BincangMuslimah.Com – Menyentuh dan membawa mushaf Al-Qur’an bagi perempuan haid adalah haram. Hal ini didasarkan pada Q.S. Al-Waqiah ayat 79 “Tidak boleh menyentuhnya (Al-Qur’an) kecuali hamba-hamba yang disucikan”. Lalu, bagaimana dengan terjemahan Al-Qur’an. Bolehkah perempuan memegang Al-Qur’an terjemah?
Imam Nawawi Al-Jawi di dalam kitab Nihayatuz Zain menjelaskan bahwa haram memegang Al-Qur’an terjemah. Namun, maksud dari terjemah disini adalah terjemah perkata. Adapun Al-Qur’an terjemah yang beredar saat ini, seperti Al-Qur’an terjemah bahasa Indonesia, sejatinya tergolong tafsir makna Al-Qur’an, sehingga hukum menyentuhnya disamakan dengan memegang tafsir Al-Qur’an. Sebagaimana penjelasan Syekh Ismail Zain dalam fatwanya:
أَنَّ تَرْجَمَةَ الْقُرْآنِ ذَاتِهِ لَا تَجُوْزُ فَإِنْ كَانَتِ التَّرْجَمَةُ لِمَعْنَاهُ فَهِيَ كَالتَّفْسِيْرِ فَلَهَا حِيْنَئِذٍ حُكْمُ التَّفْسِيْرِ فَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنَ الْقُرْآنِ اَلْفَاظًا جَازَ لِلْمُحْدِثِ حَمْلُهَا مَعَ الْقُرْآنِ وَكَذَلِكَ اِنْ كَانَتْ مُسَاوِيَةً فَإِنْ كَانَتْ أَقَلَّ مِنْ اَلْفَاظِ الْقُرْآنِ فَلَا يَجُوْزُ لِلْمُحْدِثِ مَسُّهَا وَلَا حَمْلُهَا .
“Terjemah Al-Qur’an yang murni (kata per kata) tidak boleh (dipegang). Jika terjemah untuk memaknainya maka dihukumi seperti tafsir. Jika lafadznya lebih banyak dari pada lafadz Al-Qur’an maka boleh bagi orang yang berhadas membawanya. Begitu pula jika perbandingannya sama. Namun, jika lebih sedikit teks terjemahannya dibanding lafadz Al-Qur’an, maka bagi orang yang berhadas tidak boleh menyentuh dan membawanya.”
Apabila seseorang ragu mengenai perbandingan jumlah huruf antara terjemahan makna Al-Qur’an dan huruf Al-Qur’annya, maka tetap diperbolehkan menurut imam Ibn Hajar. Sebagaimana dikutip oleh Sayyid Abi Bakar bin Muhammad Satho’ ad-Dimyathi di dalam kitab Hasyiyah I’anatut Thalibin.
Namun, ada pula ulama yang memakruhkan membawa atau memegang tafsir Al-Qur’an (terjemah makna Al-Qur’an) jika jumlah tafsirnya lebih banyak dari pada huruf atau kata Al-Qur’an itu sendiri. Jika sedikit atau sama, maka berhukum haram membawa dan memegangnya.
Dengan demikian, maka perempuan haid boleh memegang terjemah Al-Qur’an yang di dalamnya tidak menerjemahkan perkata tetapi untuk memaknai isi Al-Qur’an tersebut. Seperti Terjemah Al-Qur’an Bahasa Indonesia yang beredar. Karena di dalamnya tidak memaknai perkata Al-Qur’an melainkan lebih mengarah kepada pemahaman dari ayat yang diterjemahkan.
Terjemah seperti ini dikategorikan seperti tafsir Al-Qur’an yang boleh disentuh oleh perempuan haid. Selama tafsirnya lebih banyak dari pada Al-Qur’annya. Wa Allahu a’lam bis shawab.