Ikuti Kami

Kajian

Tafsir al-Kahfi: Kisah Pemilik Kebun dan Temannya

Kisah Pertemuan musa khidir

BincangMuslimah.Com – Surat al-Kahfi adalah surat yang khas dengan cerita para pemuda yang bersembunyi di balik goa. Selain itu, surat ini memiliki beberapa faidah jika dibaca setiap Jumat. Ternyata, kisah di dalamnya tidak hanya itu, tapi juga beberapa kisah yang bisa dipetik pelajarannya. Salah satunya adalah tentang kisah pemilik kebun dan temannya.

Dalam surat al-Kahfi ayat 32-44 diceritakan tentang dua orang yang satu di antaranya kafir dan lainnya beriman. Seorang yang kafir itu dianugerahi oleh Allah dua kebun yang subur dan lebat tumbuhannya. Tidak diketahui persis siapa dua orang itu, dari bangsa mana, dan pada zaman siapa.

Tapi dalam kitab Tafsir al-Bahr al-Muhith karya Abu Hayyan (W. 1344 M) menampilkan beberapa pendapat ulama mengenai identitas kedua orang tersebut. Dikatakan bahwa kedua orang tersebut berasal dari bani Makhzum yang bernama al-Aswad bin Abdu al-Aswad bin Abdu Yalil yang kafir, dan seorang lainnya yang beriman bernama Abdullah bin al-Aswad.

Sedangkan pendapat Ibnu Abbas dua orang yang diceritakan dalam ayat ini berasal dari Bani Israil. Seorang yang kafir bernama Phertus, sedangkan yang beriman bernama Yahudza. Keduanya, berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas, merupakan dua anak raja dari kalangan Bani Israil yang sama-sama memiliki harta. Namun salah satunya menginfakkan hartanya di jalan Allah, sedangkan satu ayang kafir mengkufuri nikmat Allah dan terlena dengan urusan duniawi.

Kebun yang dianugerahi oleh Allah kepada orang yang kafir itu tumbuh lebat sekali, penuh dengan buah-buahan, seperti yang dijelaskan pada ayat 34. Ia juga dianugerahi harta yang berlimpah ruah. Lantas, dengan itulah sang kafir menyombongkan diri kepada yang beriman dan mengatakan apa yang ia miliki lebih banyak daripada miliknya.

Baca Juga:  Patriarkis: Sebuah Upaya Pembiasan Tafsir

Dalam tafsir karya Imam Thabary, dikatakan bahwa pemuda yang kafir ini tidak hanya sombong kepada temannya, tapi juga kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kebun yang lebat kepadanya. Ia mengingkari adanya hari pembalasan dan hari akhir. Ia menganggap bahwa hartanya akan kekal.

Anggapan itu kemudian melahirkan bantahan yang dia anggap bahwa Allahlah yang sebenarnya menganugerahi kebun itu dan menumbuhkan buah dan sayur di dalamnya. Meskipun begitu, jika benar adanya hari ia dikembalikan ke kehidupan yang lebih kekal yang sebenarnya ia juga tidak begitu yakin, ia merasa akan mendapatkan hidup yang lebih baik dari hari itu.

Lalu terjadilah percakapan antara kafir dan mukmin itu. Sang mukmin mengatakan dan mengingatkan kawannya yang tidak beriman itu. Mengingatkan bahwa dirinya pun tercipta dari tanah dan mani lalu dibentuk sedemikian rupa sempurnanya. Maka tidak pantas baginya untuk sombong dan melakukan syirik.

Sang mukmin mendeklarasikan keimanannya dan ketauhidannya dengan mengatakan,

لٰكِنَّا۠ هُوَ اللّٰهُ رَبِّيْ وَلَآ اُشْرِكُ بِرَبِّيْٓ اَحَدًا

Tetapi aku (percaya bahwa), Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan Tuhanku dengan sesuatu pun.

Sang mukmin mengingatkan lagi agar temannya menyadari bahwa apa yang dimilikinya saat ini adalah anugerah Allah semata. Sang mukmin jika tidak minder jika disebutkan bahwa hartanya lebih sedikit, karena apa yang ia pegang saat itu hanyalah titipan Allah.

Sampai kemudian Allah mengirimkan azab untuk sang kafir dengan mengirimkan petir kepada kebunnya sehingga hancur tak tersisa. Lalu sang kafir membolak-balikkan kedua tangannya karena menyadari semua hartanya telah hancur. Ia pun menyesal atas keyakinan dan pernyataannya yang salah. Lalu mengatakan andai saja dahulu ia tak menyekutukan Tuhan. Namun semua terlambat.

Baca Juga:  Amalan Zikir Basmalah dan Rahasia di Setiap Bilangan Bacaannya

Sampai pada ayat 44, Allah berfirman bahwa pertolongan semata dari Allah. Dan Allah lah pemberi pahala serta pemberi balasan terbaik,

هُنَالِكَ الْوَلَايَةُ لِلّٰهِ الْحَقِّۗ هُوَ خَيْرٌ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ عُقْبًا

Di sana, pertolongan itu hanya dari Allah Yang Mahabenar. Dialah (pemberi) pahala terbaik dan (pemberi) balasan terbaik.

Demikian kisah dari surat al-Kahfi tentang dua orang pemuda yang kafir dan beriman. Ini menunjukkan bahwa harta bukanlah sumber kebahagian mutlak dan segala-galanya. Semua yang ada pada diri manusia termasuk harta adalah titipan Allah. Wallahu a’lam bisshowab.

 

 

 

 

 

Rekomendasi

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

Toleransi Tidak Terbatas untuk Non-Muslim Toleransi Tidak Terbatas untuk Non-Muslim

Tafsir Surah al-Mumtahanah Ayat 8: Menghormati Pemeluk Agama Lain

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect