Ikuti Kami

Diari

Sebuah Opini : Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi?

Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan?

BincangMuslimah.Com – Apakah perempuan harus berpendidikan tinggi? Dalam pandangan umum masyarakat Indonesia, khususnya pedesaan, perempuan tidak perlu memiliki pendidikan yang tinggi. Bisa membaca, menulis, dan menghitung itu saja cukup. Yang terpenting dia pandai memasak, telaten merawat suami dan anak, dan piawai dalam berdandan.

Stigma ini begitu melekat kuat di masyarakat yang kemudian membuat banyak perempuan mundur untuk mengenyam pendidikan. Atau kalaupun ada perempuan yang menuntut ilmu dan memilih jadi ibu rumah tangga, ilmunya yang didapat pun dianggap tidak berguna, “ngapain sekolah, cari ilmu sana-sini kalau ujungnya ngurus anak di rumah saja.”

Anggapan di atas lahir dari harapan dan orientasi seseorang terhadap makna sekolah yang berujung pada dunia kerja, mendapat gaji, atau minimal punya jabatan tinggi. Sehingga jika ada yang sudah sekolah tinggi-tinggi dan hanya menjadi ibu rumah tangga dianggap sia-sia. Benarkah demikan?

Yuk, mari bersama-sama berfikir dan refleksi…

Mencari ilmu, atau yang kemudian disebut dengan sekolah, kursus, belajar, atau apalah namanya sejatinya sangatlah dianjurkan. Nabi Muhammad dalam riwayat yang shahih menyebutkan bahwa mencari ilmu itu wajib hukumnya. Allah bahkan memberikan wahyu pertama kali kepada Nabi untuk “Iqra” yang dalam banyak tafsiran diartikan sebagai membaca, yang itu sejatinya menjadi bagian dari proses belajar. Imam Syafii juga menyebutkan bahwa ilmu adalah kunci mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Lalu di manakah kesalahan menuntut ilmu bagi perempuan yang berkarir sebagai ibu rumah tangga?

Menjadi ibu rumah tangga bukanlah sebuah kesalahan, ataupun kesia-siaan dari ilmu yang telah didapatkan. Kita sering sekali menyebutkan “Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya”. Tapi kita lupa, bagaimana resources dari madrasah itu sangat menentukan masa depan anak. Anak dari ibu yang berpendidikan akan melewati masa anak-anak yang begitu gemilang. Ia mendidik dengan ilmu, berdasarkan pengetahuan, dan wawasan yang ia miliki.

Baca Juga:  Kisah Fitnah Istri Nabi selain Sayidah Aisyah

Dalam memberikan MPASI misalnya, seorang ibu yang berbekal ilmu akan  mencari tahu makanan terbaik baik dari segi gizi, cara mengolah, serta cara menyuapnya. Dengan lemah lembut, dengan membacakan doa terlebih dahulu, membacakannya shalawat, atau sekedar diajak ngobrol.

Berbeda sekali dengan ibu yang hanya berbekal “katanya”. Prinsipnya adalah anak mau makan, semakin banyak makanan semakin bagus, dan apapun makanannya itu baik untuk pertumbuhan.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh psikolog dari University of Michigan, Sandra Tang, pada 2014 lalu menunjukkan bahwa pendidikan ibu akan memengaruhi masa depan anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan itu selanjutnya menjadi arahan dan rem kontrolnya dalam melakukan sesuatu. Tidak hanya dalam mendidik, tapi juga dalam mengambil keputusan sebagai seorang perempuan mandiri, sebagai istri yang mendampingi suami.

Pada akhirnya, berpendidikan, belajar, sejatinya adalah tentang proses berfikir dan pembentukan karakter diri dalam menghadapi kehidupan-kehidupan yang lebih panjang. Meskipun ilmu kehidupan tidak ada sekolahnya, pengalaman, pembelajaran, dan pendidikan adalah salah satu kisi-kisi kehidupan yang bisa dijadikan sebagai rambu-rambu kehidupan.

So, mau di rumah jadi ibu rumah tangga, ataupun menjadi perempuan karir, gak ada yang salah. Yang salah itu kalau sudah gak mau jadi wanita karir, gak mau ngurus anak tapi kerjaannya ngabisin uang suami, hehehe.

Semoga Bermanfaat.

Rekomendasi

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

ibu rumah tangga krisis ibu rumah tangga krisis

Islam Mendorong Suami Memberi Dukungan agar Ibu Rumah Tangga Tidak Mengalami Krisis Identitas

Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga

Ibu Rumah Tangga, Rentan Jadi Manusia Paling Kesepian

Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan Kebijakan Rasulullah Ramah Perempuan

Aktivitas Sosial Perempuan Pada Zaman Rasulullah

Ditulis oleh

Penulis adalah konten writer program Cariustadz.id Pusat Studi Al-Quran, dan kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang dakwah dan komunikasi UIN Jakarta. Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect