Ikuti Kami

Ibadah

Bolehkah Perempuan Haid Mengikuti Pengajian di Masjid?

shalat peribadatan non muslim

BincangMuslimah.Com- Haid merupakan siklus bulanan perempuan yang berkonsekuensi kepada beberapa hukum, salah satunya mengenai kebolehan memasuki masjid. Bagi perempuan yang istiqamah mengikuti ceramah atau majlis taklim di masjid, haid akan menghalangi mereka untuk terus konsisten. Lantas bagaimana pandangan ulama tentang hukum perempuan yang sedang haid tatkala ingin megikuti pengajian di masjid? Simak ulasan berikut ini.

Para ulama berbeda pendapat mengenai boleh tidaknya perempuan yang sedang haid masuk masjid. Setidaknya ada tiga pendapat tentang masalah ini, sebagaimana dijelaskan oleh Ibn Rusyd dalam kitab Bidayat al-Mujtahid:

Pertama, hukumnya haram secara mutlak, baik berdiam diri atau hanya sekedar lewat. Ini adalah pendapat mazhab Maliki dan mazhab Hanafi. Keduanya sama-sama berpijak pada hadis Nabi Muhammad riwayat Imam Baihaqi,

دخل رسول الله صلّى الله عليه وسلم صرحة المسجد، فنادى بأعلى صوته: إن المسجد لا يحل لحائض ولا لجن

Artinya: “Rasulluah saw. memasuki halaman masjid, dengan nada tinggi beliau bersabda: sesungguhnya masjid tidak halal bagi perempuan yang sedang haid dan orang junub.” (HR. Baihaqi)

Hadis di atas secara tegas melarang perempuan haid masuk masjid dalam keadaan apapun. Namun Ibnu Hazm di dalam kitab al-Muhalla berkomentar bahwa, Hadis di atas bukanlah Hadis sahih sebab ada rawi yang tidak diketahui keadilannya, yakni Abu al Khatab al Hajar. (Ali Ibnu Ahmad Ibnu Hazm, al-Muhalla, Maktanbah Syamilah, Juz 1, Hal 776)

Kedua, hukumnya boleh jika hanya sekedar lewat serta tidak hawatir mengotori masjid. namun jika berdiam di dalam masjid maka hukumnya haram. Pendapat ini adalah pendapat Jumhur yang dipelopori oleh ulama Syafii dan ulama Hambali. Ulama Hambali juga membolehkan wanita haid untuk berdiam di masjid dengan catatan darahnya sudah berhenti dan punya wudhu, sebab alasan yang mengharamkannya sudah tidak ada, yakni kekhawatiran mengotori masjid. (Imam Ibnu Rusyd, Bidayat al-Mujtahid, Maktabah Syamilah, Juz 1, Hal 43)

Baca Juga:  Bolehkah Perempuan Istihadhah Berhubungan Badan dengan Suami?

Keduanya berhujah dengan firman Allah surah al-Nisa ayat 43:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَقْرَبُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمْ سُكَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعْلَمُوا۟ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekat tempat shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, jangan pula jika kamu sedang dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja. (QS. An-Nisa’: 43).

Keharaman masuk masjid bagi perempuan yang sedang haid disamakan dengan orang junub pada ayat diatas. Hal ini karena haid lebih berat daripada junub. Alasan ini sebenarnya dapat disanggah, sebab ayat di atas tidak menyingung masjid sama sekali. Tetapi yang disebut hanya kata shalat, sementara shalat memang haram bagi mereka yang sedang junub.

Ketiga, Boleh secara mutlak. Pendapat ini diwakili oleh Imam Dawud al-Dzahiri dan Imam al-Muzani. Keduanya berpijak pada hadis yang diriwayatkan dari Sayidah Aisyah, “ada seorang perempuan yang berkulit hitam (pernah) menjadi budaknya sekelompok orang arab, lalu mereka memerdekakannya. Wanita itu kemudian datang kepada Rasulullah SAW dan masuk Islam. Ia memiliki tenda atau rumah kecil di dalam masjid. Normalnya seorang perempuan pasti mengalami haid, namun Rasullah tetap membiarkan perempuan tersebut tetap menempati rumahnya tersebut.”

Akan tetapi Dalil pendapat Imam Daud dan Imam Muzani sebenarnya sangat lemah, karena bisa jadi perempuan tersebut memang sudah tidak haid atau pada saat haid ia pergi ke tempat lain.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Jumhur ulama, perempuan yang haid memang dilarang berdiam di masjid karena khawatir mengotori. Sementara pendapat yang membolehkan secara mutlak terlihat lemah karena penalaran mereka mudah untuk disanggah.

Baca Juga:  Kebiasaan Istihadhah Perempuan (2); Mubtada’ah Ghairu Mumayyizah

Meskipun demikian, ulama Hambali sedikit memberi kelonggaran dengan memperbolehkan perempuan haid yang darahnya sudah berhenti untuk berdiam di dalam masjid, karena alasan keharamannya (mengotori masjid red) sudah diyakini hilang. (Dr. Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, Maktabah Syamilah, Juz 1, Hal 551)

Melihat alasan tersebut, terdapat celah untuk membolehkan perempuan haid untuk mengikuti pengajian atau mendengarkan ceramah (memakai pembalut yang benar-benar rapat) dengan berdiam di masjid, selama ia yakin tidak akan mengotori masjid. Wallahu A’lam

 

Rekomendasi

Fiqih Perempuan; Mengapa Perempuan sedang Haid Cenderung Lebih Sensi?

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Haruskah Mencuci Pembalut Sekali Pakai Sebelum Dibuang? Haruskah Mencuci Pembalut Sekali Pakai Sebelum Dibuang?

Haruskah Mencuci Pembalut Sekali Pakai Sebelum Dibuang?

Doa Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Dibaca Selama Bulan Ramadan Doa Yang Rasulullah Ajarkan Untuk Dibaca Selama Bulan Ramadan

Bolehkah Perempuan Haid Membaca Maulid?

Ditulis oleh

Mahasiswa di Universitas Ibrahimy Situbondo Jawa Timur, Pengajar di SDN CILONGOK 01 tegal dan Aktivis IPPNU tegal Jawa tengah

Komentari

Komentari

Terbaru

Novel Guru Aini: Sebuah Narasi Haru tentang Pendidikan, Tekad, dan Perempuan Tangguh Novel Guru Aini: Sebuah Narasi Haru tentang Pendidikan, Tekad, dan Perempuan Tangguh

Novel Guru Aini: Sebuah Narasi Haru tentang Pendidikan, Tekad, dan Perempuan Tangguh

buku

Advokasi Moderasi Beragama: Hasil Riset El-Bukhari Institute Diserahkan Kemenag dan Kemendagri Advokasi Moderasi Beragama: Hasil Riset El-Bukhari Institute Diserahkan Kemenag dan Kemendagri

Advokasi Moderasi Beragama: Hasil Riset El-Bukhari Institute Diserahkan ke Kemenag dan Kemendagri

Berita

Ketika Drama Korea Tak Lagi Melulu tentang Percintaan

Diari

PPIM-UIII Gelar Konferensi Internasional Lingkungan dan Agama, Tekankan Jalan Baru Aksi Lingkungan PPIM-UIII Gelar Konferensi Internasional Lingkungan dan Agama, Tekankan Jalan Baru Aksi Lingkungan

PPIM-UIII Gelar Konferensi Internasional Lingkungan dan Agama, Tekankan Jalan Baru Aksi Lingkungan

Berita

islamophobia islamophobia

Lagi-lagi Timbul Islamophobia?

Diari

Juwairiyah Binti al-Harist : Putri Pemuka Bani Mustaliq yang Dinikahi Rasulullah

Muslimah Talk

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1 Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-2 (end)

Muslimah Daily

Perbedaan Gerakan Takbiratul Ihram Bagi Perempuan

Video

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Doa untuk Pengantin Baru

Ibadah

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2) Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur'an (Bag 2)

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (Bag 2)

Muslimah Talk

Perempuan Shalat Hanya Memakai Mukena Tanpa Baju di Baliknya, Apakah Sah?

Video

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Doa yang Dipanjatkan Fatimah az-Zahra pada Hari Senin

Ibadah

Perbedaan Gerakan Takbiratul Ihram Bagi Perempuan

Video

Hukum Menalak Istri saat Mabuk Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Hukum Menalak Istri saat Mabuk

Kajian

Juwairiyah Binti al-Harist : Putri Pemuka Bani Mustaliq yang Dinikahi Rasulullah

Muslimah Talk

menyantuni anak yatim muharram menyantuni anak yatim muharram

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim Di Bulan Muharram

Kajian

Connect