Ikuti Kami

Muslimah Talk

Hindari Toxic Relationship, Agama Tak Larang

terjebak toxic relationship
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Dinamika kehidupan memang terkadang menyajikan kejutan yang tak selalu mengenakkan. Begitu pun dalam relasi hubungan dengan kawan, pasangan, atau keluarga. Dalam relasi hubungan antar individu dengan individu lainnya, tentunya tidak selama berjalan dengan mulus. Sering kali seseorang merasa tidak nyaman dengan orang lain maupun kelompok karena mengalami ketidakadilan, penghinaan, kekerasan verbal, dan sebagainya disebut sebagai toxic relationship. Lantai bagaimanakah jika terjebak toxic relationship? Bagaimana agama memandang fenomena ini?

Toxic dan Agama Islam

Hubungan yang tidak baik ini sering kali menyebabkan seseorang menjadi buruk dalam individu. Kerap kali perbuatan itu menjadi penghancuran mental, korban merasa dirinya lemah, cenderung menyalahkan diri sendiri, berpikiran negatif, depresi, dan cemas. Hal ini dapat membahayakan psikologis seseorang. Menurut penelitian dari Universitas Washington, Amerika Serikat, yang dipublikasikan di jurnal Psychiatric Services mengatakan bahwa gangguan jiwa dapat meningkatkan kematian dini, bunuh diri misalnya. Selain membuat dirinya sendiri terpuruk, hubungan ini juga menghambat dirinya dalam  berkembang, mengasah skill individu, ataupun kreativitas berpikir. 

Agama diturunkan ke muka bumi sebagai penyelamat, bukan perusak ataupun pelaknat. Sebagaimana Rasul diturunkan sebagai rahmatan lil â’lamîn. Oleh karena itu, tidak ada satupun penetapan syariat tanpa mempunyai tujuan yang baik. Dalam disiplin ilmu ushul fikih, ulama sepakat bahwa syariat ditetapkan untuk menciptakan sebuah keharmonisan dan menghilangkan segala kerusakan. Bahkan Syaikh Wahbah Zuhaili menyatakan dalam kitab ushul fikihnya, “Tidak ada pensyariatan kecuali untuk menjunjungnya kemaslahatan manusia.”

Jiwa merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia. Agama sangat menjunjung tinggi keselamatannya. Ia termasuk sesuatu yang sangat urgen sehingga para ulama menempatkannya  di posisi kedua dalam tujuan ditetapkannya syariat. Karena dengan jiwa yang tenanglah manusia dapat menerapkan segala perintah-Nya, menjaga keturunan, serta meneruskan perjuangan risalah kenabian, sehingga bisa menerapkan keharmonisan di muka bumi. Sedemikian pentingnya jiwa manusia hingga Allah Swt. mengancam orang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja pada (Q.S An-Nisâ: 93). 

Baca Juga:  Benarkah Poligami Dapat Menekan Angka Penularan HIV?

Hemat penulis, segala sesuatu yang dapat mengantarkan kepada kerusakan seseorang tidak dapat dibenarkan. Misalnya menjalin hubungan dengan teman-teman toxic, yang kesehariannya menggosipkan seseorang, tidak berempati, dan senang melihat temannya direndahkan atau susah. Hal itu tidak selaras dengan tujuan syariat, di dalamnya terdapat kemudharatan yang merugikan pihak lain. Biasanya orang yang melakukannya berasumsi memiliki tujuan yang baik dalam mengingatkan contohnya, tetapi jika pengaplikasian dan caranya tidak tepat atau kurang bijaksana, ia akan menjadi sesuatu yang tidak sesuai tujuan.

Setelah melihat beberapa permasalahan di atas dan untuk menjawab persoalan di muka, penulis berpendapat bahwa eksistensi Islam yang memiliki kerahmatan pada setiap lini individu maupun universal akan tercoreng dengan pemahaman yang kurang tepat dalam menjelmakan pengertian silaturahmi yang dimaksud dalam konteks tersebut. Silaturahmi yang dianjurkan agama adalah silaturahmi yang menumbuhkan kebaikan dan tidak mencoreng hak individual. Sehingga menghasilkan rezeki yang lapang serta umur yang panjang dan berkah, sebagaimana hadis yang dijelaskan Imam an-Nawawi dalam kitab Syarh Shahih Muslim.

Rupanya agama berupaya preventif dalam menjaga jiwa. Lalu bagaimana menjalin hubungan silaturahmi jika di dalamnya terdapat kemudaratan jiwa. Dengan itu penulis menyatakan tidak ada larangan menjauhi hubungan toxic, jika dikhawatirkan memperoleh masalah yang lebih besar. Jika terjebak dalam toxic relationship, beranilah untuk keluar dari lingkupnya. Sebagaimana Imam as-Sakhawi menyatakan dalam kitab al-Maqashid al-Hasanah lis Sakhawi, “Tidak ada kebaikan bersahabat dengan orang yang tidak mau membalas kecintaan kepadamu, sebagaimana kamu menunjukkan kecintaan kepadanya.”

Rekomendasi

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Hannan Lahham: Mufassir Perempuan Ayat Kekerasan

Tips Menjadi Istri Salihah Tips Menjadi Istri Salihah

Tiga Tips Menjadi Istri Salihah dalam Islam

Rasulullah pekerjaan rumah tangga Rasulullah pekerjaan rumah tangga

Rasulullah Juga Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Al-Azhar, Kairo jurusan Akidah dan Filsafat.

Komentari

Komentari

Terbaru

meneladani rasulullah anti rasisme meneladani rasulullah anti rasisme

Meneladani Rasulullah yang Mengajarkan Sikap Anti Rasisme

Khazanah

anak korban kekerasan rumah anak korban kekerasan rumah

Anak Selalu Jadi Korban dalam Kasus Kekerasan Rumah Tangga

Muslimah Talk

berhubungan seksual istri hamil berhubungan seksual istri hamil

Hukum Berhubungan Seksual dengan Istri yang Hamil

Kajian

malaikat melaknat istri menolak malaikat melaknat istri menolak

Benarkah Malaikat Melaknat Istri yang Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan?

Kajian

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Sikap Rasulullah terhadap Perempuan Yahudi yang Meracuninya

Kajian

Yoga gerakan ibadah hindu Yoga gerakan ibadah hindu

Yoga Dianggap Menyerupai Gerakan Ibadah Hindu, Haramkah Menurut Islam?

Kajian

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Kajian

rasulullah melarang tindakan kdrt rasulullah melarang tindakan kdrt

Ayat yang Sering Menjadi Legitimasi Pemukulan Terhadap Istri  

Kajian

Trending

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Yoga gerakan ibadah hindu Yoga gerakan ibadah hindu

Yoga Dianggap Menyerupai Gerakan Ibadah Hindu, Haramkah Menurut Islam?

Kajian

malaikat melaknat istri menolak malaikat melaknat istri menolak

Benarkah Malaikat Melaknat Istri yang Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Connect