang dapat menyerang hati. Allah swt. berfirman, “…dan manusia itu menurut tabiatnya kikir…” (Q.S. An-Nisa’/128), “…Dan siapa yang dijaga dirinya dari dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Hasyr/9)
Empat, menyenangkan hati keluarga, kerabat, teman-teman, dan orang-orang fakir dengan mengumpulkan mereka untuk makan bersama. Makan dan bertemu dengan mereka dapat menumbuhkan rasa sayang, cinta, dan kelembutan. Sementara agama Islam adalah agama yang lembut, cinta, dan perkumpulan.
Demikianlah empat di antara hikmah disyariatkannya akikah di dalam Islam. Yakni sebagai bentuk kegembiraan atas nikmat Allah Swt., sebagai sarana menyiarkan nasab anak, menumbuhkan sifat kedermawanan serta menyingkirkan sifat kikir dalam diri, dan menyenangkan orang banyak dengan berkumpul dan makan bersama mereka yang dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Wa Allahu a’lam bis shawab.
1 Comment