Ikuti Kami

Khazanah

Mengenal Sosok Syekh Abdul Qadir al-Jailani

Syekh Abdul Qadir al-Jailani
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Kebanyakan dari kita mungkin teramat sering mendengar nama Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Nama beliau hampir selalu disebut secara khusus oleh para pencari ilmu saat bertawasul kepada para wali. Barangkali, pengenalan kita terhadap sosok Syekh Abdul Qadir al-Jaelani hanya sebatas nama, maka di tulisan ini penulis akan mencoba mengulas sosok sufi yang alim dan zuhud tersebut.

Syekh Abdul Qadir al-Jaelani lahir di Baghdad, 1 Ramadhan 470 Hijriyah atau 1077 Masehi. Beliau merupakan keturunan ke-12 Rasulullah saw. dari jalur ayah. Nasabnya bersambung Hasan bin Ali. Sedangkan dari jalur ibu, nasabnya bersambung ke Hussein bin Ali. Sehingga beliau pun sering dipanggil al-Hasani wal Husayni. 

Dalam hal fikih, beliau bermazhab Hanbali. Namun hebatnya, beliau pun mengajar bahkan berfatwa dalam semua mazhab (Maliki, Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali) kepada masyarakat. Tidak heran jika kemudian beliau menjadi sosok yang sangat dikenal oleh masyarakat luas. Bayangkan saja, untuk legal berfatwa dalam satu mazhab fikih saja, seorang ulama harus menguasai berbagai cabang ilmu dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Apalagi beliau yang mampu berfatwa (baca: menjawab seluruh pertanyaan dan problem masyarakat) dalam semua mazhab.

Selain menguasai ilmu fikih, Syekh Abdul Qadir al-Jailani juga dikenal sebagai seorang sufi kelas tertinggi. Bahkan beliau digelari Wali Quthbul-Aqthab. Jika gelar wali qutub diberikan kepada wali yang paripurna dan memimpin wali-wali di seluruh dunia di masanya, maka Syekh Abdul Qadir al-Jailani merupakan imam dari seluruh wali qutub yang ada. Beliau juga sering disebut Sulthan al-Auliya’, yang berarti rajanya para wali. 

Gelar-gelar tersebut tentu tidak sembarangan diberikan. Syekh Abdul Qadir al-Jailani merupakan sosok sufi masyhur pendiri Tarekat Qodiriyyah yang diikuti oleh banyak sekali umat muslim di berbagai belahan dunia. Beliau memiliki banyak sekali karamah. Dan banyak ulama yang menyaksikan kezuhudan beliau.

Baca Juga:  Agung Hajjah Andi Depu, Nasionalis Perempuan dari Mandar

Dikisahkan ada seorang lelaki yang sangat mengidolakan Syekh Abdul Qodir al-Jailani. Ia teramat sering mendengar kekeramatan sosok Syekh Abdul Qadir al-Jailani, namun sekali saja ia belum pernah berjumpa dengannya. Hingga akhirnya dia melakukan perjalanan jauh ke kediaman Syekh Abdul Qadir al-Jailani untuk dapat menemuinya.

Sesampainya ia di kediaman Syekh Abdul Qadir al-Jailani, beliau menemukan sesuatu yang mengejutkan. Ia mendapati kandang kuda Syekh Abdul Qadir al-Jaelani yang begitu megah, dimana temboknya terbuat dari emas. Seketika ia merenung, bagaimana bisa sosok yang sangat terkenal kezuhudannya justru sangat bermegah-megahan hidupnya. Kemudian ia berbalik arah, meninggalkan kediaman Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan menumpang tempat di rumah masyarakat sekitar.

Selang beberapa hari, dia menderita suatu penyakit yang tidak diketahui penyebab dan cara penyembuhannya. Hari demi hari sakitnya semakin parah. Ia sudah didatangi sekian banyak dokter, namun tak kunjung sembuh. Hingga ada seorang dokter yang mengatakan bahwa penyakitnya tersebut hanya bisa disembuhkan dengan memakan empat puluh hati kuda pilihan. Orang-orang yang mendengar hal tersebut pun kebingungan. Sebab tidak ada orang yang memiliki kuda dengan spesifikasi yang disebutkan, kecuali kuda milik Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Ditemuilah Syekh Abdul Qadir al-Jaelani untuk diminta kudanya. Dan mengejutkan, beliau pun memberikan semua kudanya dan merelakannya untuk disembelih dan diambil hatinya. Maka satu persatu kuda beliau disembelih. Setelah diobati dengan empat puluh hati kuda, laki-laki itu sembuh seperti sedia kala.

Ia pun lantas menemui Syekh Abdul Qadir al-Jaelani untuk menyampaikan terima kasih. Syekh Abdul Qadir al-Jaelani pun mengatakan, “Kuda-kuda itu sengaja aku beli untuk mengobati penyakitmu. Karena kemarin kamu datang kepadaku semata-mata sebab senang  kepadaku. Aku tahu kamu akan jatuh sakit dan hanya bisa diobati dengan empat puluh hati kuda yang seperti ini sifat-sifatnya.” Sejak saat itu, laki-laki tersebut bertobat dan memperbaiki keyakinan hatinya.

Baca Juga:  Para Sahabat Perempuan yang Terlibat dalam Peperangan

Dari cerita ini bisa kita dapati bahwa Syekh Abdul Qadir al-Jaelani bukanlah orang sembarangan. Beliau telah mencapai derajat kewalian yang amat tinggi dan memiliki berbagai karomah. Zuhud bagi beliau bukanlah menolak dunia seutuhnya. Akan tetapi tidak menggantungkan hati pada dunia dan tidak menjadikannya tujuan hidup. Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang menjadikan kehidupan akhirat sebagai satu-satunya tujuan.

Rekomendasi

single mom ulama besar single mom ulama besar

Kisah Ibu dari Rabi’ah Ar-Ra’yi, Single Mom yang Didik Anaknya Jadi Ulama Besar

ulama memiliki hafalan kuat ulama memiliki hafalan kuat

Mengapa Ulama Terdahulu Memiliki Hafalan yang Kuat?

abdul qadir sekelompok perampok abdul qadir sekelompok perampok

Kejujuran Syekh Abdul Qadir al-Jailani Saat Bertemu Kawanan Perampok

Hukum Bermazhab alquran hadis Hukum Bermazhab alquran hadis

Hukum Bermazhab dalam Perspektif Alquran dan Hadis

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

Komentari

Komentari

Terbaru

tetangga beda agama meninggal tetangga beda agama meninggal

Bagaimana Sikap Seorang Muslim Jika Ada Tetangga Beda Agama yang Meninggal?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

doa tak kunjung dikabulkan doa tak kunjung dikabulkan

Ngaji al-Hikam: Jika Doa Tak Kunjung Dikabulkan

Kajian

rasulullah melarang ali poligami rasulullah melarang ali poligami

Kala Rasulullah Melarang Ali bin Abi Thalib untuk Poligami

Khazanah

puasa syawal kurang enam puasa syawal kurang enam

Puasa Syawal Tapi Kurang dari Enam Hari, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

orang tua beda agama orang tua beda agama

Bagaimana Sikap Kita Jika Orang Tua Beda Agama?

Khazanah

Nyi Hadjar Dewantara pendidikan Nyi Hadjar Dewantara pendidikan

Perjuangan Nyi Hadjar Dewantara dalam Memajukan Pendidikan Indonesia

Khazanah

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Connect