BincangMuslimah.Com – Alur kehidupan manusia memang tak ada yang mengetahui kecuali Allah. Bahkan manusia yang telah berencana sedemikian detailnya, seringkali tak mencapai hasil. Itu semua tak lepas dari Kuasa Allah yang jauh di atas kuasa kita. Meski manusia punya kuasa atas dirinya, tapi kuasa itupun akan kalah oleh Yang menciptakan kuasa itu. Kegagalan seringkali mengantarkan kita pada sikap berprasangka buruk, padahal berprasangka baik pada Allah akan melahirkan kebahagiaan.
Sikap berprasangka baik, meski nampaknya tak berbeda hasilnya jika kita melakukan sebaliknya karena merasa apapun yang diusahakan tetap dikembalikan pada Allah, setidaknya prasangka baik akan melahirkan tindakan-tindakan baik. Dan tindakan-tindakan baik akan melahirkan kebahagiaan untuk diri kita bahkan orang sekitar.
Allah berfirman melalui hadis qudsi:
أنا عند ظن عبدي بي
artinya: Aku sesuai prasangka hamba-Ku.
Jika seorang hamba yakin sepenuhnya bahwa apa yang Allah tentukan akan melahirkan hasil yang baru, bahkan lebih dari yang awalnya kita inginkan, maka hamba tersebut akan menjalani hari dengan semangat dan optimis. Kesulitan bahkan kadang menjadikan kita mengerti makna hidup. Menjadikan kita terasa dekat dengan pemilik kehidupan. Kadangkala, manusia lupa saat ia senantiasa berada di puncak keberhasilan. Merasa semuanya aman dan baik-baik saja, bahkan kadang menganggap bahwa keberhasilan yang ada di genggamannya adalah hasil jerih payah sepenuhnya.
Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surat al-Insyirah. Sebuah surat untuk meyakinkan Nabi Muhammad bahwa perjuangannya dalam dakwah akan berbuah manis, persis seperti apa yang saat ini kita peroleh sebagai umat Nabi. Allah berfirman dalam surat al-Insyirah ayat 5:
فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ
Artinya: Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.
Allah firmankan itu langsung pada Nabi Muhammad dan juga tentunya kemudahan itu tak sebatas diperoleh oleh Nabi saja, tapi juga umatnya yang mengalami kesulitan. Setelah lelah ada rehat, setelah sulit ada mudah, setelah duka ada suka. Semua bergantian, tak selamanya sedih, juga bahagia itu tidak abadi.
Bahkan Allah kembali menegaskan di ayat berikutnya:
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ
Artinya: sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.
Penekanan ini menunjukkan bahwa betapa Allah tidak membiarkan hambaNya terus-terusan berada dalam kesulitan. Allah menciptakan kesulitan itu bersama kemudahan yang perlu terus kita perjuangkan dan kita yakini adanya.
Kesulitan yang dihadapi hendaknya adukan saja pada Allah, bukan lewat media sosial atau bahkan sampai mengutuk kehidupan. Saat berdoa pun harus disertai lapang dan benar-benar merasa butuh hingga tak bosan untuk terus meminta. Karena sejatinya manusia adalah hamba yang memohon kepada Sang Pemberi.
Nabi Muhammad pun telah bersabda, mengingatkan hamba-Nya agar mengadukan kesulitan hanya kepada Allah. Disebutkan dalam sebuah hadis:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ بَشِيرٍ أَبِي إِسْمَعِيلَ عَنْ سَيَّارٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِالنَّاسِ لَمْ تُسَدَّ فَاقَتُهُ وَمَنْ نَزَلَتْ بِهِ فَاقَةٌ فَأَنْزَلَهَا بِاللَّهِ فَيُوشِكُ اللَّهُ لَهُ بِرِزْقٍ عَاجِلٍ أَوْ آجِلٍ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar] telah menceritakan kepada kami [Abdurrahman bin Mahdi] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Basyir Abu Isma’il] dari [Sayyar] dari [Thariq bin Syihab] dari [‘Abdullah bin Mas’ud] berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Barangsiapa tertimpa kesusahan lalu mengeluh-ngeluhkannya kepada manusia maka kesusahannya tidak akan tertutupi dan barangsiapa tertimpa kesusahan lalu mengeluh-ngeluhkan kepada Allah, hampir saja Allah memberinya rizki, cepat atau lambat.” (HR. At-Tirmizi)
Hadis tersebut menerangkan bahwa berkeluh kesah kepada manusia tidak akan membuahkan hasil. Tapi mengadukannya pada Allah akan melahirkan kemudahan. Pengalaman manusia sebagai hamba Allah yang mengalami kemalangan akan berbuah pahala bila dihadapi dengan tabah.
Allah tentu akan mencatat tiap apa yang dilakukan hamba-hambaNya di kala duka maupun suka. Janganlah ragu atau putus asa, teruslah memohon sambil senantiasa berprasangka baikpada Allah. Karena berprasangka baik akan melahirkan kebahagian dan perasaan positif, sedangkan berpasangka buruk akan menghasilkan hal yang sebaliknya.