Ikuti Kami

Diari

Bukan Cengeng: Menangis adalah Hak Setiap Orang Tidak Hanya Perempuan

BincangMuslimah.Com – Suatu kali ada seorang laki-laki yang dilanda perasaan rasa sedih. Bola matanya bergetar dan air mata hampir tergenang. Tadinya ia mengira jika air mata mungkin bisa saja akan segera jatuh. Didukung pula karena hatinya saat ini terasa teramat getir. Namun urung terjadi karena seorang kawan dari laki-laki yang tengah bersedih itu sekoyong-koyongnya datang tertawa. Lalu ia berkata, cengeng amat bro,sudah macam perempuan!

Alhasil, laki-laki itu terdiam dan berusaha menahan tangis sekuat tenaga.

Sebenarnya ada dua hal yang ia pertanyakan. Apakah dengan menangis memang menjadikan dirinya sebagai manusia yang cengeng. Kedua, lalu kenapa pula dengan perempuan? Dan apa salahnya jika ada perempuan atau laki-laki menangis ketika ada sesuatu yang menyedihkan hati? Namun pertanyaan itu terkubur karena ia tak ingin memunculkan perdebatan panjang.

Kisah di atas adalah satu dari sekian ribu realita yang sering kita temui. Sebagian besar laki-laki sering kali berjuang keras menahan air mata mereka jatuh agar tidak dicap sebagai manusia yang cengeng atau dijuluki perempuan. Mungkin sering pula nampak oleh kita saat ada anak laki-laki menangis, para orangtua atau pun ibu mendiamkan tangis sembari berkata anak laki-laki kok nangis

Padahal tidak ada yang salah dengan itu.
Menangis adalah salah satu upaya healing pada hati saat emosi sedang berada di ubun-ubun. Atau rasa sedih sudah tumbuh menjulang teramat tinggi. Menangis juga dipercaya meredakan stres dan rasa sakit karena ada hormon yang muncul seperti oksitosin atau endorfin.

Selain itu dikutip dari Tirto.id penulis buku bertajuk Crying: The Mistery of Tears sekaligus ahli syaraf yaitu Dr. William H. Frey II mengungkapkan jika tangisan bukan sekadar respon spontan dari kesedihan saja. Namun juga berpengaruh bagi kesehatan.

Baca Juga:  Lelaki Membuat Perempuan Menangis, Bagaimana Pandangan Islam?

Air mata dalam tangisan kita mengandung zat lisosim dengan mamfaat dapat membunuh kuman yang bercokol pada bola mata. Lisosim ini juga dapat melindungi mata kita dari mikroba yang dapat menganggu kesehatan mata. Selain itu ‘membasahi’ mata sangat diperlukan. Jika mata kering, maka timbullah iritasi.

Sayangnya di Indonesia masih memandang menangis merupakan salah satu bentuk dari ketidakberdayaan dan kelemahan. Cengeng! Perempuan pun kena dampaknya yaitu stigma. Perempuan dipandang sebagai makhluk yang teramat lemah, gampang terombang-ambing dan rapuh jika mendapat sedikit tekanan. Jadi wajar saja jika intensitas ‘berurai air mata’ lebih banyak ketimbang laki-laki.

Nyatanya menangis bukan hanya milik perempuan saja. Semua manusia punya hak untuk menangis. Secara ilmiah, perempuan mungkin memang berpotensi akan lebih sering menangis. Hal ini juga difaktori oleh kondisi biologis. Saluran air mata milik laki-laki memang lebih besar ketimbang perempuan sehingga mampu menahan air mata untuk tidak jatuh. Selain itu laki-laki punya hormon testosteron yang menyebabkan laki-laki rawan untuk tidak menangis.

Di luar dari kondisi biologis, tentu saja laki-laki punya hak yang sama untuk boleh menangis. Begitu pula dengan perempuan. Seseorang yang spontan mengeluarkan air mata adalah wajar. Bahkan tanpa kita sadari, dahulu tangisan menjadi alat komunikasi yang cukup efektif di masanya. Seperti saat masih bayi atau kanak-kanak.

Saat belum mengenal bahasa dan pandai bicara, manusia saat masih bayi adalah cara untuk memberitahukan kepada para orangtua apa yang mereka inginkan. Entah saat itu sedang merasa lapar, sedih, atau merasa sakit. Sampai sekarang menangis juga dipakai sebagai sarana komunikasi. Seperti untuk menunjukkan apa yang tengah dirasakan kepada orang lain.

Baca Juga:  Tapak Tilas Jejak Mahaguru Ulama Nusantara di Kakap Darat (Eps. 2)

Tanpa kita sadari, tangisan juga digunakan sebagai media komunikasi antara hamba dengan sang pencipta. Saat semua persoalan menyesakkan dunia, hati dan pikiran pun tersuruk-suruk ingin mencurahkan segalanya dengan mengadu pada Allah SWT.

Entah dalam sebuah perenungan atau sholat di tengah malam. Jiwa turut terpekur memikirkan segala amal perbuatan yang seringkali hanya sebatas ucapan namun prilaku berbuah dosa teramat lancar dilakukan. Maka air mata tak kuasa terbendung sembari memohon ampun dan hidayah kepada-Nya.

“Dan mereka yang menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk..” (Q.s Al-Isra : 109)

 

Rekomendasi

Kesalahan Perempuan Memakai Mukena Kesalahan Perempuan Memakai Mukena

Bolehkah Menangis saat Shalat?

islam melihat pengalaman perempuan islam melihat pengalaman perempuan

Lelaki Membuat Perempuan Menangis, Bagaimana Pandangan Islam?

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan CariUstadz Dakwah Perspektif Perempuan

Berkolaborasi dengan KUPI, CariUstadz Tingkatkan Dakwah Perspektif Perempuan 

Berita

yukabid perempuan nabi musa yukabid perempuan nabi musa

Yukabid, Sosok Perempuan di balik Kisah Nabi Musa

Khazanah

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Sekilas tentang Sholihah Wahid Hasyim, Ibunda Gusdur

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Trending

Surat Al-Ahzab Ayat 33 Surat Al-Ahzab Ayat 33

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Doa berbuka puasa rasulullah Doa berbuka puasa rasulullah

Beberapa Macam Doa Berbuka Puasa yang Rasulullah Ajarkan

Ibadah

Connect