Ikuti Kami

Muslimah Talk

Hari Perempuan Internasional 2022: Wujudkan Keadilan Gender Lewat Pendidikan

Hari Perempuan Internasional
credit: photo from Female diverse faces of different ethnicity poster. Women empowerment movement pattern. International women’s day graphic in vector. Stock illustration

BincangMuslimah.Com – 8 Maret 2022 dijadikan momentum sebagai Hari Peringatan Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD). Peringatan ini diprakarsai oleh buruh perempuan di New York yang menuntut kesetaraan upah, pemangkasan jam kerja, dan hak bersuara dalam pemilu pada tahun 1908.  Lalu ditetapkan sebagai Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret tahun 1910 di Konferensi Buruh Perempuan Internasional.

Peringatan ini ditetapkan sebagai pengakuan dunia akan peran perempuan yang saat itu – bahkan hingga kini – masih dianggap sebagai manusia kelas dua. Ketidakadilan yang menimpa perempuan dalam berbagai sektor disebabkan oleh pemahaman patriarki yang mengakar pada manusia.

Pemahaman yang meletakkan perempuan berada di bawah tingkat laki-laki sehingga tidak mendapat akses dan pelayanan serta fasilitas yang setara dengan laki-laki. Tentu, ketidakadilan ini sangat merugikan pihak perempuan. Pemahaman ini terus mengakar dan tertanam pada pikiran manusia yang tidak hanya laki-laki tapi juga perempuan. Melalui pendidikanlah, patriarki secara tidak langsung diajarkan kepada generasi berikutnya.

Dari tahun ke tahun, Indonesia menunjukkan harapan dan kabar baik tentang eksistensi perempuan di publik. Para ahli di berbagai bidang tidak hanya diisi oleh laki-laki tapi juga oleh perempuan. Meski di sisi lain, kasus ketimpangan gender yang merugikan perempuan masih terus terjadi. Seperti KDRT, Kekerasan Seksual, dan bentuk diskriminasi atau subordinasi lainnya.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa perjuangan mewujudkan keadilan gender bukan hanya untuk perempuan, tapi juga laki-laki. Keadilan ini mengarah pada pemenuhan hak baik bagi perempuan maupun laki-laki. Bukan bertujuan untuk memposisikan perempuan di atas laki-laki. Pemenuhan yang berdasarkan pada kebutuhan masing-masing karena memiliki pengalaman yang berbeda.

Jika kita melihat jumlah persentase data dalam sektor pendidikan, Indonesia mengalami kemajuan dalam kesadaran pentingnya literasi dan pendidikan bagi perempuan. Terbukti dari jumlah persentase lulusan pendidikan taraf SLTA yang menunjukkan jumlah persentase perempuan di atas laki-laki. Meski di sisi lain ini juga menunjukkan kabar buruk yang artinya kesadaran menempuh pendidikan hingga tingkat tinggi mengalami ketimpangan antara laki-laki dan perempuan.

Baca Juga:  Janda dan Stigma Negatif yang Melekat

Terbukti dari Badan Pusat Statistik, terdapat 63,10% pada tahun 2018 perempuan dari seluruh penduduk Indonesia yang menyelesaikan pendidikan di taraf SLTA. Persentasenya lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang berjumlah 60,64%. Pada tahun berikutnya terdapat 59,75%, jumlahnya lebih tinggi dari laki-laki yang berjumlah 57,00%. Dan tahun 2020, terdapat 65,85% perempuan Indonesia yang berada di posisi atas laki-laki yang berjumlah 62,15%.

Selain itu, jumlah persentase pengajar dan tenaga kependidikan berdasarkan data Kemendikbud, terdapat 58% untuk perempuan dan 42% untuk laki-laki. Data yang menunjukkan angka perempuan mengungguli laki-laki.

Berkebalikan dari data itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika, rentang 2019-2021, persentase laki-laki yang melek huruf lebih tinggi daripada perempuan. Untuk laki-laki ada 97,48% pada tahun 2019, 97,45% pada tahun 2020, dan 97,43% pada tahun 2021. Sedangkan untuk perempuan jumlahnya lebih rendah yaitu, 94,33% pada tahun 2019, 94,55% pada tahun 2020, dan 94,65% tahun 2021.

Dari data tersebut terlihat bahwa kepedulian terhadap literasi dan pendidikan lebih mengedepankan laki-laki. Meskipun dari tahun ke tahun, penduduk berusia 15 tahun ke atas di Indonesia yang melek huruf meningkat, tapi jumlah perempuan masih terus berada di bawah laki-laki.

Jika data ini menjadi acuan untuk menilai harapan dan optimisme pendidikan yang adil gender, kita bisa berharap bahwa pendidikan yang non-patriarki bisa diajarkan di setiap lini pendidikan. Setiap generasi akan memiliki kesadaran bahwa perempuan yang menyandang profesi guru menunjukkan tingkat intelektual dan kemampuan mengajar juga dimiliki oleh perempuan.

Selain itu, generasi berikutnya akan sadar, bahwa perempuan juga bisa menjadi mitra dalam mewujudkan generasi yang lebih baik dalam ranah pendidikan. Sebuah lingkungan yang lebih luas cakupannya daripada keluarga. Asalkan para pendidik perempuan dan laki-laki juga terus memberi dorongan kepada murid-muridnya secara adil baik bagi laki-laki maupun perempuan untuk terus berkembang.

Baca Juga:  Pesan-pesan Kesetaraan Gender Gita Savitri: Penulis dan Vlogger Muslimah

Semoga pada peringatan Hari Peringatan Perempuan Internasional 2022 ini terus memberi optimisme kepada seluruh pihak akan pentingnya keadilan gender. Semoga kasus-kasus yang terjadi karena ketimpangan gender yang lebih banyak merugikan perempuan bisa terus berkurang. Selamat Hari Perempuan Internasional 2022!

Rekomendasi

hari ibu hak perempuan hari ibu hak perempuan

Hari Ibu dan Pengakuan Hak Perempuan dalam Islam

Ulama Perempuan yang Melajang Ulama Perempuan yang Melajang

Apakah Ulama Hanya Dari Kaum Lelaki?

Hari Perempuan Internasional Hari Perempuan Internasional

Hari Perempuan Internasional, Perempuan Memperjuangkan Apa Lagi?

hari perempuan internasional hari perempuan internasional

Hari Perempuan Internasional sebagai Awal Perjuangan Perempuan

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Muslimah Daily

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Ibadah

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect