BincangMuslimah.Com – Kita pasti sudah mendenga rkan bukan kisah dari siti Maryam, seorang perempuan yang begitu teguh dan taat dalam beribadah kepada Tuhannya, bahkan Allah mencantumkan kisah Maryam dalam Al-Qur’an dan menajdikannya sebagai salah satu perempuan paling mulia pada masanya. begitu pula anak yang lahirkannya bernama Isa ‘Alaihissalam. Kesabaran juga ketaatan siti Maryam dan Nabi Isa kepada Allah, ternyata juga hasill dari buah kesabaran dan doa Hannah binti Gaqudz yang tak lain adalah ibunda dari Siti Maryam.
Hannah ibunda Maryam adalah seorang perempuan ahli ibadah yang tumbuh dari lingkungan yang baik pula. Hannah menikah dengan lelaki bernama Imran bin Yashum, seorang pemimpim dari kota palestina. Setelah menikah dengan Imran, Hannah selalu berdoa dan berikhtiar agar Allah memberinya keturunan. Bahkan sampai usianya yang sudah mendekati senja, mereka belum juga dikarunia seorang anak.
Sampai suatu ketika, saat Hannah berteduh di bawah pohon, Hannah melihat seekor burung sedang memberi makanan kepada anak-anaknya. Hatinya tergerak ingin memiliki anak. Hannah beserta suaminya Imran, sudah melakukan berbagai cara untuk bisa memiiki anak. Dari sini hannah menyadari, bahwa hanya Allah yang mampu memberikannya seorang anak. Kemudian dengan niat yang bersungguh-sungguh, hannah berserta suaminya memohon setiap hari agar diberikan keturunan.
Akhirnya harapan yang telah lama diinginkannya menjadi kenyataan. Allah meniupkan ruh dalam rahim Hannah. Pasangan suami istri tersebut lantas bersyukur dan memuji Allah.
Sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah, Hannah bernazar bahwa anak yang dikandunganya akan dijadikkannya sebagai anak sholeh yang akan mengabdikan dirinya dalam beribadah kepada Allah di tempat peribadatan, dan tidak mengurusi perbuatan yang bersifat duniawi.
Ketika hari yang telah dinanti tiba, Hannah pun melahirkan. Namun, ternyata Hannah melahirkan bayi perempuan bukan laki-laki sebagaimana yang diharapkannya,agar kelak bayi tersebut bisa mengabdikan dirinya di Baitul Maqdis atau tempat peribadatan. Lantas Hannah berkata dan berdoa sebagaimana yang dicantumkan dalam surah al-Imran ayat 36 yang berbunyi:
فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ ۖ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Maka tatkala istri `Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaithan yang terkutuk.”
Ketika Hannah telah mengetahui bahwa bayi yang dikandungnya adalah bayi perempuan, maka Hannah tetap menunaikan nazarnya, walaupun anak perempuan tidak sama dengan anak laki-laki, seperti ungkapannya dalam ayat tersebut. Dalam kitab Tafsir Jalalain karangan Jalaluddin al-Mahalli dan as-Suyuthi menafsirkan bahwa ketika Hannah telah melahirkan, ternyata bayinya perempuan, sedangkan Hannah mengharapkan anak laki-laki.
Karena yang biasa dibaktikan di masjidil haram hanyalah anak laki-laki. Oleh sebab itu hana mengatakan bahwa anak laki-laki tidaklah sama dengan anak perempuan. Dan Allah lebih mengetahuinya. Kemudian Hannah berdoa agar anak serta keturunnnya dijauhkan dari gangguan setan.
Dari doa Hannah untuk anak serta keturunanya, memberikan pengajaran kepada umat Rasulullah, bahwa setiap orang tua juga harus memohon kepada Allah agar anak beserta keturunanya juga selalu dalam lindungan Allah dan terhindar dari godaan setan.