Ikuti Kami

Tanya Ustazah

Pakaian terkena Percikan Air Genangan, Apakah bisa untuk Salat?

Pakaian terkena Percikan Air Menggenang, Apakah bisa untuk Salat?
www.freepik.com

BincangMuslimah.Com-Salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan bagi umat muslim adalah tentang menjaga kesucian, termasuk kesucian pakaian. Perlu diingat, syarat sah salat terdiri dari 5 hal, yaitu sucinya badan dari hadas dan najis, menutup aurat menggunakan pakaian yang suci, berada di tempat yang suci, telah masuk waktu shalat, dan menghadap kiblat. Nah, sucinya pakaian berkaitan erat dengan sah atau tidaknya salat setiap muslim.

Di musim penghujan seperti sekarang ini, rawan sekali pakaian terkena percikan air saat melewati jalanan dengan air genangan. Apalagi untuk muslimah yang terbiasa memakai gamis panjang.  Air yang menggenang bisa jadi masih asli air hujan, tapi bisa juga  bercampur lumpur, kotoran hewan, atau najis lain sehingga susah untuk memastikan najis atau tidaknya. Percikan air kotor yang mengenai pakaian bisa membuat ragu, apakah pakaian yang kita pakai terkena najis? Dan apakah masih boleh menggunakan pakaian tersebut untuk salat?

Cara Menentukan Najis Atau Tidaknya Percikan Kotoran

Acuan untuk menentukan sikap ketika pakaian terkena percikan kotoran adalah dengan melihat jumlah percikannya. Jika percikannya banyak dan tidak mengetahui jumlah percikan tersebut dari hal yang najis atau ragu terhadap kesuciannya, maka hukum pakaian tersebut najis. Maka harus menyucikan pakaian yang terkena percikan kotoran terlebih dahulu sebelum memakainya untuk shalat.

Sebaliknya, jika percikan kotoran yang mengenai pakaian hanya sedikit, meskipun meyakini terdapat najis di dalamnya, maka percikan tersebut dimaafkan dan bisa menggunakan pakaian yang terkena percikan najis tersebut untuk shalat.

Hal ini mengacu pada ungkapan Al-Ghazali

يُعْذَرُ مِنْ طِيْنِ الشَّوَارِعِ فِيْمَا يَتَعَذَّرُ الإِحْتِرَازُ عَنْهُ غَالِبًا

“Pakaian yang terkena percikan lumpur maupun air di jalan karena sulitnya menghindarkan diri, maka hal ini dimaafkan.”

Baca Juga:  Menikahi Janda, Wajibkah Menafkahi Anaknya?

Nah, kategori banyak dan sedikitnya najis yang terpercik ke pakaian itu bagaimana ketentuannya? Merujuk pada pendapat Wahbah Az Zuhaili, Menurut mazhab Syafi’i, golongan najis yang dima’fu atau dimaafkan adalah najis yang tidak sampai terlihat oleh mata normal.  Dalam buku Fiqh Ibadah dalam Kehidupan karya Lailatul Badriyah, najis yang mendapat keringanan adalah najis yang tidak terlihat, tidak tercium, dan tidak terasa. Jika menerapkan pada kasus pakaian yang terkena percikan kotoran atau najis, jika percikan tersebut tidak terdeteksi oleh panca indera, maka masih tergolong ma’fu dan tidak perlu mempermasalahkan kesucian pakaiannya.

Jenis-jenis Najis yang Mendapat Keringanan

Sebagai bentuk kemudahan Islam, ketentuan tentang najis memiliki keringanan pada aspek-aspek tertentu. Sebab ada beberapa jenis najis yang sangat sulit untuk kita hindari, najis yang jumlahnya sedikit atau berbentuk percikan. Berikut jenis-jenisnya :

– Genangan air yang kotor hingga yang najis

– ⁠Darah, termasuk darah dari jerawat, bisul dan sejenisnya, serta darah nyamuk, kutu, dan hewan kecil yang tidak mengalirkan darah

– ⁠Nanah

– ⁠Kotoran hewan yang menempel di tempat kering maupun di air

– ⁠Muntah bayi

– ⁠Bangkai hewan yang darahnya tidak mengalir

– Percikan air kencing

– Penggunaan alkohol untuk medis atau pewangi

Jika demikian, bagi muslim yang menggunakan pakaian panjang, seperti gamis, rok, celana panjang, sebaiknya berhati-hati agar tidak terkena genangan air. Terutama jika sudah mengetahui genangan itu najis. Tetapi, apabila sudah berhati-hati dan masih terkena percikan air kotor bahkan air najis yang sedikit, maka bisa mendapat keringanan dan pakaian tersebut boleh untuk ibadah. Namun jika terkena genangan air najis yang banyak maka bisa berganti pakaian ketika salat atau menyucikan pakaian terlebih dahulu pada bagian yang terkena najis, baru kemudian menggunakannya untuk salat.

Baca Juga:  Kasur Terkena Ompol, Bagaimana Membersihkan Najisnya?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi

Pengertian Najis dalam Islam yang Perlu Kita Ketahui

Najis Ainiyah Hukmiyah Najis Ainiyah Hukmiyah

Najis Ainiyah dan Hukmiyah; Perbedaan Serta Cara Mensucikannya

Konsumsi Kotoran Pada Ikan Asin, Begini Hukumnya Konsumsi Kotoran Pada Ikan Asin, Begini Hukumnya

Konsumsi Kotoran Pada Ikan Asin, Begini Hukumnya

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Ditulis oleh

Komentari

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect