BincangMuslimah.com – Tahun 2024 nanti, Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi. Calon-calon pemimpin berusaha menarik perhatian masyarakat untuk menjadi penerus pemimpin negara. Sebenarnya, ketika kita mencari pemimpin yang baik, Rasulullahlah yang dapat dijadikan cerminan. Rasulullah adalah role model pemimpin negara seperti halnya Rasulullah sebagai suri tauladan bagi setiap manusia dalam hal apapun. Sebagaimana yang disebutkan di dalam QS. Al-Ahzab [33]:21:
لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا
Artinya: “Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.
Tidak hanya di dalam Alquran, Rasulullah juga dinobatkan sebagai pemegang peringkat pertama di antara orang-orang yang berpengaruh dalam sejarah manusia. Sebagaimana yang disebutkan oleh seorang tokoh non-muslim, Michael H. Hart di dalam bukunya The 100 A Ranking of The Most Influential Persons in History. Keteladanan beliau tidak hanya dalam hubungan terhadap Allah saja, tetapi juga dalam hubungan lingkungan dan sosial. Termasuk cara beliau menjadi seorang pemimpin.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Rasulullah memiliki empat pokok yang menjadi ciri khas beliau sebagai nabi dan rasul yang tentunya juga sebagai pemimpin umat manusia menuju jalan yang benar. Keempat sifat tersebut meliputi:
Siddiq
Di dalam literatur bahasa Arab, siddiq berarti benar atau jujur. Rasulullah saw. adalah orang yang terkenal dengan kejujurannya, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi seorang nabi dan rasul. Karena kejujuran ini, beliau banyak dipercaya oleh para saudagar yang membuatnya menerima banyak keuntungan saat berdagang. Kejujuran beliau ini pulalah yang menjadi salah satu sebab membawanya bertemu dengan Sayyidah Khadijah.
Amanah
Amanah berarti dapat dipercaya. Rasulullah saw. adalah orang yang sangat amanah. Keamanahan beliau bahkan sudah terkenal sebelum beliau diangkat sebagai seorang nabi dan rasul. Dengan sifat ini jugalah beliau digelari sebagai al-Amin yang berarti orang yang dapat dipercaya.
Tabligh
Di dalam bahasa Arab, tabligh berarti menyampaikan. Maksudnya, Rasulullah saw. selalu menyampaikan kepada umatnya tentang sesuatu yang semestinya ia sampaikan sebagai risalah yang diberikan oleh Allah Swt. tanpa pernah menutup-nutupinya.
Fathonah
Fathonah berarti cerdas. Rasulullah saw. adalah orang yang sangat cerdas. Meskipun beliau digelari sebagai al-Ummy atau orang yang tidak bisa membaca dan menulis, namun kecerdasan beliau dalam memutuskan sebuah masalah ataupun dalam memimpin tidak diragukan lagi. Hal ini dikarenakan beliau langsung mendapatkan wahyu dari Allah Swt.
Pemimpin yang baik ialah yang berusaha meneladani sifat-sifat Rasulullah di atas karena beliau adalah sebagai role model pemimpin negara. Selain dari sifat-sifat ini, Rasulullah saw. juga menyebutkan kriteria sebagai seorang pemimpin melalui sabdanya. Salah satu hadits tentang sabda beliau tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad:
…قال: سمعت عوف بن مالك، يقول: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ” خيار أئمتكم من تحبونهم ويحبونكم، وتصلون عليهم ويصلون عليكم، وشرار أئمتكم الذين تبغضونهم ويبغضونكم، وتلعنونهم ويلعنونكم ” قلنا: يا رسول الله، أفلا ننابذهم عند ذلك؟ قال: ” لا ما أقاموا لكم الصلاة، ألا ومن ولي عليه أمير وال، فرآه يأتي شيئا من معصية الله، فلينكر ما يأتي من معصية الله، ولا ينزعن يدا من طاعة
Artinya: “…anak paman ‘Auf bin Malik berkata, aku telah mendengar ‘Auf bin Malik berkata, aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik pemimpinmu adalah orang yang kamu cintai dan mencintaimu. Yang kamu mendoakan kepada mereka dan merekapun mendoakanmu. Sedangkan seburuk-buruk pemimpinmu adalah orang-orang yang kamu benci dan mereka pun membencimu. Kamu melaknat mereka dan merekapun melaknatmu. Kami berkata; Wahai Rasulullah! Tidakkah kita menumbangkannya jika demikian? Beliau menjawab: Tidak selama mereka mendirikan shalat di tengah-tengah kamu. Ketahuilah! Barang siapa di antara kamu mendapatkan seorang amir terpilih dan menemukannya berbuat pelanggaran (maksiat) kepada Allah, maka ingkarilah (tidak membenarkan) perbuatan maksiatnya itu dan jangan kamu membangkang terhadapnya”.
Dari hadis ini, setidaknya ada tiga kriteria menjadi pemimpin, mencintai dan dicintai rakyat, mendoakan dan didoakan rakyat, dan taat beribadah kepada Allah Swt. Demikianlah beberapa kriteria menjadi seorang pemimpin yang diajarkan oleh Rasulullah saw. baik dari perbuatan maupun perkataan beliau.
Semoga bermanfaat.
