BincangMuslimah.Com – Dalam pandangan Islam, anak adalah salah satu karunia terbesar Allah Swt. yang hanya diberikan kepada pasangan-pasangan yang dipercaya untuk mengemban tugas sebagai orang tua. Atas dasar itulah, maka anak bisa disebut sebagai amanah dari Allah Swt. untuk para orang tua. Mereka mendapat tugas untuk mendidik anak-anaknya sebaik mungkin.
Artikel ini akan berusaha menuliskan tentang beberapa metode mendidik anakdalam Islam yang disarikan dari pendapat para ahli pendidikan, bersumber dari perilaku yang dicontohkan Rasulullah Saw. semasa hidupnya.
Sebelum masuk ke dalam metode mendidik anak, kita mesti mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor yang memengaruhi tumbuh kembang anak. Di antaranya;
Pertama, faktor hereditor berupa keturunan atau warisan dari kedua orangtua dan seterusnya. Biasanya diturunkan melalui kromosom.
Kedua, faktor lingkungan, baik lingkungan yang kongkrit seperti manusia, tumbuhan, hewan, dan lain-lain serta lingkungan abstrak berupa situasi ekonomi, sosial, politik, budaya, adat istiadat, dll. Keduanya bisa memberikan kontribusi positif atau pun negatif bagi proses perkembangan anak.
Abd al-Fattah Abu Ghudda dalam bukunya yang berjudul Al Rasûl Al Mu’allim wa Asâlibihi fi al Ta’lîm menuliskan bahwa dalam proses pengajaran Rasulullah Saw. selalu menggunakan metode-metode yang beliau nilai paling baik, tepat sasaran, sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik, mudah dipahami dan dicerna akal, dan yang tidak kalah penting gampang diingat.
Setidaknya, ada enam metode mendidik anak dalam Islam yang telah dicontohkan Rasulullah Saw. sebagai berikut:
Pertama, metode dialog Qurani dan Nabawi. Maksud dialog dalam metode ini adalah pembicaraan diantara dua orang atau lebih melalui tanya jawab yang di dalamnya ada kesatuan inti pembicaraan. Sehingga, dialog yang dilakukan berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pemikiran antarmanusia. Ada beberapa bentuk dialog dalam Al-Qur’an yaitu khitabi, ta’abuddi, deskriptif, naratif, argumentatif, dan nabawiyah.
Kedua, metode kisah Al-Qur’an dan nabawi. Metode kedua ini berupa cara mendidik anak melalui media cerita tentang kisah-kisah teladan yang ada di dalam Al-Qur’an maupun pada masa Islam generasi pertama. Dalam Al-Qur’an Allah Swt. berfirman: “Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu.” (Q.S.Yusuf [12]:3)
Ketiga, metode keteladanan. Keteladanan adalah salah satu metode yang paling efektif dalam mendidik anak. Tanpa keteladanan, orang tua akan sulit mendapatkan ketaatan mutlak dari anaknya. Rasul dan tokoh baik lain yang terdapat dalam Al-Qur’an adalah suri tauladan dalam setiap detik kehidupan. Rasulullah Saw. sendiri mengajar dengan memberi contoh atau teladan.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa: “Rasulullah Saw. senantiasa bangun untuk salat malam (tahajud) sehingga kedua mata dan kakinya bengkak. Lalu beliau ditanya: ‘Bukanlah Allah telah mengampuni segala dosamu yang telah lalu dan yang akan dating?’ Nabi menjawab: ‘Apakah tidak pantas aku menjadi hamba yang bersyukur?’”.
Keempat, metode praktik dan perbuatan. Metode ini adalah sebuah metode pendidikan dengan cara mengajari anak langsung tanpa memberikan teori yang bertele-tele. Metode ini bisa dipakai dalam mengajarkan adab kegiatan keseharian, misalkan cara makan dan minum. Dalam sebuah riwayat dikisahkan: “Dari Ibnu ‘Abbas r.a., sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: ‘Akrabillah anak-anak kamu dan didiklah mereka dengan adab yang baik’,” (H.R. Tabrani)
Kelima, metode ibrah dan mau’izzah. Dalam metode ini, anak diajak orang tua untuk bisa mengambil setiap pelajaran atau hikmah dari setiap peristiwa kehidupan yang dialami anak. Ini serupa dengan refleksi dan introspeksi. Orang tua mesti menekankan bahwa selalu ada sisi positif dan negatif dalam setiap hal yang terjadi.
Keenam, metode targhib dan tarhib. Istilah lain dari metode ini adalah reward and punishment. Melalui metode ini anak akan mengetahui konsekuensi dari setiap keputusan dan perbuatan yang diambil.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa: “Dahulu Rasulullah Saw. membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan sejumlah anak-anak pamannya, Al Abbas ra. dalam satu barisan, kemudian beliau bersabda: “Barang siapa yang paling dulu sampai kepadaku, maka dia akan mendapatkan anu dan anu.” Mereka pun berlomba lari menuju ke tempat Nabi saw. berada. Setelah mereka sampai kepadanya, maka ada yang memeluk punggungnya dan ada pula yang memeluk dadanya dan Nabi saw. menciumi mereka semua serta menepati janjinya kepada mereka.” (H.R. Ahmad)
Kehadiran anak adalah harapan terbesar pasangan suami-istri untuk menghiasi kehidupan rumah tangga. Banyak diantara mereka yang mesti menunggu hingga berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Tapi, benarkah mempunyai anak adalah sebuah keharusan? Bagaimana apabila orang tua yang memiliki anak tak bisa mendidik anaknya dengan baik? Semoga, artikel sederhana ini bisa membantu pembaca untuk bisa memahami enam metode mendidik anak dalam Islam dan menerapkannya saat mendidika anak dalam kehidupan sehari-hari.[]