BincangMuslimah.Com – Karlina Supelli merupakan astronom perempuan Indonesia pertama. Ia dilahirkan di Jakarta pada 15 Januari 1958. Karlina merupakan peranakan Indonesia dan Belanda. Ia merupakan putri ke-11 pasangan Supelli dan Margaretha. Ayahnya adalah orang Sunda asli, sementara ibunya berkebangsaan Belanda. Sejak kecil ia punya kepribadian yang cenderung soliter. Hal itu disebabkan oleh lingkungan masa kecilnya. Ibunya adalah seorang berkebangsaan Belanda yang dalam kesehariannya kurang suka bergaul dan lebih memilih berada di rumah untuk membaca buku.
Tak hanya itu, saat pecah konfrontasi RI-Belanda dalam soal Papua Barat, posisinya sebagai anak keturunan sering menjadi bahan ejekan. Ketika sedang belajar sejarah di sekolah, ia dikatakan sebagai orang yang ketinggalan kapal saat kaum pengungsi Belanda pulang ke negaranya. Walaupun kata-kata itu dimaksudkan sebagai canda semata, namun ia sempat merasa kalau asal-usulnya dipertanyakan. Ia merasa tidak punya akar budaya. Jika ia pergi ke Belanda, ia disebut orang indo karena ayahnya orang Indonesia, sedangkan jika di Indonesia dia disebut penjajah
Setelah lulus SMA, Karlina melanjutkan pendidikannya Fakultas Matematika Ilmu Alam (MIPA) Jurusan Astronomi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Karlina memiliki minat yang sangat dalam terhadap fisika, matematika dan metafisika. Ia juga tertarik mendalami filsafat. Karlina melanjutkan pendidikannya hingga gelar doktor astronomi (MSc) di bidang Space Science yang diperoleh dari University College of London, Inggris. Sedangkan, ia juga memperoleh gelar doktor filsafat Universitas Indonesia. Pada tahun 1992, Karlina melanjutkan jenjang pendidikannya ke program Magister Filsafat Universitas Indonesia.
Awal pertemuannya dengan filsafat cukup menarik. Semula ia tidak berminat sama sekali pada filsafat. Suatu hari, Ninok Leksono Dermawan, sang suami yang berprofesi sebagai wartawan senior di harian Kompas, tidak bisa masuk kuliah. Saat itu suaminya sedang menempuh pendidikan untuk meraih gelar doktor di UI dan kebetulan juga satu mata kuliah dengannya. Sebagai istri, ia menawarkan untuk menggantikannya mengikuti kuliah filsafat dengan dosen Toetie Herawati. Setelah itu, ia merasa filsafat adalah ilmu yang menarik untuk ditekuni lebih lanjut.
Selain itu, Karlina menemukan hubungan antara semua ilmu yang dikuasainya melalui pendidikannya di jenjang program doktor Filsafat. Menurutnya pandangan bahwa hal-hal yang dianggap kebenaran ilmiah dalam kosmologi, sebenarnya hanya konstruksi benak manusia dan selalu berubah. Ia membuat judul disertasi “Kosmologi empiris konstruktif: Suatu Telaah Filsafat Ilmu Terhadap Asas Antropik Kosmologis”. Pada tahun 1997 ia merampungkan disertasinya di Universitas Indonesia. Sebelum masuk Filsafat, Karlina sangat tertarik pada Kosmologi. Dalam penelitiannya banyak menemukan pertanyaan mendasar yang tidak bisa dia temukan jawabannya secara empiris. Pada filsafat menurut Karlina, ia bisa menemukan jawaban dan penjelasan dari pertanyaan yang ia miliki.
Karlina Supelli juga merupakan sosok yang aktif dalam berorganisasi. Saat masih menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB), ia merupakan aktivis kampus yang menjadi Ketua Himpunan. Pada tahun 1998 saat reformasi, Karlina mendadak menjadi sorotan media karena ia menjadi salah satu aktivis perempuan yang memperjuangkan hak-haknya pada masa itu. Karlina sampai harus ditahan pihak berwajib di Polda selama 23 jam. Alasannya, Karlina ditahan karena didakwa dengan tuduhan melanggar Pasal 510 KUHP. Aksi Karlina dalam bidang kemanusiaan tak berhenti di sana. Setelah itu, bersama para tokoh pro pemberantasan korupsi Indonesia, Karlina juga melayangkan seruan dan kritikan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia memandang kepemimpinan SBY yang dinilai kurang kuat dalam membangun ketertiban hukum. Dalam aksi itu, para tokoh juga menandatangani sebuah surat seruan terhadap Penyelamatan Bangsa dan dukungan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengusut tuntas kasus korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M.Nazaruddin.
Berefleksi kembali perjalanan seorang Karlina sosok astronom perempuan pertama di Indonesia yang memberikan inspirasi bagi kita para perempuan untuk menjadi lebih baik. Perempuan tidak semata hanya berada di pintu yang sama. Perempuan sangat berhak menuntut hak-haknya seperti menempuh pendidikan, dan ikut berperan di tengah masyarakat. Karlina juga pernah mengungkapkan bahwa perempuan memiliki kemampuan berpikir yang sama dengan laki-laki. Jadi tidak menjadi suatu alasan bahwa perempuan menjadi halangan untuk berkembang di tengah masyarakat apalagi membangun negara yang sejahtera.