Ikuti Kami

Muslimah Talk

Dampak Ekologis Industri Fashion

Dampak Ekologis Industri Fashion
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Dulu, saya pernah menjadi netizen impulsif. Beberapa barang saya beli tanpa ba-bi-bu. Pada 2019, satu benda yang saya beli dan sampai sekarang hanya 1-2 kali digunakan adalah alat penghancur bawang yang dikirim dari China. Seperti lazimnya barang-barang serbaguna dari China yang bisa kita beli secara bebas di e-commerce, bukannya memudahkan pekerjaan, alat penghancur bawang yang saya beli justru membuat saya kerepotan.

Belakangan saya berpikir, saya punya pisau yang tajam, tapi kenapa saya harus repot-repot membeli alat penghancur bawang? Lambat-laun, jawabannya saya temukan saat tengah mengamati selebgram kesayangan meng-endorse sebuah brand. Karena sering keracunan endorse selebgram, ada fase di mana saya membeli jilbab dan pakaian hanya karena suka, bukan karena butuh.

Media sosial menumbuhkan kebiasaan membeli. Jika sudah teracuni, seminim-minimnya saldo di rekening, saya akan tetap membeli barang tersebut karena merasa menginginkan, bukan membutuhkan. Hanya sekadar menggenapi keinginan belaka. Keinginan yang terpenuhi menimbulkan perasaan senang. Mungkin bahagia, tapi hanya sesaat. Kebiasaan tersebut berhenti di tahun 2021. Pelan-pelan, saya tersadar: nasib baju-baju dan jilbab-jilbab yang saya beli terus menerus sama dengan nasib alat penghancur bawang yang saya beli: tergeletak dan tak berguna sama sekali.

Keinginan membeli barang terus tumbuh. Akhirnya, barang-barang trend fashion kekinian menumpuk menjadi sampah di lemari. Beberapa kali, saya mengoreksi diri. Saya merasa, dalam diri saya, ada yang tidak beres dan harus diperbaiki. Saya menemukan beberapa alasan. Salah satunya adalah legitimasi bahwa membeli pakaian dari brand lokal adalah bentuk dukungan terhadap UMKM, bentuk kepedulian pada perekonomian negeri. Alasan ini merambat menuju satu pertanyaan krusial: benarkah anggapan tersebut?

Di balik seruan perempuan yang sukses berwirausaha di industri fashion, ada ancaman dan dampak ekologis yang diakibatkan oleh industri fashion. Zero Waste Indonesia mencatat, sebanyak 92 ton per tahun limbah tekstil dihasilkan. Berdasarkan data global, jumlah ini setara dengan satu truk sampah yang datang ke TPA setiap detiknya. Tidak ada salahnya mendukung perkembangan industri fashion, terutama jika pelaku usahanya perempuan. Akan tetapi, kita perlu mempertimbangkan kembali sampah yang dihasilkan. 

Baca Juga:  Fatima Talib, Aktivis Pendidikan Perempuan Sudan

Pada Juli 2021, Changing Markets Foundation merilis data bahwa industri pakaian bertanggung jawab atas lebih dari 20 persen polusi air di dunia. Laporan lainnya, menurut International Union for Conservation of Nature tahun 2017, sampah tekstil adalah jenis sampah yang akan menjadi sumber polusi mikroplastik laut terbesar di dunia.

Indonesia adalah salah satu produsen dan konsumen pakaian terbesar. Pada 2019, Badan Pusat Statistik merilis data bahwa produksi industri pakaian mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen. Data yang tak kalah mencengangkan, secara global, rata-rata perempuan hanya menggunakan satu pakaian sebanyak 7 kali. Dalam kasus yang saya alami, masalah ada dalam industri fashion muslim di Indonesia.

Data-data tersebut menyibak dua kemungkinan sekaligus. Pertama, benarkah produsen fashion salah karena memproduksi barang terus menerus? Atau, secara tidak sadar, konsumen fashion juga memiliki rasa tidak puas yang terus menerus sehingga impulsif membeli baju.

Laiknya pisau bermata dua, satu sisi, industri fashion memang mampu menyerap tenaga kerja. Tapi, di sisi lain, industri fashion memproduksi pakaian secara massal dan dalam jumlah sangat masif. Masih banyak perusahaan tekstil yang menggunakan pewarna dengan pengelolaan limbah yang buruk. Misalnya, membuang limbah ke sungai begitu saja.

Ada banyak sekali cara untuk mengurangi limbah tekstil di lingkungan dan mencegah dampak ekologis industri fashion. Salah satunya adalah dengan menerapkan konsep sustainable fashion atau fashion berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk memakmurkan dan memberikan kerugian seminimal mungkin baik dari sisi konsumen maupun produsen.

Seyogyanya, tanpa membeli yang baru, kita bisa memakai pakaian apa pun yang kita miliki. Cara paling sederhana dalam gaya hidup fashion berkelanjutan adalah dengan menggunakan pakaian apa pun yang dimiliki selama masih layak untuk digunakan. Kita juga bisa meminjam pakaian jika harus menggunakan pakaian khusus di acara tertentu dalam satu kali pakai. Konsep ini mudah dilaksanakan secara individual, namun butuh usaha ekstra untuk menormalisasikannya.

Baca Juga:  Kisah Umar bin Khattab yang Sangat Perhatian kepada Kaum Perempuan

Menukar pakaian pun bisa menjadi alternatif untuk mengurangi sampah tekstil. Kita bisa bertukar baju dengan siapa pun dengan catatan kebersihan pakaian terjaga. Alternatif lain, kita bisa melakukan thrifting pakaian dengan harga lebih murah, sehingga tetap bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain. Terakhir, kita bisa membuat pakaian sendiri dan memberdayakan orang-orang di sekitar seperti para penjual kain dan penjahit. Sebab, produksi pakaian di industri tekstil adalah proses industri yang paling polluting untuk lingkungan, menyebabkan polusi air dan udara.

Semua hal di atas tidak akan terwujud dengan baik apabila kita tidak mengubah pola pikir terlebih dahulu. Misalnya, kita tidak membiasakan diri menerima penampilan orang yang memakai baju itu-itu saja. Salah satu rekan kerja saya merumuskan penggunaan pakaiannya dengan bijak. Untuk pakaian kerja, dia hanya punya lima setelan, cukup untuk lima hari kerja, dengan atasan dan bawahan yang bisa di mix and match berulang kali. Untuk baju santai, dia memiliki tiga pasang. Pakaian tersebut digunakan untuk tidur, bersantai di rumah, dan berkegiatan di luar rumah.

Bukankah kesederhanaan hidup sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.? Kesederhanaan tersebut ditunjukkan saat beliau tak berat hati memberikan apa pun yang masih dimilikinya kepada orang lain. Dikisahkan dalam buku Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim (2018) karya Abdul Mun’im al-Hasyimi, pada waktu itu, ada seorang anak laki-laki yang mengunjungi rumah Nabi Muhammad Saw. dan berkata:

“Wahai Nabi, aku datang kemari membawa pesan dari ibuku yang meminta ini dan itu.”

Lalu Nabi Muhammad Saw. menjawab, “maaf, hari ini aku tidak memiliki apa pun.”

“Kata ibuku, pakaian yang sedang engkau kenakan juga boleh,” ujar anak laki-laki tersebut.

Baca Juga:  Bagaimana Jika Penghasilan Suami Lebih Kecil dari Istri?

Tanpa menolak, Rasulullah Saw. pun memberikan pakaian yang beliau kenakan satu-satunya dan menyerahkannya kepada anak tersebut. Anak laki-laki tersebut pun tersenyum puas sebab tidak pulang dengan tangan kosong. Bentuk kesederhanaan hidup tersebut membuktikan bahwa beliau mengajarkan kita semua untuk selalu merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki dan selalu bersyukur untuk semua hal yang telah diberikan oleh Allah Swt. Dalam hal ini, termasuk pakaian.

Saya mafhum, waktu-waktu ini adalah masa keemasan bagi industri fashion muslim, terutama di Indonesia. Tapi, segala sesuatu pasti ada baik-buruknya termasuk munculnya dampak ekologis dari industri fashion. Kita bisa diakui hebat dengan fashion yang keren. Namun, kita tetap tak bisa menafikan betapa banyak yang harus dikorbankan untuk pengakuan tersebut. Mari melepaskan diri sejenak dari tendensi untuk memajukan industri fashion muslim. Kita tak bisa selamanya berpikir demikian sebab sampah yang dihasilkan, selain merusak alam, juga mengancam kehidupan generasi setelah kita.

Rekomendasi

hukum islam perjalanan perempuan hukum islam perjalanan perempuan

Hukum Islam Terkait Mahram pada Perjalanan Perempuan: Kehadiran Negara Pun Diperlukan

perempuan pada masa jahiliyah perempuan pada masa jahiliyah

Perempuan, Cita-cita, dan Stigma

Pray the Devil Back Pray the Devil Back

Pray the Devil Back to Hell, Cerita Powerfull Perempuan Mengusung Perdamaian

Perempuan Bekerja saat Iddah Perempuan Bekerja saat Iddah

Bolehkah Perempuan Bekerja saat Masa Iddah?

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Hukum Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin Hukum Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin

Hukum Puasa Mutih Bagi Calon Pengantin

Kajian

Kawal Terus RUU-PKS Sampai Tuntas, Kekerasan Seksual Bukan Sekedar Angka Bukan? Kawal Terus RUU-PKS Sampai Tuntas, Kekerasan Seksual Bukan Sekedar Angka Bukan?

Kawal Terus RUU-PKS Sampai Tuntas, Kekerasan Seksual Bukan Sekedar Angka Bukan?

Diari

Ketika Agama Membela Korban: Keberpihakan Islam dalam Isu Aborsi  Ketika Agama Membela Korban: Keberpihakan Islam dalam Isu Aborsi 

Ketika Agama Membela Korban: Keberpihakan Islam dalam Isu Aborsi 

Muslimah Talk

When Life Gives You Tangerines: Kisah Cinta, Kegigihan, dan Perjuangan When Life Gives You Tangerines: Kisah Cinta, Kegigihan, dan Perjuangan

When Life Gives You Tangerines: Kisah Cinta, Kegigihan, dan Perjuangan

Muslimah Talk

Film Bidaah: Hukum Meminum Air Basuhan Kaki Guru Film Bidaah: Hukum Meminum Air Basuhan Kaki Guru

Film Bidaah: Hukum Meminum Air Basuhan Kaki Guru

Muslimah Talk

juna hate speech perempuan juna hate speech perempuan

Chef Juna: Perempuan Memiliki Hak atas Tubuhnya dan Hate Speech yang Menimpa Perempuan

Muslimah Talk

Jangan Menormalisasi KDRT! Yuk Kenali Jenis-Jenis Marital Rape! Jangan Menormalisasi KDRT! Yuk Kenali Jenis-Jenis Marital Rape!

Jangan Menormalisasi KDRT! Yuk Kenali Jenis-Jenis Marital Rape!

Muslimah Talk

kedudukan perempuan kedudukan perempuan

Kajian Rumahan; Lima Pilar Rumah Tangga yang Harus Dijaga agar Pernikahan Selalu Harmonis

Keluarga

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

kedudukan perempuan kedudukan perempuan

Kajian Rumahan; Lima Pilar Rumah Tangga yang Harus Dijaga agar Pernikahan Selalu Harmonis

Keluarga

Fiqih Perempuan; Mengapa Perempuan sedang Haid Cenderung Lebih Sensi?

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

anhar palestina melahirkan penjara anhar palestina melahirkan penjara

Anhar al-Deek, Perempuan Palestina yang Nyaris Melahirkan di Penjara

Muslimah Talk

Connect