Ikuti Kami

Muslimah Talk

Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya?

Hari Ibu dan Hari Lain, Apa Bedanya?
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com- Tanggal 22 Desember dikenal sebagai Hari Ibu Nasional di Indonesia. Pada hari ini, setiap anak berlomba-lomba untuk memberikan hadiah terbaik dalam rangka merayakannya. Adanya peringatan ini memberikan dampak positif karena menyadarkan para anak untuk memuliakan dan memberikan penghargaan.

Akan tetapi ironinya, sebagian anak menjadikan momen ini sebagai event tahunan. Dengan kata lain, melakukan penghormatan anak kepada ibu hanya pada hari itu saja, tidak pada hari lainnya. Sehingga muncul pertanyaan tentang antara hari ibu dan hari lain, apa bedanya?

Sejarah Penetapan

Afred Suci di dalam buku “Top Secret Konspirasi” halaman 3 menyebutkan bahwa salah satu latarbelakang dari penetapan hari ibu adalah berawal dari pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Adanya kongres ini, secara umum karena dorongan untuk memperjuangkan penghargaan kepada perempuan, bukan hanya perempuan yang berstatus sebagai orangtua. Karena yang sejatinya menjadi tujuan dari adanya hari ibu ialah agar mengenang hari tersebut sebagai semangat dan perjuangan perempuan. Yakni dalam upaya memperbaiki kualitas generasi dan kehidupan bangsa yang identik dengan perjuangan ibu sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Kendati demikian, keputusan penetapan hari ibu tidak langsung pada tahun itu juga. Melainkan baru terlaksana di dalam Kongres Perempuan Indonesia ke-III tahun 1938 yang kemudian mendapatkan legalisasi dari Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959.

Melalui sejarah singkat ini tergambar bahwa peringatan hari ibu sejatinya merupakan bentuk penghargaan kepada para perempuan atas perjuangannya yang sudah berkontribusi banyak dalam perbaikan kualitas bangsa baik ia adalah ibu yang membentuk karakter anak-anaknya, guru yang membentuk karakter muridnya dan seluruh perempuan yang tentunya sangat berperan di dalam kehidupan.

Baca Juga:  Hari Ibu dan Pengakuan Hak Perempuan dalam Islam

Memuliakan Tidak Hanya Satu Hari

Hari ibu memang dijadikan sebagai waktu untuk mengenang perjuangan dan memberikan penghargaan. Sehingga sah-sah saja jika pada hari tersebut, banyak anak yang memberikan hadiah, kue, bunga dan hal-hal lainnya yang menyenangkan hati ibu mereka.

Akan tetapi ada baiknya, bentuk penghormatan dan sikap memuliakan ini tidak hanya berlangsung satu hari saja. Karena setiap hari semestinya kita berbakti atas setiap pengorbanan dan perjuangan yang sudah para ibu lakukan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Luqman [31]: 14:

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu; hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Di dalam Tafsir al-Thabary juz 21 halaman 137, Imam al-Thabari menyebutkan bahwa Allah mengingatkan bahwa setiap anak wajib memperlakukan orang tuanya dengan baik. Terutama ibunya yang sudah mengandung, melahirkan dan membesarkannya. Di samping juga ada sang ayah yang selalu berjuang untuk mencukupi kebutuhannya.

Memberi Penghargaan dan Penghormatan Setiap Hari

Jika melihat dari spirit penetapannya, maka seharusnya memberikan penghargaan dan penghormatan tidak hanya hanya satu hari saja. Karena perjuangan seorang ibu bukan hanya dalam hal membentuk karakter dan mencerdaskan saja, tetapi lebih dari itu, sosok tersebut juga mempertaruhkan hidupnya untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya.

Sehingga, dalam peringatannya, ada 2 hal besar yang seharusnya kita pahami. Pertama, hari ibu bukan hanya untuk perempuan yang sudah memiliki anak saja, tetapi juga kepada seluruh perempuan yang sudah berdedikasi dalam kehidupan baik untuk anaknya, suaminya, atau orang tuanya. Poin ini kiranya memberikan angin segar kepada para perempuan yang belum memiliki anak. Sehingga mereka juga merasa dihargai untuk setiap perjuangannya.

Baca Juga:  Memaknai Hari Ayah: Peduli Kesehatan Mental Kepala Keluarga yang Kerap Terabaikan

Kedua, pada hari tersebut memang ajang untuk memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada ibu. Tapi seharusnya kebaikan dari seorang anak tidak hanya berlangsung satu hari saja. Melainkan pada seluruh hari agar tidak ada kata terlambat untuk para anak dalam berbuat baik kepada orang tuanya terutama ibunya.

Dengan demikian sejatinya tidak ada perbedaan antara hari ibu dan hari lain jika mengaitkan dengan sikap untuk berbuat baik, memuliakan dan memberikan penghargaan. Akan tetapi, pada hari tersebut bisa menjadi sebagai hari untuk para anak kembali mengenang. Mengingat jasa dan merefleksikan perjuangan para perempuan terutama ibu sebagai pengingat untuk bisa berbuat baik kepada beliau setiap harinya di sepanjang tahun.

 

 

Rekomendasi

Peringatan Hari Ibu: Apresiasi Terhadap Eksistensi Perempuan Peringatan Hari Ibu: Apresiasi Terhadap Eksistensi Perempuan

Peringatan Hari Ibu: Apresiasi Terhadap Eksistensi Perempuan

Ibu Said Nursi fathimah membersihkan punggung ayah Ibu Said Nursi fathimah membersihkan punggung ayah

Nuriye, Sosok Ibu di Balik Nama Besar Badiuzzaman Said Nursi

Menjadi Ibu pilihan perempuan Menjadi Ibu pilihan perempuan

Menjadi Ibu Adalah Pilihan Perempuan

hari ibu hak perempuan hari ibu hak perempuan

Hari Ibu dan Pengakuan Hak Perempuan dalam Islam

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Haruskah Wudu Kembali Ketika Terkena Najis Haruskah Wudu Kembali Ketika Terkena Najis

Haruskah Wudu Kembali Ketika Terkena Najis?

Ibadah

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Haruskah Imam Jamaah Perempuan Mengeraskan Bacaan dalam Shalat?

Ibadah

Parenting Islami : Betapa Berharganya Anak Bagi Orangtua? Ini Tiga Gambaran Al-Qur’an

Keluarga

Empat Nasihat Gus Dur untuk Putri Bungsunya

Diari

Perempuan Multitasking Dalam Pandangan Islam  

Kajian

Diskusi Cendekiawan Kontemporer Tentang Hadis Umur Pernikahan Sayidah Aisyah Diskusi Cendekiawan Kontemporer Tentang Hadis Umur Pernikahan Sayidah Aisyah

Diskusi Cendekiawan Kontemporer Tentang Hadis Umur Pernikahan Sayidah Aisyah

Kajian

Perempuan dalam Belenggu Terorisme

Kajian

Hukum Sholat Berjamaah Dengan Imam Anak Kecil Hukum Sholat Berjamaah Dengan Imam Anak Kecil

Hukum Salat Berjamaah Dengan Imam Anak Kecil

Ibadah

Trending

Perempuan Memakai Anting-anting, Sunnah Siapakah Awalnya?

Muslimah Daily

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Haruskah Imam Jamaah Perempuan Mengeraskan Bacaan dalam Shalat?

Ibadah

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Hijab Menurut Murtadha Muthahhari Hijab Menurut Murtadha Muthahhari

Lima Trik agar Poni Rambut Tidak Keluar Jilbab

Muslimah Daily

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Kapan Kita Dianjurkan Bertasbih?

Ibadah

ummu haram periwayat perempuan ummu haram periwayat perempuan

Asma’ binti Umais : Perempuan yang Riwayat Hadisnya Tersebar dalam Kutub As-Sittah

Muslimah Talk

Empat Nasihat Gus Dur untuk Putri Bungsunya

Diari

Karir Perempuan dalam Pandangan Islam  

Kajian

Connect